Natasha Crown, seorang model asal Serbia berusia 29 tahun, telah menjalani serangkaian operasi plastik untuk mencapai impian memiliki bokong terbesar di dunia. Sejak usia 17 tahun, ia terobsesi dengan suntik lemak demi mendapatkan bentuk tubuh yang diidamkan.

Dalam sebuah wawancara dengan Truly di episode terbaru Hooked on the Look, Natasha yang memiliki tinggi 198 cm menceritakan perjalanan transformasinya dari seorang remaja atletis menjadi seorang dewi berlekuk tubuh. Sejak berusia 20-an, ia telah menjalani lima kali prosedur Brazilian Butt Lift (BBL), di mana lemak diambil dari bagian tubuh seperti perut, bibir, punggung bawah, atau paha dan dipindahkan ke bokong.

"Saya telah menambahkan 45 kg lemak ke bokong ini. Saya menyukai lekuk tubuh yang besar, semuanya harus besar," ungkap Natasha, seperti dilansir dari The Sun. Prosedur ini tidak murah, dengan biaya mencapai 8.000 pound sterling, setara dengan Rp177 juta.

Natasha mengaku bahwa ia belum berencana untuk berhenti melakukan operasi. "Saya suka operasi dan saya akan terus melakukannya. Saya ingin membesarkan bokong saya hingga lebih dari 254 cm," katanya. Selain BBL, ia juga telah melakukan implan payudara, suntik botox, dan filler, dengan total biaya mencapai lebih dari USD 150 ribu (hampir Rp2,5 miliar).

"Saya tidak khawatir tentang kesehatan saya," tambahnya, meskipun ia mengakui bahwa bokong besarnya seringkali menyulitkannya, terutama saat terbang. "Ketika saya terbang, saya harus punya dua kursi. Saya menabrak orang ketika saya di restoran," ujarnya.

Natasha juga menyebutkan bahwa bokong besarnya membuat pria takut. "Saat saya keluar, orang-orang menatap. Di dunia maya, orang-orang memang jahat, tapi itu tidak memengaruhi saya," imbuhnya.

Risiko Prosedur Suntik Lemak Bokong

Namun, prosedur suntik lemak bokong tidak sepenuhnya aman. Menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS), prosedur ini memiliki risiko kesehatan tinggi, seperti emboli lemak, infeksi, nekrosis kulit, dan syok hemoragik, dengan kemungkinan kematian pada 1 dari 3.000 kasus. Hal ini menjadikan BBL sebagai salah satu operasi kecantikan paling berbahaya di dunia.

Para ahli medis memperingatkan bahwa pencangkokan lemak berulang dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan jaringan parut yang berlebihan. Meskipun operasi kosmetik dapat mengubah penampilan, modifikasi tubuh yang ekstrem dan berulang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental.

Selain bokong, transfer lemak juga umum dilakukan pada wajah untuk mendapatkan hasil yang tampak lebih muda. Menurut Marie Claire, tingkat pencarian operasi suntik lemak di wajah meningkat sebanyak 254 persen pada tahun 2024.

Kasus Suntik Lemak ke Pipi

Demi punya bokong terbesar di dunia, model Serbia ini rela suntik 45 kg lemak dalam 9 tahun

Instagram/@bryanjohnson

Seperti halnya bokong, suntik lemak di pipi juga memiliki risiko. Miliarder asal Amerika Serikat, Bryan Johnson, mengalami reaksi alergi parah setelah menyuntikkan lemak ke wajahnya agar terlihat lebih muda. Alih-alih mendapatkan penampilan yang diinginkan, wajahnya malah membengkak hingga tidak bisa melihat.

Dalam unggahan di Instagram, Johnson menjelaskan bahwa ia memutuskan untuk menjalani prosedur tersebut setelah mengurangi asupan kalori harian. "Saya menjadi sangat kurus dan kehilangan banyak lemak, terutama di wajah saya... Saya tampak kurus. Orang-orang mengira saya berada di ambang kematian," tulisnya.

Johnson menyadari bahwa lemak wajah sangat penting dalam penilaian orang terhadap kemudaan, sehingga ia meluncurkan proyek 'Baby Face' untuk mengembalikan volume wajah yang hilang.