Brilio.net - Kerja sama merupakan suatu bentuk aktivitas yang kerap didengungkan sebagai upaya efektif dalam menyelesaikan suatu permasalahan. "Segala sesuatu yang dikerjakan bersama-sama akan terasa lebih ringan" dirasakan dan diyakini kebenarannya banyak orang.

Studi terbaru berikut ini memberikan hasil yang agak berbeda dengan pandangan yang selama ini beredar. Dikutip dari Science Alert, tiga peneliti antara lain Jesse Shore (Boston University), Ethan Bernstein (Harvard Business School), dan David Lazer (Northeastern University), mengatakan tingginya keterhubungan antar rekan kerja adalah hal yang baik dalam mengumpulkan informasi, tapi tak berhasil baik dalam penemuan solusi kreatif suatu masalah.

Untuk percobaan mereka, para peneliti mengumpulkan 400 mahasiswa untuk berpartisipasi dalam permainan "detektif" selama 25 menit yang isinya merupakan skenario terorisme. Mereka dibagi ke dalam 16 kelompok, mulai dari "kerumunan tinggi" ke "kerumunan rendah".

Hasilnya, kolaborasi tidak menampakkan adanya keuntungan signifikan. Kelompok kerumunan tinggi 5 persen lebih efektif dalam mencari fakta dan petunjuk dalam permainan ini. Sementara itu, kelompok kerumunan rendah mengumpulkan hanya sedikit fakta dan petunjuk, namun mereka menghasilkan teori unik atau solusi 17,5 persen lebih  banyak.

Meskipun memiliki informasi lebih dalam, namun individu-individu di kerumunan tinggi memberikan hasil yang kurang produktif dibandingkan pekerja yang melakukan kerjanya sendirian.

"Ketika menafsirkan informasi untuk menarik kesimpulan, koordinasi mungkin tidak selalu menjadi hal terbaik," kata Shore. Menurut Shore, faktanya kerja sama selain memberi manfaat juga memiliki kelemahan, yang berarti tempat kerja harus bersegera mengoptimalkan teknologi informasi sebagai pendorong produktivitas.