Brilio.net - Beberapa dari kita pasti masih teringat dengan lagu semasa kecil 'Gundul-gundul pacul'. Namun tahukah kamu tembang yang sering kita anggap remeh tersebut ternyata mempunyai makna yang sangat dalam.

Meski di setiap buku lagu-lagu daerah nama RC Hardjosubroto tercantum sebagai pencipta lagu Gundul-Gundul Pacul, namun ada yang mengatakan konon lagu ini diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja.

Belum diketahui pasti kebenarannya. Tapi ternyata lagu tersebut ini mempunyai arti filosofis yang dalam dan sangat mulia.

Gundul gundul pacul cul, gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul, gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar

Begitulah lirik dari lagu dolanan anak yang sering kita nyanyikan saat masih kecil. Nah, mari kita lihat apa makna lagu tersebut seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber:

1. Gundul, pacul, gembelengan
Gundul adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala, jadi gundul adalah kehormatan tanpa mahkota.

Pacul adalah cangkul dalam bahasa Jawa. Pacul adalah alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.
Pacul digunakan sebagai lambang kawula rendah (sederhana), dari kebanyakan para petani.

Gembelengan mempunyai makna orang yang punya sifat besar kepala, sombong, dan suka bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

Lirik gundul-pacul-gembelengan bisa diartikan bahwa banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat, tetapi dia malah menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya, menggunakan kedudukannya untuk berbangga-bangga di antara manusia, dan menganggap kekuasaan itu karena kepandaiannya.

2. Nyunggi, wakul
Nyunggi adalah bahasa Jawa yang berarti memikul atau selalu mengangkat. Sedangkan wakul adalah dari kata bakul (tempat nasi) yang mempunyai simbol kesejahteraan rakyat, kekayaan negara, sumber daya, dan pajak adalah isinya.

Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat.
Kedudukannya di bawah bakul rakyat. Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul? Tentu saja pemilik bakul.

Lirik kedua yang berbunyi 'nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan' ini artinya adalah kepercayaan yang diberikan kepada rakyat kepada pemimpinnya. Namun sekarang ini justru masih banyak pemimpin yang lupa diri bahwa dia sejak awal sudah memikul amanah dari rakyatnya.

3. Wakul ngglimpang, segane dadi sak latar
Wakul ngglimpang berarti bakul yang berada di atas kepalanya tersebut jatuh. Sebab pada saat membawa bakul sikapnya malah seenaknya (gembelengan).

Segane dadi sak latar artinya nasi yang menjadi isi di dalam bakul tersebut jatuh. Akibatnya malah jadi berantakan di jalanan.

Amanahnya akan jatuh dan tidak bisa dipertahankan. sehingga kepemimpinannya itu berantakan sia-sia, tidak bisa bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat. Kalau sudah begitu gagal tugasnya mengemban amanah rakyat.

Jadi arti secara keseluruhan dari lagu ini adalah soal komitmen manusia bekerja. Ketika manusia masih anak-anak, kebiasaan bermain tentu adalah hal yang wajar. Namun setelah beranjak dewasa, orang tak bisa lagi bermain-main.

Apalagi jika seseorang sudah mengemban suatu tanggung jawab. Manusia dewasa yang masih saja 'bermain-main' dan bersikap semaunya sendiri bisa menimbulkan kekacauan yang berakibat dari tanggung jawab yang tak dilaksanakan dengan baik.