Brilio.net - Etnosentrisme mungkin sudah nggak asing lagi dalam mata pelajaran sosiologi dan pembelajaran ilmu sosial lainnya. Etnosentrisme merupakan cara pandang dan penilaian seseorang terhadap kebudayaan orang lain.

Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia memiliki beragam kebudayaan dengan ciri khas masing-masing. Namun, sikap etnosentrisme ini menilai bahwa kebudayaan miliknya diyakini lebih unggul daripada budaya lainnya. Tentu sudut pandang seperti ini mengacu pada rasa bangga seseorang secara berlebihan.

Pada dasarnya, sikap etnosentrisme akan selalu melekat pada diri setiap orang dari berbagai latar belakang kebudayaan. Perasaan itu akan muncul ketika seseorang bergaul dengan orang yang memiliki asal budaya berbeda.

Lebih lanjut, untuk memahami lebih dalam terkait dengan pengertian etnosentrisme, penyebab dan dampaknya, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Selasa (15/3).

1. Pengertian Etnosentrisme.

<img style=

foto: freepik.com

Menurut Ishomuddin dalam bukunya yang berjudul "Pembangunan Sosial Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean", berikut pengertian etnosentrisme menurut para ahli.

a. Summer (1906).

Etnosentrisme adalah pandangan bahwa kelompoknya sendiri adalah pusat segalanya dan semua kelompok yang lain dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok tadi. Dalam hal ini segala sesuatu dinilai berdasarkan kacamata budaya individu yang bersangkutan.

b. Robert A. Levine dan Donald T. Campbell.

Etnosentrisme adalah suatu sikap atau pandangan yang mana nilai-nilai budaya sendiri diterapkan kepada budaya lain yang berbeda.

c. Salim Peter, dkk.

Etnosentrisme adalah sikap yang menganggap kebudayaan atau rasa sediri lebih baik dari yang lain.

2. Faktor penyebab etnosentrisme.

<img style=

foto: freepik.com

a. Sejarah.

Faktor penyebab etnosentrisme yang pertama adalah sejarah. Sejarah menjadi salah satu penyebab terbentuknya sikap etnosentrisme. Sejarah kelompok di masa lalu akan menjadi sebuah identitas, sehingga membuat seseorang merasa bahwa kebudayaan dan sejarah tersebut adalah miliknya. Berbagai identitas tersebut seperti halnya bahasa, kebiasaan, hingga peristiwa di masa lalu yang berasal dari nenek moyang.

b. Politik.

Faktor penyebab etnosentrisme selanjutnya adalah politik. Ketika seseorang akan mencapai suatu kekuasaan yang dilegitimasi, biasanya akan muncul dengan sendirinya perasaan fanatisme terhadap identitas yang melekat padanya.

Hal ini disebabkan karena politik sering kali dianggap sebagai suatu wadah yang tepat untuk melancarkan kepentingan pribadi hingga kelompok.

c. Multikulturalisme.

Faktor penyebab etnosentrisme adalah multikulturalisme, hal ini terjadi karena adanya budaya yang beragam. Biasanya, ditandai dengan kondisi lingkungan sosial yang beragam, terkadang timbul perasaan untuk membandingkan hingga terjadinya konflik.

3. Dampak etnosentrisme.

<img style=

foto: freepik.com

Ada beberapa dampak dari sikap etnosentrisme, yakni dampak negatif dan dampak positif, berikut ini penjelasannya.

a. Dampak positif etnosentrisme.

- Etnosentrisme menimbulkan solidaritas kelompok yang sangat kuat. Terbukti jika individu merasa bahwa kebudayaan miliknya paling unggul daripada yang lain.

- Menumbuhkan jiwa patriotisme. Saat seseorang individu memiliki sikap etnosentrisme, maka secara otomatis dirinya akan membela kuat identitas budaya yang dimiliki.

- Meningkatkan kecintaan terhadap budaya sendiri, sehingga dalam hal ini budaya miliknya dapat dipertahankan.

b. Dampak negatif etnosentrisme.

- Akan memicu konflik, dengan melebih-lebihkan budaya sendiri atas budaya orang lain jelas akan menyebabkan konflik antar sesama warga negara. Terlebih jika sikap etnosentrisme nggak hanya melekat pada satu orang saja.

- Menghambat integrasi budaya, akibat dari sering terjadinya konflik lantaran memiliki sikap etnosentrisme, maka integrasi budaya akan sulit.

- Menurunnya objektivitas ilmu. Etnosentrisme juga dapat menurunkan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan karena seorang individu akan lebih mengedepankan sisi subjektivitas dibanding dengan objektivitas dalam menilai sesuatu hal.

4. Tipe etnosentrisme.

<img style=

foto: freepik.com

Etnosentrisme memiliki dua tipe yang saling berlawanan antara yang satu dengan lainnya, berikut ini penjelasan dari tipe etnosentrisme.

a. Tipe etnosentrisme fleksibel.

Seseorang yang memiliki sikap etnosentrisme dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat. Seseorang dengan tipe ini dapat bereaksi terhadap suatu realitas yang didasarkan pada cara pandang budaya, serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.

b. Tipe etnosentrisme infleksibel.

Tipe etnosentrisme infleksibel dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari pandangan yang dimiliki. Karena, hanya memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan enggan untuk memahami perilaku orang lain berdasarkan budayanya.