Brilio.net - Ari Lasso, musisi senior yang telah mengabdikan diri di dunia musik lebih dari tiga dekade, baru-baru ini menarik perhatian warganet lewat unggahan di akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, Ari memperlihatkan meja kecil berisi kebutuhan sederhana yang ia sebut sebagai riders saat tampil di suatu acara.

Riders sendiri merupakan permintaan khusus dari seorang artis kepada panitia penyelenggara acara yang berkaitan dengan kenyamanan mereka sebelum tampil. Beberapa artis kerap mengajukan permintaan rumit, namun Ari Lasso justru menunjukkan pilihan yang sederhana namun fungsional. Ia menyampaikan bahwa keberhasilan tidak harus diiringi dengan permintaan yang merepotkan pihak promotor.

Pada salah satu unggahan, Ari memperlihatkan suasana ruang tunggunya yang hanya dihiasi oleh air mineral, beberapa buah naga, cokelat, dan biskuit. Semua kebutuhan tersebut tergolong mudah didapatkan.

Simplicity is the KEY !! Dan kita adalah Musisi, bukan Pemanfaat Situasi. Ini adalah room refreshment saya, air mineral, buah naga, snack genji 2 pack n fiitbar 2 pack. Kalo saya pengen sesuatu saya beli sendiri misal soy joy, dark coklat with almond etc,” tulis Ari Lasso pada Minggu (6/7).

riders ari lasso saat manggung © 2025 brilio.net

foto: Instagram/ari_lasso

Unggahan tersebut tidak hanya menyoroti kesederhanaan, tetapi juga menyiratkan pesan moral bagi generasi musisi masa kini. Ari menekankan pentingnya menjaga sikap profesional dengan tidak memberatkan promotor. Menurutnya, musisi dan event organizer seharusnya menjalin hubungan yang saling mendukung, bukan saling menuntut.

Ia mengingatkan bahwa riders sebaiknya digunakan sebagai alat pendukung penampilan, bukan ajang menunjukkan status. Dengan pengalaman panjang di industri ini, Ari tidak merasa perlu meminta hal-hal yang berlebihan. Ia juga mengkritisi sikap sejumlah musisi baru yang dinilainya kurang dewasa ketika permintaannya tidak terpenuhi.

"Kenapa ini saya tulis..dengan karier yg sudah lebih dari 30 tahun, Kita tidak merasa perlu meng 'ADA ADAkan' raiders, dan bersikap tidak dewasa atau ngambek bahkan kampungan saat ada minor miss sampe terjadi gesekan dengan LO/EO/promotor. Karena EO/ Promotor bukanlah Badan yang harus kita peras, namun adalah partner, tanpa mereka 'roda tidak berjalan lancar'," jelasnya seperti dikutip brilio.net, Senin (7/7).

Sebagai orang yang juga pernah terlibat dalam dunia event organizer sejak 2009, Ari mengaku memahami betapa menantangnya memenuhi keinginan para artis. Pengalamannya ini membuatnya berharap musisi muda dapat lebih mengedepankan sikap kolaboratif, bukan justru menuntut karena sedang berada di puncak popularitas.

Ia pun menyampaikan kritik tajam terhadap mentalitas ‘aji mumpung’ yang menurutnya masih banyak ditemui. “Dari dulu hingga kini sering senyum kecut, ketawa miris, melihat perilaku adik2 band / musisi2 baru yg ‘sedang bersinar’ yg kadang raiders or refreshment nya MBOTEN MBOTEN MAWON. Suka mengurut dada, kayak ada ‘AJI MUMPUNG’ mumpung lg di atas,” tulis Ari dalam keterangannya.

Ari menggarisbawahi bahwa keberlangsungan karier musisi tak hanya ditentukan oleh popularitas, tapi juga oleh kemampuan manajemen diri, kekompakan tim produksi, serta komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait.

Bagi Ari, inilah fondasi sejati untuk karier jangka panjang. Ia juga menyebut bahwa grup legendaris seperti Dewa 19 tidak pernah membuat riders yang berlebihan.

Bahkan arilasso band n @officialdewa19 sampe dpt julukan, band lejen dgn raiders yg bisa dibeli di Indo/Alfamart. Tulisan ini lbh kepada SELF REMINDER, bahwa di atas itu memang enak, tapi jatuh terbanting jg sangat menyakitkan....Just REMEMBER WHERE WE CAME FROM, HIDUP MUSIK INDONESIA,” pungkasnya.