Brilio.net - Inara Rusli kembali jadi sorotan setelah kondisi terbarunya diungkap sahabat dekatnya, Marissya Icha. Situasi mental Inara disebut memburuk di tengah kisruh dugaan perselingkuhan, penipuan, hingga perzinahan. Marissya menyebut tekanan itu membuat Inara belum mampu merespons tuntutan permintaan maaf dari Wardatina Mawa.

Wardatina sebelumnya menegaskan masih menunggu itikad baik Inara terkait keterlibatannya dalam masalah rumah tangga kreator asal Medan tersebut. Permintaan maaf dianggap penting agar persoalan itu tidak berlarut-larut. Publik kembali menyorot dinamika ini setelah pernyataan Marissya memunculkan babak baru dalam konflik keduanya.

Marissya mengungkap kondisi Inara yang disebut tak lagi stabil akibat beban masalah yang menumpuk. Ketidakmampuan Inara menyampaikan klarifikasi maupun permintaan maaf disebut bukan karena menghindar, melainkan kebingungan yang dipicu tekanan mental. Penjelasan itu disampaikan Marissya saat konferensi pers.

Alasan Inara Rusli minta maaf ke Wardatina Mawa © 2025 brilio.net

foto: Instagram/@mommy_starla

"Enggak eksis lagi dong. Saat ini sedang depresi. Coba dibayangkan bagaimana kita jadi dia," kata Marissya Icha dikutip dari Reyben Entertainment pada Kamis (11/12).

Inara sebenarnya ingin menyampaikan permintaan maaf kepada Wardatina. Keinginan itu disebut ada sejak awal, namun tidak berani ia lakukan karena ketakutan membuat situasi semakin buruk. Marissya menuturkan bahwa kondisi mental Inara membuatnya ragu menentukan langkah.

Penjelasan itu menegaskan bahwa Inara berada dalam situasi dilema, antara ingin menyelesaikan masalah namun takut melakukan kesalahan baru. Rasa tertekan membuatnya lebih memilih diam daripada mengambil risiko.

Alasan Inara Rusli minta maaf ke Wardatina Mawa © 2025 brilio.net

foto: Instagram/@mommy_starla

"Dia mau minta maaf. Cuma di namanya orang saat ini tuh bingung ya. Orang depresi itu dia khawatir melakukan begini takut salah, melakukan begitu takut salah. Jadi dia lebih baik dia akan memilih untuk diam dulu gitu," jelasnya.

Marissya kemudian memberi dukungan moral kepada Inara agar lebih tenang. Ia menilai sahabatnya itu membutuhkan pendampingan profesional untuk menghadapi tekanan dan menata ulang kondisi emosionalnya. Rekomendasinya diarahkan agar Inara bisa memulihkan diri sebelum mengambil langkah penting lain.

Marissya sendiri membantu rekonsiliasi proses komunikasi Inara. Ia berharap pendampingan psikolog dapat memperbaiki ketakutan yang selama ini menghambat keinginan Inara untuk meminta maaf.

"Makanya aku bilang tenangkan diri kamu. Kamu butuh psikolog. Nanti aku bawain kamu psikolog," ungkapnya.