Brilio.net - Stadion GBK? Sudah. Film dokumenter? Sudah juga. Kolaborasi sama musisi papan atas? Banyak. Dua tahun terakhir jadi masa eksplorasi besar buat Raisa. Tapi semua itu ternyata cuma awal. Kali ini, langkah berikutnya datang dalam bentuk album studio kelima, ambiVert, yang rilis 25 Juni 2025.
Judulnya menggoda. Tapi ambiVert bukan sekadar album baru untuk melengkapi katalog. Ini bukan proyek ambisius yang ingin memecah rekor atau mengejar ekspektasi. Justru karena enggak terbebani apa pun, album ini terasa jujur. Personal. Dalam.
“Aku sudah punya empat album sebelumnya yang merepresentasikan stages of my life. Sekarang aku dalam fase tak terbebani apa-apa dan hanya ingin jujur saja dalam menulis lagu,” ujar Raisa seperti diungkap brilio.net, Kamis (26/6) dalam rilis resminya.
Proses kreatifnya pun enggak main-main. Sebelas lagu ditulis sendiri. Sepuluh di antaranya lahir dari sesi lokakarya intens di sebuah vila di Sentul. Udara segar, jauh dari rutinitas rumah tangga, jadi kombinasi yang pas untuk menyelami ide-ide tanpa distraksi. Bekerja bareng Lafa Pratomo, Rendy Pandugo, dan Rishanda Singgih, Raisa larut sepenuhnya dalam penciptaan. Bukan buat tren, bukan buat viral. Hanya ingin jujur dalam menulis lagu.
foto: RAISA
Soal judul ambiVert, Raisa mengajak melihat karakter manusia yang tak cuma satu sisi. Kadang ramai dan hangat, tapi juga bisa sepi dan tenggelam dalam refleksi. Seperti hidup, yang seringnya datang tanpa aba-aba. Kadang semangat, kadang butuh jeda.
“Menurutku rata-rata orang itu ambivert. Sepertinya nggak mungkin ada yang 100% extrovert dan nggak ada sisi introvert sama sekali. Begitu juga sebaliknya,” katanya. Pemikiran yang akhirnya dituangkan ke dalam lagu-lagu yang mewakili dua sisi: energi dan keheningan.
Lagu-lagu di dalamnya pun mencerminkan itu. Ada “It’s Okay To Not Be Okay” dan “Ternyata Tanpamu” yang pas untuk momen ramai tapi hati terasa kosong. Ada juga “I’ll Be Waiting” yang tenang dan reflektif. Semua rasa itu dikemas dalam satu perjalanan emosi. Kadang ringan, kadang bikin dada sesak. Tapi semua terasa dekat.
Yang menarik, dua kolaborasi di album ini bukan sekadar bumbu. Ada “Awal Kisah Selamanya” bareng Barsena Bestandhi, sahabat lama yang sudah terlibat sejak era Handmade. Chemistry-nya terasa alami. Organik. Lalu ada “Tetap Bukan Kamu” dengan Rony Parulian. Pilihan yang enggak terduga, karena beda generasi, beda warna. Tapi justru di situ menariknya. Ternyata referensi mereka nyambung. Bahkan sempat bonding lewat lagu-lagu Peter Cetera.
Di luar lirik dan kolaborasi, Raisa juga membingkai album ini dengan warna akustik. Bukan lagi sibuk mengejar “warna baru” karena pencarian itu sudah lama selesai. Sekarang, tinggal memoles apa yang sudah ditemukan. Sound-nya lebih stripped down. Lebih raw. Tapi tetap hangat.
ambiVert adalah bukti kalau sebuah karya bisa tetap kuat tanpa harus jadi megah. Enggak perlu jadi anthem di TikTok. Enggak harus diputar jutaan kali dalam seminggu. Album ini hadir bukan untuk menyenangkan semua orang. Tapi justru karena itu, jadi terasa sangat tulus.
Album ini sudah bisa dinikmati di semua layanan streaming. Versi boxset eksklusif juga tersedia lewat JUNI Goods.
Recommended By Editor
- Gaya santai Raisa Andriana naik bajaj dengan tas LV seharga Rp75 jutaan
- Pemeran suami Suzanna di film horor ini ternyata pamannya Raisa, begini 11 potret gagahnya di usia 60
- Hamish Daud kunjungi Polda Metro Jaya terkait dugaan pencemaran nama baik
- Raisa beri semangat bagi mereka yang menopang beban hidup dalam single "Si Paling Mahir"
- Tak sadar rambut kena aliran listrik statis saat manggung, aksi Raisa di panggung ini bikin geger

































