Brilio.net - Rumah milik Zhang Xinguo rupanya menjadi salah satu bangunan paling terkenal di Kota Shanghai, China. Bagaimana tidak, rumah tersebut telah bertahan selama 14 tahun berdiri kokoh di tengah jalan raya Distrik Songjiang.

Awalnya pada tahun 2003, keluarga Zhang menerima surat pemberitahuan dari pemerintah daerah yang memintanya untuk pindah. Pasalnya, pemerintah berencana membangun proyek jalan di sekitar distrik itu.

rumah nongkrong di tengah jalan © 2017 cgtn.com

foto: cgtn.com

Negosiasi pun terjadi. Pemerintah menawarkan empat apartemen sebagai ganti rumah yang akan dirobohkan. Namun tawaran tersebut rupanya kurang menarik bagi Zhang dan tujuh anggota keluarganya. Apalagi ia merasa sudah tinggal di rumah itu selama 40 tahun.

"Pada saat itu, dengan sebuah keluarga besar, kami meminta enam apartemen sebagai imbalan, namun pemerintah hanya bisa menjanjikan empat," kata Zhang seperti dikutip dari laman Cgtn, Jumat (22/9).

Gagal mencapai kesepakatan, rumah itu pun akhirnya tetap berdiri di tengah jalan yang dibangun pemerintah. Pada tahun 2011 rumah Zhang menjadi satu-satunya bangunan yang tersisa di distrik tersebut.

Keberadaannya di tengah jalan raya telah menyebabkan kemacetan lalu lintas dan kecelakaan. Rumah tersebut bahkan memaksa jalan di Distrik Songjiang yang semula dirancang empat jalur, dibuat menjadi dua jalur saja.

Akhirnya tahun lalu pemerintah daerah kembali mencoba mengirim petugas untuk mengetahui situasi keluarga dan memulai kembali proses negosiasi. Dalam kesepakatan akhir yang dibuat, Zhang dan keluarganya mau menerima empat apartemen ditambah kompensasi uang senilai 2,3 juta yuan atau setara Rp 4,6 miliar.

rumah nongkrong di tengah jalan © 2017 cgtn.com

foto: cgtn.com

Rumah bandel yang berdiri kokoh selama 14 tahun di tengah jalan Kota Shanghai itu pun dirobohkan hanya dalam waktu 90 menit pada awal pekan kemarin.

rumah nongkrong di tengah jalan © 2017 cgtn.com

foto: cgtn.com

"Mereka menghabiskan waktu untuk berbicara dengan kami dan benar-benar memahami kesulitan kami. Saya tergerak oleh kesabaran mereka dan akhirnya sepakat untuk pindah," ujar Zhang.