Brilio.net - Suatu hari sang raja mengadakan sayembara menangkap matahari. Hal ini didasari oleh keluhan masyarakatnya yang merasakan betapa teriknya matahari kala itu. Hingga memasuki waktu yang ditentukan, tak ada seorang pun yang menyatakan kesanggupannya menangkap matahari. Sang Raja pun langsung menunjuk si cerdik Abu Nawas untuk menangani hal ini.

Abu Nawas langsung menyanggupi, namun dengan syarat disediakan ember berisi air dan sebuah tas besar yang dijamin tidak bocor. Abu Nawas meminta ember tersebut diletakkan di lapangan.

Si cerdik menghadap raja dan mengakui telah menangkap matahari. Untuk membuat raja percaya, Abu Nawas membawa salah seorang menteri ke lapangan untuk ditunjukkan hasil kerjanya "menangkap" matahari. Abu Nawas menunjukkan pada sang menteri tentang matahari yang sudah ditangkap dan dimasukkan dalam ember berisi air. Sang Menteri lantas menghadap pada sang raja untuk mengonfirmasi kebenaran pekerjaan yang sudah dilakukan Abu Nawas.

Sang raja tentu belum percaya, sebab panas matahari masih menyangat negerinya.

"Baiklah. Sekarang perintahkan pada Abu Nawas untuk membungkus matahari itu dan bawakan padaku," titah sang raja pada menteri yang menghadapnya.

Abu Nawas kemudian mengepak air berisi "matahari" tadi ke dalam tas, lantas dibawakannya pada sang raja.

"Saya telah membungkus matahari, Yang Mulia," tuturnya sambil meletakkan tas di depan raja.

"Hai Abu, lihat keluar. Matahari masih juga bersinar," sanggah sang raja tak percaya.

"Benar, Yang Mulia. Tapi sesungguhnya itu matahari kedua," timpal Abu Nawas.

"Hanya ada satu matahari di dunia ini," sahut raja.

"Anda benar, Yang Mulia. Jadi ketika matahari berhasil saya tangkap dunia menjadi gelap gulita. Maka Allah langsung menggantikannya dengan matahari yang baru," sanggah Abu Nawas.

Dalam kondisi yang masih terik itu Sang Raja mencoba mempercayai Abu Nawas dengan memastikan apa isi tas besar yang dibawa Abu Nawas itu. Dibukanya tas itu dan dia tidak menemukan matahari yang dikatakan Abu Nawas tadi.

Abu Nawas segera menjelaskan bahwa tas ini hendaknya dibuka di luar ruangan agar matahari yang telah ditangkap itu tak malu-malu menampakkan diri.

"Apa maksudmu Abu Nawas?" tanya raja.

Abu Nawas seketika membawa tas itu keluar istana. Dibukanya tas itu di bawah terik matahari, lantas berkata, "Ini dia matahari itu, Yang Mulia." Ternyata matahari yang "ditangkap" tadi tak lain adalah pantulan dari matahari pada permukaan air di dalam tas.

BACA JUGA:

Abu Nawas hampir digantung gara-gara mau terbang

Abu Nawas dan telur unta untuk obat Raja

Kecerdikan Abu Nawas selesaikan persoalan pembagian kambing

Ini penyebab kekalahan umat Muslim di Perang Uhud

Kisah Nabi Zakaria, tak henti-hentinya berdoa akhirnya dikaruniai anak

Ini asal usul nama Muhammad

Bukan Khadijah cinta pertama Muhammad, tapi ini lho wanita itu