Skripsi Dono Warkop DKI tahun 1979 ini masih relate dengan Indonesia sekarang, begini isinya

Brilio.net - Siapa sih yang nggak kenal Warkop DKI? Trio komedi legendaris ini udah jadi bagian dari sejarah hiburan Indonesia. Lewat aksi kocak Dono, Kasino, dan Indro, penonton selalu dibuat ngakak di film maupun sinetron mereka. Tapi di balik kelucuan yang mereka suguhkan, ternyata ada sisi lain yang nggak banyak orang tahu: mereka semua punya latar belakang akademis yang keren abis!

Dono dan Kasino adalah mahasiswa dari kampus bergengsi, Universitas Indonesia. Sementara Indro kuliah di Universitas Pancasila. Makanya, nggak heran kalau guyonan mereka sering nyelipin kritik sosial dan politik yang cerdas. Bahkan, Dono jadi satu-satunya anggota Warkop DKI yang berhasil meraih gelar master, lho!

Nggak cuma sukses di dunia hiburan, Dono juga punya peran penting di dunia akademik. Pria bernama lengkap Wahyu Sardono ini pernah jadi dosen di jurusan Sosiologi UI. Sejak masih mahasiswa, dia udah dikenal sebagai sosok yang kritis, aktif di berbagai gerakan mahasiswa, dan terlibat dalam pers kampus. Jadi, nggak heran kalau komedinya pun tetap berbobot dan nggak asal lempar lelucon.

Baru-baru ini, nama Dono kembali jadi perbincangan di TikTok. Salah satu pengguna, @imalsi, mengunggah cuplikan skripsi yang ditulis oleh Dono. Dari video yang viral itu, terungkap bahwa skripsinya membahas isu yang tetap relevan sampai sekarang, yaitu hubungan antara prestasi pendidikan murid dengan status ekonomi keluarga.

Skripsi tersebut berjudul 'Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Murid di Sekolah: Studi Kasus SMP Negeri Desa Delanggu'. Dalam video tersebut, diketahui jika skripsi tersebut ditulis pada 1979 dengan ketikan khas mesin tik.

foto: TikTok/@imalsi

Secara langsung, Dono menjelaskan belum meratanya akses pendidikan bagi setiap anak yang akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.

"Jauh sebelum ribut2 privilege, ternyata Mas Dono Warkop udah ngangkat isu ini di skripsinya. Dan dia nulis ini di tahun 78! Secara gak langsung skripsinya membuktikan bahwa privilege itu ada. Disclaimer: scope penelitian Mas Dono cuma 1 kecamatan, jadi gk bisa digeneralisir ke tingkat populasi," tulis akun @imalsi pada keterangan captionnya, dikutip brilio.net pada Senin (13/2).

foto: TikTok/@imalsi

Selain topik pembahasannya, lembar persembahan skripsi Dono juga tak lepas dari perhatian. Terlihat, Dono menyematkan ayah, ibu dan keluarganya sebagai ucapan terima kasihnya. Ia juga menuliskan secara spesifik sosok kekasihnya yang bernama Titi Kusumawardani.

"Untuk ayah, ibu, beserta keluarga dan untuk seorang gadis yang bernama Titi Kusumawardani," tulis Dono di halaman persembahannya.

foto: TikTok/@imalsi

Sosok bernama Titi Kusumawardani diketahui sebagai istri dari sang legenda komedi Tanah Air ini. Skripsi Dono yang tersebar di TikTok itu menjadi viral. Tak sedikit warganet yang mengaku kagum dengan sosok Dono yang gigih dan cerdas. Tak sedikit pula yang merasa tersentuh dengan lembar persembahan yang ditulis Dono.

"Jaman dulu perjuangan bgt ya ngetik skripsi pk mesin tik, pegel bgt pasti, bayangin kl masih berlanjut smp skrg wkwk, yg udh pake laptop aj pd males," kata @nayaka_0195.

"Dari hasil tulisannya keliatan pak dono orang pintar," puji @annisaya14.

"Untuk seorang gadis yang bernama titi kusumawardani," kata @blackros361.

""untuk seorang gadis..." manis bacanya," tulis @ebii.

"Dia gadis yg menjadi teman hidup dunia akhirat," tambah @kiraaa.

Sosok Dono di Balik Layar

Meski dikenal luas sebagai komedian, Dono punya sisi lain yang nggak kalah menarik, yaitu sebagai seorang akademisi. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Dono mengabdikan diri sebagai dosen di jurusan Sosiologi Universitas Indonesia. Di mata mahasiswa, ia dikenal sebagai pengajar yang santai tapi tetap serius dalam menyampaikan materi. Caranya mengajar yang unik, sering kali menyelipkan humor dalam diskusi kelas, membuat mata kuliahnya lebih mudah dipahami dan jauh dari kesan membosankan.

Selain mengajar, Dono juga aktif dalam penelitian sosial. Berbagai isu masyarakat menjadi perhatiannya, mulai dari ketimpangan ekonomi hingga masalah sosial yang berkembang saat itu. Ia tidak hanya mengkritisi lewat humor di layar kaca, tapi juga mendalaminya dalam kajian akademik. Kontribusinya di dunia akademik membuktikan bahwa kecerdasannya bukan sekadar untuk melucu, tapi juga untuk memberi pemahaman yang lebih luas tentang kondisi sosial di Indonesia.

Dono adalah bukti bahwa seseorang bisa sukses di dua dunia yang berbeda tanpa harus kehilangan jati diri. Di satu sisi, ia adalah ikon komedi yang menghibur jutaan orang. Di sisi lain, ia adalah dosen yang memberikan wawasan berharga bagi para mahasiswa. Kombinasi ini menjadikannya sosok yang inspiratif, baik bagi dunia hiburan maupun akademik.

Nggak cuma jadi legenda komedi, ternyata Warkop DKI juga punya pengaruh besar dalam dunia akademik dan kritik sosial.