Tidak selalu dalam bentuk nasi, saat ini untuk memudahkan sistemnya, Evan juga membantu berupa sembako dan dana yang dikirim melalui QRIS. Bahkan tidak jarang juga ada yang menghubungi dari luar kota Yogyakarta seperti Makasar, Palangkaraya, dan Aceh untuk meminta pertolongan.

"Kalau bisa masak di kos dikirim sembako. Untuk sembako range maksimal Rp50.000 untuk bertahan 5 hari. Ini biasanya untuk keluarga atau satu kos 2 orang, biasa. Kadang setelah mendengar ceritanya memilih memberi mi atau beras sama sarden," cerita Evan.

Dinotice Jefri Nichol hingga donasi bermunculan

Bermula dengan modal pribadi, kini telah banyak yang berdonasi untuk program Nasi Darurat Jogja. Hal ini tentu saja kekuatan dari media sosial. Lewat akun twitter pribadinya, Evan mempromosikan programnya hingga tidak disangka viral dan banyak yang menghubunginya.

Semenjak viral tersebut pun mulai banyak donasi yang masuk hingga akhirnya Evan masukkan ke kas. Aksi Nasi Darurat Jogja yang dilakukan Evan ini pun sempat dinotice Jefri Nichol. Aktor tampan ini memposting ulang program tersebut lewat Instagram Storynya. Walhasil Nasi Darurat pun semakin dikenal dan kian banyak yang memberikan donasi

Nasi Darurat Jogja © Twitter

foto: Twitter/@nasidaruratJogj

"Nggak nyangka bakal seramai ini. Bangun pagi sekitar 200 chat masuk dan konsisten selama 2 minggu. Seminggu bisa 4 juta dananya, untung udah ada kas," ungkap Evan.

Menghargai semangat para perantau, Evan masih terus bersemangat dan memaksimalkan untuk menolong orang yang memang tengah mengalami kondisi darurat seperti dirinya dulu. Tetapi, Evan tentu saja memiliki harapan agar tidak ada orang lagi yang mengalami kondisi tersebut.

"Harapannya ya udah nggak ada yang minta tolong lagi, ya kaya rumah sakit, orang inginnya sembuh, nggak ada yg sakit," kata Evan.

Harapan Evan 

Nasi Darurat Jogja © Twitter

foto: Twitter/@nasidaruratJogj

Nantinya, jika benar-benar program Nasi Darurat ini telah berakhir, Evan ingin melanjutkan dengan membuat sebuah komunitas. Dengan adanya komunitas, diharapkan dapat menjadi sarana untuk berdiskusi.

"Pengen bikin kayak komunitas untuk bisa sharing dana supaya bukan hanya untuk makan saja. Mungkin bikin seminar atau konseling dengan mengundang pembicara gitu, tapi masih sebatas ide saja sih," ungkap Evan.

Melakukan program ini benar-benar karena kekagumannya pada anak perantauan, Evan pun menolong tapi tetap peduli dengan dirinya sendiri.

"Awal-awal sempat sakit hingga drop karena masih semangat, jam berapa pun diantar. Sekarang lebih peduli dengan diri sendiri, buat apa menolong orang kalo diri sendiri sakit. Tapi untungnya sekarang terbantu dengan QRIS jadi misal jam berapa masih on ya di bantu lewat QRIS," jelas Evan.