Jenis-jenis terasering.

 pengertian terasering dan jenis-jenisnya © berbagai sumber

foto: Unsplash/siamak djamei

Jika dilihat sekilas mungkin semua terasering akan terasa sama, namun ternyata terdapat beberapa jenis terasering yang dapat digunakan sebagai teknik bercocok tanam dan media konservasi tanah. Jenis-jenis terasering tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terasering datar.

Terasing datar atau terasering sawah adalah bangunan konservasi tanah berupa tanggul sejajar kontur dengan kemiringan lereng tidak lebih dari tiga persen dan dilengkapi dengan saluran di atas dan bawah tanggul.

Terasering datar dibuat tepat menurut arah garis kontur dan pada tanah yang permeabilitasnya cukup besar sehingga tidak terjadi penggenangan dan tidak terjadi aliran air melalui tebing teras. Pada dasarnya, terasering datar berfungsi untuk menahan dan menyerap air sehingga sangat efektif untuk konservasi air.

2. Terasering kredit.

Terasering kredit merupakan bangunan konservasi tanah berupa gabungan antara saluran dan guludan tanah. Terasering kredit biasanya dibuat pada tempat dengan kemiringan lereng antara tiga sampai sepuluh persen dengan cara membuat jalur tanaman penguat terasering yang ditanam mengikuti kontur.

3. Terasering guludan.

Terasering guludan adalah suatu teras yang membentuk guludan yang dibuat melintang lereng dan biasanya dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng 10 sampai 15 persen. Jenis terasering ini biasanya dilengkapi dengan saluran pembuangan air sebagai pengumpul limpasan dan drainase teras.

4. Terasering bangku.

Terasering bangku adalah bangunan terasering yang dibuat sedemikian rupa sehingga bidang olah miring ke belakang dan dilengkapi dengan bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan mengalirkan air permukaan secara aman dan terkendali.

Teras bangku digunakan di daerah lereng 20 sampai 30 persen dan dibagi menjadi tiga bentuk yaitu datar, miring ke dalam, dan miring ke luar. Teras bangku memiliki nilai erosi yang paling rendah jika dibandingkan dengan teknik konservasi lainnya. Hal ini karena laju aliran permukaan dapat ditahan sehingga partikel tanah yang lepas karena pukulan butiran hujan hanya sedikit yang tersangkut di aliran permukaan dan mengendap kembali pada bidang teras tersebut.

5. Terasering individu.

Terasering individu dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng antara 30 sampai 50 persen yang direncanakan untuk areal penanaman tanaman perkebunan di daerah yang curah hujannya terbatas dan penutupan tanahnya cukup baik sehingga memungkinkan pembuatan teras. Terasering jenis ini dibuat berdiri sendiri untuk setiap tanaman sebagai tempat pembuatan lubang tanaman.

6. Terasering kebun.

Terasering kebun merupakan bangunan konservasi tanah yang dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 sampai 50 persen untuk areal tanaman perkebunan. Pembuatan terasering ini hanya dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan yang ditutup oleh vegetasi penutup tanah.

7. Terasering saluran.

Terasering saluran atau yang lebih dikenal sebagai parit buntu adalah sebuah teknik konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-lubang buntu untuk menyerap air ke dalam tanah dan menampung sedimen dari bidang olah. Tujuan pembuatan terasering saluran adalah untuk meningkatkan jumlah persediaan air tanah, menahan tanah yang terkena erosi, dan mengendalikan sedimen yang terkumpul ke bidang olah.