Pantun 4 baris menyindir teman yang punya hutang

Pantun kena mental freepik.com

foto: freepik.com

66. Hutangmu sebesar gunung tinggi
Lupa bayar, hatimu beku dingin
Sebagai teman, harusnya tak begini
Bayarlah cepat, jangan jadi orang pelit

67. Uangmu tertunda, seperti kisah tak tuntas
Hutangmu bermuram di hati yang terluka
Bayar sebelum persahabatan putus
Jangan biarkan hutangmu jadi riwayat buruk

68. Hutangmu menggelayut, seperti benalu
Kau lupa bayar, seperti melupakan janji
Persahabatan pun jadi terbelah
Kembalikan uang, agar damai di hati

69. Uangmu menghilang, hutangmu bertebar
Sebagai teman, takkan kubiarkan
Bayarlah sebelum jadi beban berat
Agar persahabatan tak jadi terbawa arah

70. Hutangmu bagai bayangan yang mengejar
Uangmu menguap, lupa memperhatikan
Bayar sekarang, janganlah berlarut-larut
Supaya tak hilang kepercayaan di mata teman

71. Uangmu terlupa, hutangmu terlantar
Sebagai teman, ini bukan akhir
Bayarlah sebelum jadi bahan gurauan
Agar persahabatan tetap indah dan nyaman

72. Hutangmu seperti angin yang lewat
Tak terasa, tapi tetap ada
Bayarlah sebelum jadi badai
Supaya persahabatan tak jadi masalah besar

73. Uangmu entah ke mana, hutang tak tersentuh
Sebagai teman, ini perlu ditegaskan
Bayarlah sebelum jadi cerita
Agar persahabatan tak terguncang

74. Hutangmu tumbuh seperti lumut di batu
Bayarlah sebelum menjadi beban
Persahabatan ini harus dijaga
Jangan biarkan hutangmu merusaknya

75. Uangmu menghilang, hutang tak hilang
Sebagai teman, ini harus diatasi
Bayarlah sebelum kepercayaan sirna
Agar persahabatan tetap damai

76. Hutangmu bagai bayangan yang panjang
Uangmu terbang entah ke mana
Bayarlah sebelum jadi masalah
Supaya persahabatan tak merana

77. Uangmu terlupakan, hutang tak terurus
Sebagai teman, ini tak seharusnya
Bayarlah sebelum hubungan retak
Agar persahabatan tak jadi rapuh

78. Hutangmu seperti beban di pundak
Bayarlah sebelum menjadi urusan besar
Sebagai teman, ini permintaan sederhana
Agar persahabatan tetap bersinar terang

79. Uangmu bersembunyi, hutang tak berkesudahan
Sebagai teman, ini peringatan
Bayarlah sebelum persahabatan layu
Supaya tak terlalu banyak pertanyaan

80. Hutangmu seperti malam yang tak berujung
Uangmu terlupa, teman yang jadi dungu
Bayarlah sebelum persahabatan berakhir
Agar tak ada penyesalan di hati yang tulus

Pantun menyindir teman yang berkhianat

Pantun kena mental freepik.com

foto: freepik.com

81. Teman seperti angin berhembus kencang,
Tapi tak tahu, khianat di belakang.
Saat dibutuhkan, menghilang entah ke mana,
Kepercayaan hancur, seperti debu punah.

82. Teman sejati, bukanlah kiasan,
Sayangnya, khianat mengintai di penjuru wajah.
Begitu manis bicara, tawa palsu pun terdengar,
Setan tersenyum di balik senyumnya yang teduh.

83. Janji manis terucap dari bibir,
Namun hati busuk, khianat jadi kebiasaan.
Bak bunga yang layu, persahabatan pun layu,
Bukan cinta, tapi khianat yang diperolehnya.

84. Bunga di taman layu tak berseri,
Teman khianat, hati pun menjadi keruh.
Berkasih-kasihan hanya hiasan di mata,
Dalam kepalsuan, kepercayaan pun terhempas.

85. Sahabat sejati seperti permata berkilau,
Namun teman khianat, serupa batu yang tajam.
Sikap palsu menyelinap tanpa terdengar,
Kepercayaan runtuh, berkeping-keping layu.

86. Kehilangan arah, seperti bayangan yang terbang,
Teman khianat, bagai hantu yang merayap.
Janji suci berubah jadi dusta,
Kepercayaan runtuh, seperti runtuhnya kasta.

87. Teman bagai bayangan yang tak terpisahkan,
Namun khianat muncul, seperti hujan di musim kering.
Percaya buta, terbuai rayuan manis,
Tak sadar, teman berkhianat tanpa ampun.

88. Persahabatan tanpa batas, tanpa tanda tanya,
Namun teman khianat, berubah jadi musuh rahasia.
Dalam senyum tersembunyi tipu daya,
Kepercayaan hancur, seperti jatuhnya malam gelap.

89. Teman sejati, menghadirkan sinar cerah,
Sedangkan teman khianat, gelap menyelimuti.
Janji setia bagai embun pagi,
Khianat datang, persahabatan pun hancur bergelimpangan.

90. Bunga yang indah tak selamanya mekar,
Teman khianat, bagai racun di dalam gelas.
Dalam senyumnya tersimpan amarah,
Kepercayaan sirna, tinggal kepahitan yang tersisa.

Pantun kena mental sindir teman lama

Pantun kena mental freepik.com

foto: freepik.com

91. Teman lama, seiring waktu berlalu,
Lupa akanmu, seakan kau tak bernilai.
Dulu bersama, kini terbuang jauh,
Kenangan pupus, layaknya daun gugur dalam angin sejilat.

92. Sahabat dulu, seakan hilang ingatan,
Nama kita terukir, tapi kini terlupakan.
Di masa lalu, tawa kita menyatu,
Kini kau asing, bagai cerita yang terlalu usang.

93. Teman terlupa, seperti kisah yang mati,
Tak ada sisa, dari ikatan dulu kala.
Dulu begitu dekat, sekarang jauh berbeda,
Seakan kau tak kenal, seolah tak pernah ada.

94. Bersama tertawa, dulu dalam kenangan,
Kini kau berlalu, seakan tak kenal lagi.
Teman lama, seperti awan yang sirna,
Kau hanyalah bayangan, yang kini tak berarti.

95. Dulu bersahabat, seiring waktu berganti,
Namun kini, terlupakan dalam sepi.
Teman lama, bagai kabut yang hilang,
Seakan kau tak pernah menjadi bagian yang berarti.

96. Waktu berjalan, namun kenangan pudar,
Teman lama, seakan lenyap dalam bayangan.
Bersama tertawa, kini sepi terdengar,
Seolah-olah kita tak pernah bersama-sama.

97. Dulu setia, seakan tak terpisahkan,
Kini kau terlupa, bagai mimpi yang sirna.
Teman lama, kini hanya senyap,
Seakan kita tak pernah bersua.

98. Bersama dulu, dalam sepi dan ramai,
Namun kini, kau seakan tak kenal lagi.
Teman lama, bagai angin yang lewat,
Tinggalkan jejak yang tak berarti.

99. Kau dan aku, dulu seperti satu,
Tapi sekarang, kita berjauhan hati.
Teman lama, kini hanya kenangan,
Yang terpikir saat malam sepi datang.

100. Teman seiring waktu, lupakan kenangan,
Dulu begitu erat, seakan abadi.
Namun kini, kau tak lagi ingat,
Seolah kita tak pernah bersama dulu.