Libur panjang Hari Raya Waisak ternyata membawa berkah bagi film Jumbo. Jumlah penonton film ini melonjak drastis dari yang sebelumnya di bawah 50 ribu per hari. Pada malam Sabtu (10/5), Jumbo berhasil menarik sekitar 120 ribu penonton!

Dengan total penonton mencapai 9,2 juta, Jumbo kini menduduki posisi sebagai film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa, hanya kalah dari KKN di Desa Penari yang masih bertahan di puncak.

Film ini juga berhasil menggeser Agak Laen (2024) yang sebelumnya mencatat 9,12 juta penonton. Kini, Agak Laen harus puas berada di posisi tiga besar. Produser film Agak Laen, Ernest Prakasa, pun mengakui hal ini dengan legawa.

"Saya rasa prestasi Jumbo menunjukkan bahwa penonton Indonesia sangat haus akan inovasi dan keunikan yang menyegarkan," ungkapnya, Minggu, 11 Mei 2025.

Ernest Prakasa menekankan bahwa semakin sering rekor baru box office diukir, semakin sehat pula perkembangan industri film Indonesia. Ia merasa bangga melihat performa Jumbo yang luar biasa.

"Semoga ini menjadi suntikan semangat bagi para produser untuk menghadirkan lebih banyak variasi tontonan di layar lebar," tambahnya.

Produser Visinema Studios, Angga Dwimas Sasongko, juga membenarkan bahwa jumlah penonton Jumbo telah melampaui Agak Laen. Jam pertunjukan untuk Jumbo pun telah ditambah, sehingga peluang untuk menarik lebih banyak penonton semakin besar.

"Hari ini, jumlah penonton Jumbo sudah mencapai 9,2 juta, Mas," kata Angga saat dihubungi via WhatsApp.

Selain Jumbo, film lain seperti Thunderbolts dan Pembantaian Dukun Santet juga mencatat pertumbuhan penonton yang signifikan pada tanggal 10 Mei 2025. Berikut adalah data pertumbuhan penonton:

Jumbo: +124.292, total penonton 9.138.313

Thunderbolts: +83.284, total penonton 1.080.943

Pembantaian Dukun Santet: +68.344, total penonton 222.715

Final Destination 6: +50.711, total penonton 86.394 (sneaks)

Pengepungan di Bukit Duri: +20.309, total penonton 1.807.356

Sayap Sayap Patah 2: +12.026, total penonton 78.095

Dengan pencapaian ini, Jumbo tidak hanya menjadi film yang menghibur, tetapi juga menjadi simbol kemajuan industri film Indonesia.