Brilio.net - Istilah 'negosiasi' tentu sudah tak asing lagi didengar. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat erat dengan kegiatan negosiasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi merupakan proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Proses negosiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Biasanya kegiatan tawar menawar ini kerap terjadi dalam proses jual beli. Hal tersebut lumrah dilakukan untuk mencapai kesepakatan antara satu dengan yang lainnya. Terkadang negosiasi ini pun terjadi tanpa disadari.

Nha, bagi kamu yang ingin menyusun teks negosiasi, kamu pun bisa mempelajari dengan membaca contoh teks negosiasi. Ada banyak contoh teks negosiasi dengan berbagai tema. Di antaranya tentang jual beli, sewa rumah, dan lain sebagainya. Teks negosiasi ini ternyata juga memiliki struktur yang perlu diperhatikan.

Sebagai bahan referensimu, berikut brilio.net rangkum 9 contoh teks negosiasi lengkap dengan strukturnya, dihimpun dari berbagai sumber pada Jumat (10/12).

Struktur teks negosiasi.

Struktur teks negosiasi terdiri dari lima komponen, yakni orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran dan persetujuan. Jadi, dalam menulis teks negosiasi diusahakan mengandung ketujuh struktur tersebut. Berikut penjelasan singkatnya.

a. Orientasi merupakan pemaparan pendahuluan dari pihak pertama dan pihak kedua untuk mempelajari paparan masing-masing sehingga permasalahan jelas.

b. Permintaan merupakan konsep kedua belah pihak untuk dijadikan bahan pertimbangan menuju tahap selanjutnya.

c. Pemenuhan, dalam hal ini pihak pertama memenuhi permintaan dari pihak kedua.

d. Penawaran merupakan alternatif solusi yang harus dipertimbangkan dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi.

e. Persetujuan, dalam bagian ini merupakan proses memilih solusi yang tepat dan menguntungkan kedua belah pihak. Di mana juga berisi kesepakatan atau kesimpulan antara kedua belah pihak.

Contoh teks negosiasi berbagai tema.

1. Contoh teks negosiasi jual beli laptop.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Pembeli: "Selamat siang Mbak."

Penjual: "Siang Mas, ada yang bisa kami bantu?"

Pembeli: "Saya mau lihat laptop ROG Mbak."

Penjual: "Mau yang series berapa Mas? Terdapat banyak pilihan, mulai dari harga Rp 12 juta sampai Rp 50 juta."

Permintaan.

Pembeli: "Lihat dulu yang Rp 12 jutaan aja."

Penjual: "Silakan ini Mas dilihat."

Penawaran.

Pembeli: "Bisa kurang nggak Mbak harganya?"

Penjual: "Paling kami bisa kurangi sekitar Rp 500 ribu Mas, jadi harganya Rp 11,5 juta."

Pembeli: "Bisa dikurangi lagi nggak Mbak ya?"

Penjual: "Mohon maaf Mas, belum bisa."

Persetujuan.

Pembeli: "Baik Mbak kalau begitu, saya jadi beli ini uangnya."

2. Contoh teks negosiasi jual beli di pasar.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Penjual : "Selamat pagi Bu, silakan Bu dipilih ikannya."

Pembeli: "Pagi Mas, iya Mas tak lihat-lihat dulu."

Permintaan.

Pembeli: "Bang ada ikan asin gak?"

Penjual: "Banyak Bu."

Pembeli: "Berapaan harganya?"

Penjual: "1/4 kg harganya Rp 12 ribu."

Penawaran.

Pembeli: "Pasin aja Bang Rp 10 ribu."

Penjual: "Tidak bisa Bu, dari pasarnya juga segitu, mana untungnya buat saya."

Pemenuhan.

Pembeli: "Kalau Rp 10 ribu saya beli 1/2 kg."

Persetujuan.

Penjual: "Ya sudah Bu tidak apa-apa segitu, mumpung saya lagi baik."

3. Contoh teks negosiasi di sekolah.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Siswa: "Assalammualaikum, Bu maaf mengganggu waktunya sebentar."

Guru: “Waalaikumsalam, iya ada keperluan apa ya?"

Siswa: "Kedatangan saya ke sini terkait tugas yang Ibu berikan minggu lalu, saya belum dapat mengumpulkannya hari ini."

Guru: "Jika belum, artinya kamu tidak akan memiliki nilai tugas tersebut. Pokoknya harus dikumpulkan hari ini, jika tidak, ya tidak dapat nilai."

Permintaan.

Siswa: "Saya sudah lima hari sakit Bu, sehingga tidak dapat mengerjakan tugas yang Ibu berikan. Mohon Ibu untuk bisa mempertimbangkannya."

Pemenuhan.

Guru: "Sebenarnya ibu tidak mau menerima alasan apa pun. Namun berhubung kamu telah mau datang menemui ibu, ibu beri kesempatan mengerjakan tugas dalam waktu satu hari."

Penawaran.

Siswa: "Tidak bisa ditambah Bu waktu pengerjaannya, satu hari terlalu singkat. Bagaimana jika dua hari Bu?"

Guru: "Gini saja, pilih satu hari, tapi kamu berkesempatan untuk mendapatkan nilai A, atau dua hari tapi maksimal nilai kamu B, ayo bagaimana?"

Persetujuan.

Siswa: "Bingung Bu, saya pilih dua hari saja Bu."

Guru: "Ya sudah ibu tunggu tugasnya, awas jangan lupa."

4. Contoh teks negosiasi dalam keluarga.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Anak: "Pak ada yang pengin saya bicarakan."

Bapak: "Oh iya, ngomong aja Nak."

Permintaan.

Anak: "Pak setelah lulus SMA saya ingin pesantren dulu selama satu tahun, bagaimana menurut Bapak?"

Pemenuhan.

Bapak: "Menurut bapak mending kamu langsung kuliah, sayang juga umur jika menunda kuliah satu tahun."

Penawaran.

Anak: "Bukan begitu Pak, tapi saya ingin belajar ilmu agama dulu yang bener. Seperti Bapak ketahui, saat ini pergaulan di luar sana semakin tidak keruan.”

Persetujuan.

Bapak: "Oalah kalau begitu maumu bapak dukung. Bapak percaya pilihanmu, Insyaallah bapak izinkan."

5. Contoh teks negosiasi pengajuan kredit.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Pengusaha: "Selamat siang."

Pihak bank: "Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?"

Pengusaha: "Ya, saya ingin bertemu dengan kepala bagian kredit."

Permintaan.

Pengusaha: "Begini Pak. Saya akan mengembangkan usaha saya, jadi saya akan mengajukan kredit."

Pengusaha: "Saya membutuhkan dana sebesar Rp200 juta. Bisakah saya mendapatkan pinjaman itu?"

Pihak bank: "Maaf, Pak. Jumlah pinjaman Bapak terlalu besar. Bagaimana jika pihak bank memberikan pinjaman kepada Bapak sebesar Rp 100 juta?"

Penawaran.

Pengusaha: "Apa tidak bisa lebih dari itu Pak? Saya kan sudah lama menjadi nasabah di bank ini."

Pemenuhan.

Pihak bank: "Baiklah untuk Bapak saya berikan Rp 130 juta. Bagaimana, Pak?"

Pengusaha: "Usahakan lebih. Saya membutuhkan itu untuk mengembangkan usaha saya."

Persetujuan.

Pihak bank: "Baiklah. Bank hanya mampu memberikan pinjaman sebesar Rp 150 juta."

Pengusaha: "Baiklah. Akan saya ambil. Kalau bisa, uang dicairkan secepatnya."

Pihak bank: "Kalau Bapak setuju uang itu bisa dicairkan besok."

Pengusaha: "Baiklah kalau begitu, terima kasih atas kerja samanya, saya permisi dulu Pak."

Pihak bank: "Sama-sama Pak. Selamat siang."

Pengusaha: "Selamat siang."

6. Contoh teks negosiasi pengajuan kenaikan gaji.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Wakil karyawan: "Selamat sore Pak..."

Kepala keuangan: "Selamat sore. Saya Adi Winoto, kepala keuangan dari perusahaan, ini dengan siapa?"

Wakil karyawan: "Saya Suparmin, yang dipercaya oleh teman-teman untuk menemui pimpinan."

Kepala keuangan: "Sebenarnya apa yang terjadi? Semua karyawan di sini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya perusahaan bisa bangkrut dan karyawan bisa di-PHK."

Permintaan.

Wakil karyawan: "Kami hanya ingin memperbaiki nasib. Kami sudah bekerja keras demi perusahaan, tapi kami merasa upah yang kami dapat tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, hanya dengan uang Rp 2 juta per bulan. Paling tidak, kami menerima upah Rp 3 juta per bulan."

Kepala keuangan: "Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat."

Penawaran.

Wakil karyawan: "Kalau begitu kami akan tetap mogok kerja."

Kepala keuangan: "Jangan begitu, kita harus mencari jalan keluar. Saya akan mengusulkan kenaikan UMP sampai Rp 2,4 juta kepada direksi."

Wakil karyawan: "Tidak bisa Pak, ini Kota Jakarta, semua harga mahal. Tolong diusahakan sampai Rp 2,8 juta, Pak."

Kepala keuangan: "Nanti saya akan mengusulkan ke direksi Rp 2,6 juta."

Wakil karyawan: "Tapi, usahakan lebih Pak, kami akan bekerja lebih keras."

Persetujuan.

Kepala keuangan: "Baiklah akan saya coba. Tolong kendalikan teman-teman untuk tidak mogok kerja lagi, atau mereka akan kena sanksi."

Wakil karyawan: "Baiklah Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?

Kepala keuangan : "Ya, silakan."

7. Contoh teks negosiasi jual beli di mall.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Pembeli: "Selamat siang Pak."

Penjual: "Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu?"

Permintaan.

Pembeli: "Saya ingin beli jaket. Ada nggak jaket hitam yang bahan dasarnya dari kain katun?"

Pemenuhan.

Penjual: "Wah ada Mas, silakan tinggal pilih saja yang paling cocok."

Penawaran.

Pembeli: "Kalau yang ini harganya sesuai banderol atau boleh ditawar Pak?"

Penjual: "Ooh, boleh Mas. Memangnya mau ditawar berapa?"

Pembeli: "Rp 450 ribu boleh Pak?"

Penjual: "Wah maaf Mas, harga segitu belum boleh. Ini kualitas bagus, impor dari Prancis. Harga pasnya Rp 700 ribu Mas. Itu sudah diskon 10 persen Mas."

Pembeli: "Rp 600 ribu gimana Pak?"

Penjual: "Maaf Mas, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, Rp 650 ribu."

Persetujuan.

Pembeli: "Ya sudah Pak, saya sepakat."

Penjual: "Terima kasih banyak Mas, untuk pembayarannya di kasir ya Mas."

8. Contoh teks negosiasi di tempat les.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Guru les: "Halo semua, minggu depan kita akan melaksanakan uji kompetensi bab teks drama ya. Kalian harus mempersiapkan sebaik-baiknya."

Permintaan.

Siswa: "Jangan dong, Bu. Tugas di sekolah kan sudah banyak. Ditambah ulangan lain juga banyak tugas."

Guru les: "Jadi kalian keberatan kalau uji kompetensi minggu depan?"

Siswa: "Iya, Bu. Apalagi kita masih ada UTS."

Pemenuhan.

Guru les: "Kalau begitu kapan kalian siap buat uji kompetensi bab teks drama?"

Penawaran.

Siswa: "Dua minggu lagi saja, Bu."

Persetujuan.

Guru les: "Baiklah. Tapi, karena materi bab teks drama sudah selesai, apa kalian punya usul apa yang akan kita lakukan minggu depan?"

Siswa: "Minggu depan kita bahas kisi-kisi uji kompetensi saja Bu. Gimana, Bu?"

Guru les: "Oke baik kalau begitu, kita akhiri les hari ini."

9. Contoh teks negosiasi sewa rumah.

<img style=

foto: freepik.com

Orientasi.

Penyewa: "Selamat pagi, apakah pemilik rumah ini ada di rumah?"

Pemilik: "Selamat pagi, kebetulan saya sendiri. Dengan siapa?"

Permintaan.

Penyewa: "Saya yang mau lihat-lihat rumah ini. Kemarin saya yang kontak, Bapak."

Pemilik: "Oh. Bapak yang berminat itu, ya. Silakan masuk, Pak."

Penyewa: "Terima kasih. Saya boleh lihat-lihat dulu, Pak?"

Pemenuhan.

Pemilik : "Boleh. Silakan."

Penyewa: "Setelah saya cek, masih bagus. Tapi saya mau tanyakan dulu harga sewa dan yang lainnya, Pak."

Pemilik: "Rumah tipe 36, luas tanah 72 meter persegi. Rencana mau saya sewakan Rp 30 juta per tahun."

Penyewa: "Wah, tinggi juga ya."

Pemilik: "Di sini airnya bagus, lingkungan aman, akses terjangkau. Soal harga sewa bisa nego, kok Pak."

Penawaran.

Penyewa: "Kalau Rp 25 juta, bagaimana?"

Pemilik: "Harga segitu belum dapat, pak. Mohon maaf."

Penyewa: "Ya. Sudah. Pasnya berapa, ya?"

Pemilik: "Paling Rp 27 juta, Pak."

Persetujuan.

Penyewa: "Ok, kalau begitu. Saya beri tanda jadi dulu, ya."

Pemilik: "Baik, Pak. Sebentar, saya ambilkan kwitansi dan materai dulu."

Penyewa: "Siap, pak."

Pemilik : “Ini, pak. Silakan ditandatangani.”

Penyewa : “Terima kasih. Sudah deal, ya.”

Pemilik: "Sudah, terima kasih. Segera kabari kalau ingin ditempati, ya."

Penyewa: "Baik, pak. Terima kasih. Saya pamit dulu."