Brilio.net - Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang penuh berkah dan pahala selain bulan Ramadhan. Bulan Dzulhijjah juga biasa dikenal sebagai bulan haji. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalannya saat memasuki bulan yang istimewa ini.

Nabi Muhammad SAW seperti diriwayatkan dalam beberapa hadits telah mengingatkan umatnya untuk tidak melewatkan bulan Dzulhijjah. Tiap muslim bisa melakukan berbagai jenis ibadah, termasuk puasa sunnah sebelum perayaan Idul Adha, demi mendapat pahala dari Allah SWT.

Puasa sunnah yang dilakukan sebelum Idul Adha di bulan Dzulhijjah ini dijanjikan mendapat sejumlah pahala dan keutamaan. Ada satu hadits riwayat Abu Daud yang menjelaskan:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis."

Pernyataan tersebut diperkuat dalam hadits riwayat Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Tidak ada hari yang amal sholeh, lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 hari pertama bulan Dzulhijjah)."

Perlu diketahui, ada tiga jenis puasa di bulan Dzulhijjah yaitu puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Ketiganya dilaksanakan pada waktu yang berbeda-beda.

Untuk mempelajarinya lebih mendalam mengenai waktu pelaksanaan, niat dan apa saja keutamaan puasa di bulan Dzulhijjah brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Sabtu (15/5).

1. Puasa Asyura/Dzulhijjah

Menurut kisah Nabi Muhammad SAW puasa sunnah ini bisa dilakukan dari tanggal 1-7 Dzulhijjah 1442H. Beliaupun tidak pernah meninggalkan puasa di awal bulan Dzulhijah, sebagaimana yang terdapat dalam HR. An-Nasa'i:

Dinarasikan dari Hunaidah bin Khalid yang istrinya mengatakan, salah satu istri Rasulullah SAW berkata, "Nabi Muhammad SAW terbiasa puasa di hari Asyura (10 Muharram), sembilan hari di bulan Dzulhijjah, dan tiga hari setiap bulan yaitu Senin pertama di bulan tersebut dan dua Kamis."

Niat puasa Dzulhijjah

Adapaun bacaan niat puasa Dzulhijah sebagai berikut:

Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.

2. Puasa Tarwiyah

Puasa sunnah tarwiyah bisa dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah. Keutamaan puasa tarwiyah termasuk dalam keistimewaan ibadah di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Niat puasa Tarwiyah

Bagi umat muslim, puasa tarwiyah sangat dianjurkan untuk dilakukan agar semua umat muslim bisa ikut merasakan nikmat yang dirasakan oleh para jamaah haji. Adapun niat puasa tarwiyah adalah sebagai berikut:

Nawaitu shaumal tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya:
“ Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala”.

3. Puasa Arafah

Puasa Arafah dilaksanakan puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah 1442H. Pembacaan niat Puasa Arafah akan berbeda jika melafalkan niatnya pada malam hari sebelum berpuasa dengan saat melafalkannya pada siang hari setelah melaksanakan puasa.

Lafal niat puasa Arafah di malam hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Lafal niat puasa Arafah di siang hari:

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Keutamaan berpuasa di bulan Dzulhijjah

Keutamaan dan niat Puasa Arafah © berbagai sumber



foto: freepik.com

Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah)."

Kemudian para sahabat bertanya:

"Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?" Nabi pun menjawab, "Iya, lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid)." Jadi, melaksanakan puasa di bulan Dzulhijjah pahalanya sama besar dengan orang yang meninggal di jalan Allah di medan perang.

Sementara itu, disebutkan pula dalam beberapa hadist jika puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, puasa Tarwiyah pun juga dapat menghapuskan dosa satu tahun bagi siapapun yang melakukannya, dan puasa Arafah bisa menggugurkan dosa-dosa selama dua tahun, yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.