Brilio.net - Normalnya, pada siang hari matahari menyinari Bumi sehingga permukaan Bumi menjadi hangat, dan pada malam hari permukaan Bumi mendingin.

Akan tetapi, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang harusnya dipantulkan permukaan Bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Inilah mengapa Bumi menjadi makin hangat dari tahun ke tahun.

efek rumah kaca © 2022 brilio.net

foto: pixabay.com

Efek rumah kaca mampu menghangatkan Bumi hingga rata-rata 59 derajat Fahrenheit atau 15 derajat Celcius sehingga membuat kehidupan di Bumi menjadi lebih baik dan layak huni.

Tanpa adanya efek rumah kaca, dunia hanya akan menjadi tempat yang beku dan tidak dapat dihuni. Untuk beberapa kondisi mungkin menguntungkan, tetapi lebih banyak dampak merugikannya.

Adapun untuk penjelasan lebih dalam tentang efek rumah kaca, kamu bisa membaca pengertian dari para ahli, penyebab, efek yang timbul, dan cara menanggulanginya.

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (13/12), berikut ini penjelasan mengenai pengertian efek rumah kaca, penyebab, dampak, dan cara mencegahnya.

Asosiasi Energi New Mexico, Amerika Serikat (AS).

Efek Rumah Kaca adalah kejadian di mana panas di Bumi terperangkap karena terhalang oles gas emisi seperti karbon dioksida pada atmosfer. Gas emisi tersebut kebanyakan berasal dari asap kendaraan dan pabrik serta kebakaran hutan.

Pengertian Efek Rumah Kaca Menurut Ahli.

Badan Perlindungan Lingkungan (AS).

Efek rumah kaca adalah proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi karena lapisan atmosfer Bumi yang kian menipis bahkan bocor. Hal ini menjadikan cuaca di Bumi makin panas karena sinar matahari tidak lagi terhalang oleh lapisan atmosfer.

Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam.

Efek rumah kaca adalah krisis lingkungan dan kemanusiaan yang sedang terjadi di Bumi. Suhu permukaan Bumi kian meningkat akibat terperangkap oleh gas karbon dioksida yang makin banyak dari hari ke hari, dan menjadikan Bumi makin panas dan rawan akan bencana.

Penyebab efek rumah kaca.

efek rumah kaca © 2022 brilio.net

foto: pixabay.com

Gas-gas yang berkontribusi pada efek rumah kaca antara lain uap air (H2O), karbondioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrous oksida (N2O), CFC (Chloro Fluoro Carbon), dan HFC (Hidro Fluoro Carbon).

Sebenarnya, gas-gas tersebut di atas diperlukan agar Bumi tidak terlalu dingin, akan tetapi sejak revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya makin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.

Jika konsentrasi gas-gas rumah kaca makin meningkat di atmosfer, maka efek rumah kaca akan makin besar.

Ada beberapa penyebab efek rumah kaca yang perlu diketahui, dari skala kecil sampai besar.

1. Penebangan liar dan pembakaran hutan.

Keberadaan tumbuhan sangat bermanfaat bagi manusia. Selain sebagai sumber makanan, tumbuhan bisa digunakan sebagai media untuk mengurangi efek rumah kaca karena untuk melakukan fotosintesis, tumbuhan membutuhkan karbondioksida dan uap air.

Dengan makin maraknya penebangan liar, akan menjadikan berkurangnya media untuk mengurangi efek rumah kaca. Tak hanya itu, pembakaran hutan secara besar-besaran juga menjadi penyebab meningkatnya efek rumah kaca.

Jika hutan dibakar, akan terbentuk hasil samping berupa gas rumah kaca seperti CO2. Gas ini akan dilepaskan ke udara dan menjadi penahan radiasi sinar Matahari.

2. Penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan.

Penggunaan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu berlebihan tak hanya berdampak buruk pada kualitas udara, tetapi juga dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

3. Pencemaran laut.

Lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar. Namun akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi.

4. Industri pertanian.

Penggunaan pupuk nonorganik untuk meningkatkan hasil pertanian ternyata membawa dampak buruk bagi lingkungan. Penggunaan pupuk tersebut bisa menghasilkan gas rumah kaca, seperti nitrous oksida (N2O), yang nantinya dilepaskan ke udara.

5. Limbah rumah tangga.

Limbah rumah tangga jika dibiarkan akan menghasilkan gas methana dan karbon dioksida yang dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai sampah.

6. Industri peternakan.

Limbah industri peternakan, seperti kotoran sapi, ternyata bisa menghasilkan gas rumah kaca, seperti karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Makin banyak limbah peternakan yang dibiarkan begitu saja, makin besar pula gas rumah kaca yang dilepaskan ke udara.

7. Gaya hidup konsumtif.

Mengkonsumsi barang secara berlebihan merupakan hal yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Produk-produk yang digunakan manusia menyumbang 60% penghasil gas rumah kaca. Hal itu akibat penggunaan energi yang sangat banyak untuk memproduksi barang-barang industri atau konsumsi, misalnya penggunaan listrik dan batu bara.

Dampak efek rumah kaca.

efek rumah kaca © 2022 brilio.net

foto: pixabay.com

 

Sebaiknya, kita bergerak untuk menanggulangi efek rumah kaca yang berbahaya. Jika tidak, dampaknya makin besar dan mengancam kehidupan.

Pertama, dampak efek rumah kaca adalah pemanasan global. Hal ini mengancam seluruh ekosistem akibat kenaikan suhu Bumi.

Dampak kedua adalah mencairnya es di kutub yang juga mengancam ekosistem. Mencairnya es ini menyebabkan kenaikan air laut sehingga menenggelamkan daerah-daerah rendah.

Ketiga, laut akan makin asam karena konsentrasi gas-gas rumah kaca yang meningkat. Asamnya air laut akan mematikan terumbu karang dan ekosistem lainnya.

Keempat, menipisnya lapisan ozon membuat sinar ultraviolet yang berbahaya sampai ke permukaan Bumi.

Cara menanggulangi meningkatnya efek rumah kaca.

efek rumah kaca © 2022 brilio.net

foto: pixabay.com

1. Hemat energi listrik.

Gunakan pemakaian listrik seperlunya saja. Dengan begitu kamu berkontribusi dalam upaya mengurangi pemakaian batu bara yang bisa menimbulkan emisi gas karbondioksida di udara.

2. Beralih dari pupuk nonorganik ke pupuk organik.

Untuk meningkatkan hasil pertanian tidak harus menggunakan pupuk kimia atau non organik. Cukup menggunakan pupuk organik dengan kadar yang optimal, juga bisa membuat hasil pertanian melimpah.

Apabila penggunaan pupuk non organik bisa dikurangi, maka emisi gas N2O juga akan berkurang.

3. Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan masih jarang ditemukan di Indonesia. Adapun bahan bakar yang ramah lingkungan antara lain panel surya dan bahan bakar listrik.

Bahan bakar tersebut dikatakan ramah karena tidak menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan.

4. Mengolah limbah peternakan.

Limbah merupakan satu di antara penyumbang gas rumah kaca, terlebih limbah peternakan. Untuk mengurangi emisi karbondioksida maupun metana, limbah bisa diolah menjadi biogas. Biogas ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.

5. Menggalakkan reboisasi.

Penanaman kembali hutan yang telah ditebang merupakan satu di antara solusi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca di udara. Seperti kamu tahu, tumbuhan akan menyerap karbondioksida dan uap air sebagai bahan baku fotosintesis.

6. Batasi penggunaan plastik.

Plastik merupakan senyawa polimer yang sulit terdegradasi di dalam tanah. Untuk mengurangi limbah plastik di dalam tanah, satu di antara cara termudah adalah dengan membakarnya.

Nah, pembakaran itu akan menghasilkan gas karbondioksida dalam jumlah besar. Untuk itu, batasi penggunaan plastik dengan cara membawa botol air minum sendiri atau membawa tas kain saat berbelanja.

7. Kurangi kendaraan pribadi.

Salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca adalah kendaraan. Terlebih dengan banyaknya jumlah kendaraan pribadi yang ada makin menambah parah kondisi. Padahal, pengaruh polusi udara juga dapat menyebabkan pemanasan efek rumah kaca (ERK) yang bakal menimbulkan pemanasan global atau (global warming).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada 136,13 juta unit kendaraan bermotor pada 2020. Tercatat pulau Jawa menjadi penyumbang jumlah terbanyak mencapai 81,88 juta unit atau 60,15% dari total nasional. Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, salah satu solusi yang bisa dilakukan yaitu dengan cara menggunakan transportasi umum. Transportasi publik yang ada bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

8. Meminimalisasi penggunaan kertas.

Cara mengurangi efek rumah kaca salah satunya adalah mengurangi penggunaan kertas, karena pembuatan kertas berasal dari pohon. Semakin banyak kertas yang diproduksi semakin banyak pula pohon yang akan ditebang. Keberadaan pohon sangat berperan untuk menghasilkan oksigen dan melindungi bumi dari peningkatan suhu udara. Lalu, karbon yang diserap di dalam jaringan tumbuhan kayu dapat berguna bagi kehidupan.

9. Tidak membuang-buang makanan.

Tidak membuang-buang makanan juga termasuk cara menanggulangi efek rumah kaca loh! Kenapa begitu?

Karena, Food Waste atau sampah makanan merujuk kepada makanan siap konsumsi dan memenuhi gizi seimbang tetapi terbuang percuma. Sedangkan keberadaan sampah makanan menghasilkan gas metana.

Sampah makanan yang terbuang kemudian menumpuk dan tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Saat kondisinya mulai membusuk dan terdegradasi, gas metana akan dilepaskan ke lingkungan. Sedangkan gas metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang turut berdampak pada pemanasan global.

Penulis: mg/Feni Listiyani