1. Home
  2. ยป
  3. Binatang
17 Februari 2019 13:20

Pameran dan lelang karya seni ini digelar untuk kesejahteraan satwa

Banyak satwa yang dipelihara tidak hidup seperti di alam aslinya Yani Andriansyah
foto-foto: Brilio.net/Yani Andryansjah

Brilio.net - Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Berbagai jenis flora dan fauna bisa ditemukan dari Sabang sampai Merauke.

Sayangnya, dari sekian banyak satwa yang ada, tidak sedikit masuk dalam daftar dilindungi karena keberadaannya terancam punah. Selain itu, tidak sedikit satwa yang sebenarnya masuk dalam daftar dilindungi dijadikan hewan peliharaan di rumah.

BACA JUGA :
10 Hewan ini punya gigi sangat tajam dan gigitannya mematikan


Cilakanya, hewan yang dipelihara tidak mendapatkan perlakuan sebagai mestinya, baik dari sisi pola pemberian makan hingga penempatan di dalam kandang. Yang jelas, satwa yang dipelihara tidak hidup seperti di alam aslinya.

Kondisi inilah yang membuat sejumlah lembaga berupaya agar satwa-satwa tersebut mendapatkan kesejahteraan sebagaimana mestinya. Salah satunya dilakukan Garda Satwa Indonesia dan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation yang baru-baru ini menghelat pameran seni dan lelang bertajuk A Life Worth Living.

BACA JUGA :
3 Mitos tentang ular ini salah kaprah menurut Panji Petualang

Pameran yang digelar sejak 1317 Februari 2019 di Function Hall Plaza Indonesia lantai 2 ini bertujuan untuk menggalang dana dan kepedulian bagi hewan peilharaan yang teraniaya di Indonesia serta orangutan yang hampir punah di Kalimantan. Pameran karya seni dipilih karena dianggap sebagai bahasa universal yang mudah dipahami.

Pameran ini menampilkan beragam karya seni yang melambangkan kehidupan hewan-hewan yang diselamatkan, direhabilitasi dan dikembalikan ke kehidupan yang lebih layak dan berkualitas oleh kedua lembaga tersebut. Maklum, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kekejaman terhadap satwa liar melalui perburuan liar dan perusakkan habitat serta satwa peliharaan di sekitar kita.

Pameran ini pun mendapat dukungan Nestudio, sebuah brand furnitur lokal Indonesia di bawah naungan PT Ciptakreasi Buana Persada bersama dengan Berriestore. Upaya ini dilakukan sebagai langkah mendukung usaha peningkatan kesadaran mengenai isu lingkungan hidup, serta karya seni yang dapat menjadi salah satu sarana meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap isu-isu sosial.

Kami sangat antusias dengan pameran ini, karena seperti yang diketahui area marga satwa BOS terletak di Kalimantan, yang terkenal dengan hutan tropis yang memiliki hamparan pohon kayu yang luas, ujar Felix Wirawan, Marketing Nestudio di sela-sela acara, Sabtu (16/2).

Cukup beralasan jika Nestudio terlibat dalam kegiatan ini. Pasalnya, perusahaan ini dalam menciptakan produk menggunakan legal wood. Karena itu sudah menjadi kewajiban untuk turut berpartisipasi pada event yang berkaitan dengan pelestarian alam.

Selain itu kami percaya furnitur dan karya seni yang dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan, tambah Felix.

Dalam acara ini Nestudio menghadirkan corner cantik dengan padu padanan beberapa koleksi produk furnitur yang bernuansa merah muda sebagai simbolisme kasih sayang dan kelemahlembutan yang menghadirkan harapan untuk lingkungan hidup dan kesejahteraan satwa yang lebih baik.

Pameran seni dan lelang A Life Worth Living diawali dengan peluncuran terbuka untuk khalayak umum lalu dilanjutkan dengan pembukaan resmi dan lelang khusus untuk para tamu undangan pada 13 Februari 2019 lalu.

Acara yang berlangsung selama 4 hari ini, juga dimeriahkan talkshow yang membahas hal-hal terkait perlindungan satwa, pameran karya seni amal, lelang ceria serta penampilan melukis langsung oleh Charles William Spencer.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags