Bencana yang melanda Sumatera baru-baru ini telah menghancurkan kehidupan ribuan warga. Kerusakan infrastruktur dan akses logistik membuat kebutuhan dasar para korban menjadi sangat mendesak. Dalam situasi yang kritis ini, Miftah Maulana Habiburrahman, atau lebih dikenal sebagai Gus Miftah, mengambil langkah nyata untuk membantu.

Gus Miftah tidak hanya memberikan dukungan materi, tetapi juga dukungan moral bagi warga yang tengah berduka. Ia menekankan bahwa dalam keadaan darurat seperti ini, kecepatan distribusi bantuan adalah hal yang paling penting. Menurutnya, bencana yang terjadi di Sumatera adalah tanggung jawab kita bersama.

"Saya menerima informasi dari teman-teman di Aceh bahwa ada sekitar 2 kontainer dan 2 truk yang siap dikirim ke lokasi bencana. Hari ini, fokus kita adalah menangani masalah bencana ini. Karena apapun itu, bencana ini adalah tanggung jawab kita bersama," ungkap Miftah Maulana di Kramat, Jakarta Pusat.

Langkah cepat yang diambil oleh Gus Miftah ini telah menciptakan efek domino yang positif, mendorong penggalangan dana dari sektor swasta. Aksinya berhasil menyentuh hati para pengusaha untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan kemanusiaan ini.

"Setelah saya mendonasikan Rp1 miliar secara pribadi, beberapa perusahaan kemudian menghubungi saya untuk menitipkan donasi melalui saya. Meskipun mereka tidak menyebutkan jumlahnya, yang jelas nominalnya lebih besar dari donasi saya," tambahnya.

Untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang tepat, Miftah Maulana tidak bekerja sendiri. Ia menyadari bahwa distribusi logistik ke daerah bencana memerlukan jaringan relawan yang kuat dan berpengalaman. Oleh karena itu, ia menggandeng organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

"Saya percaya bahwa jika donasi disalurkan melalui teman-teman Banser, penanggung jawabnya akan lebih konkret. Mereka bisa lebih fokus pada wilayah yang terdampak langsung dari posko mereka," jelas Miftah Maulana.

Jaringan relawan di lapangan telah siap, dengan GP Ansor mengonfirmasi kesiapan mereka. Koordinasi antarwilayah dilakukan untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar dan menghindari penumpukan bantuan di satu titik.

"Kami memiliki posko di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Aceh, terdapat dua posko utama dan sekitar 70 posko yang tersebar. Relawan kami di daerah tersebut bahkan siap berjalan 17-20 km untuk menyalurkan bantuan," jelas Ketua GP Ansor Jawa Tengah, Syafiq Syauqi.

Miftah Maulana juga menambahkan bahwa musibah ini adalah momentum untuk memperkuat persaudaraan antar sesama anak bangsa tanpa memandang latar belakang. Ia ingin menanamkan optimisme kepada para korban bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi cobaan berat ini.

"Saya berharap teman-teman di Sumatera, di Aceh, Padang, Medan, dan sekitarnya tidak merasa sendirian. Yakinlah bahwa Allah akan menolong hamba-Nya manakala sang hamba mau menolong saudaranya," ucap Miftah Maulana.