Brilio.net - Abidzar Al-Ghifari kembali menjadi sorotan publik setelah terlibat dalam berbagai kontroversi terkait film terbaru yang dibintanginya, A Business Proposal versi Indonesia. Putra mendiang Ustaz Jefri Al Buchori ini memerankan karakter utama dalam remake dari drama Korea populer tersebut. Sayangnya, beberapa pernyataan yang ia lontarkan selama promosi film menuai kritik tajam dari warganet.
Komentar Abidzar mengenai pendekatan akting dan responsnya terhadap ekspektasi penggemar drama Korea memicu perdebatan luas di media sosial. Banyak yang merasa bahwa ia kurang menghargai sumber asli dari proyek yang ia bintangi. Kontroversi semakin memanas setelah Abidzar mengaku merasa menjadi korban rasisme karena kritik terhadap penampilannya dalam film tersebut.
Seiring dengan semakin dekatnya jadwal perilisan A Business Proposal versi Indonesia, perdebatan mengenai keterlibatan Abidzar dalam proyek ini belum mereda. Berikut lima kontroversi yang mencuat selama masa promosi film tersebut.
1. Tidak menonton versi asli drama Korea.
foto: Instagram/@abidzar73
Dalam sebuah konferensi pers, Abidzar mengungkapkan bahwa ia hanya menonton episode pertama dari A Business Proposal sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Ia beralasan ingin membangun karakter sendiri bersama sang sutradara. Pernyataannya ini menuai kritik dari warganet yang menilai bahwa sebagai aktor dalam remake, seharusnya ia memahami karakter aslinya terlebih dahulu.
Abidzar menegaskan bahwa film ini tetap memiliki nuansa berbeda karena dibuat untuk pasar Indonesia. Ia mengaku lebih mengandalkan arahan sutradara daripada referensi dari versi aslinya.
"Gua sempet nonton episode satu cuma memutuskan untuk berhenti, karena pada akhirnya karakternya akan gua buat sendiri bersama director. Indonesia dengan karakter masing-masing," ungkap Abidzar dikutip Pabrik Jaya Media.
Keputusan tersebut dianggap kontroversial oleh banyak penggemar yang merasa remake seharusnya tetap mempertahankan esensi karakter awal.
2. Menyebut peran dalam film sebagai beban.
foto: Instagram/@abidzar73
Saat diundang ke podcast Coki Pardede, Abidzar mengungkapkan tekanan yang ia rasakan selama membintangi A Business Proposal versi Indonesia. Ia menyatakan bahwa memerankan karakter utama dalam proyek adaptasi ini cukup menjadi beban baginya.
Abidzar juga mengungkapkan bahwa ia memahami ekspektasi tinggi dari para penggemar drama Korea terhadap film ini. Menurutnya, komentar yang diterima sudah ia prediksi sejak awal syuting, terutama mengingat fanbase drama Korea yang sangat vokal.
"Gue sebelum syuting, kakak gue sudah remind kalau fans drama Korea ini dia punya ekspektasi lebih terhadap project yang akan di-remake atau diadaptasi. Jadi ya siap-siap aja dari awal," ungkapnya dalam TS Media.
3. Sebut penggemar drama Korea fanatik.
foto: Instagram/@abidzar73
Dalam podcast yang sama, Abidzar juga menyebut bahwa fans drama Korea memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap proyek remake atau adaptasi. Pernyataannya tersebut langsung memicu kemarahan dari banyak penggemar yang menganggapnya terlalu menggeneralisasi dan tidak menghargai basis fanatik yang berkontribusi terhadap popularitas film tersebut.
Sebelum memulai syuting, Abidzar mengaku sudah diingatkan oleh sang kakak bahwa fans drama Korea sangat protektif terhadap karya asli yang mereka sukai. Oleh karena itu, ia sudah bersiap menghadapi kritik dari para penggemar yang membandingkannya dengan aktor versi asli.
"Cukup beban, menurut gue. Ditambah juga, tahulah ya, fans fanatiknya seperti apa," kata Abidzar.
4. Tanggapan terhadap kritikan warganet.
foto: Instagram/@abidzar73
Banyak warganet yang membandingkan penampilan Abidzar dengan Ahn Hyo-seop, aktor yang memerankan karakter utama dalam versi Korea. Beberapa di antaranya menganggap bahwa pemilihan Abidzar kurang cocok untuk karakter tersebut. Kritik ini mendorong Abidzar untuk buka suara melalui Instagram Story.
Dalam unggahannya, Abidzar menyinggung bahwa kritik yang ia terima mengandung unsur rasisme. Ia menyatakan bahwa penjelasan apapun yang ia berikan kemungkinan tidak akan mengubah pendapat publik yang sudah tidak setuju sejak awal.
"Pengen ngejelasin tapi pasti tetap bakal nggak suka. Emang dasarnya udah nggak setuju, mau dijelasin kayak apaan tahu sepertinya akan tetap begitu. Rasisme di Indonesia ternyata masih ada," ungkap Abidzar dalam Instagram Story eksklusif-nya pada Jumat (31/1).
5. Disentil penulis Ika Natassa.
foto: Instagram/@abidzar73
Pernyataan Abidzar mengenai penggemar drama Korea mendapat reaksi dari penulis ternama, Ika Natassa. Melalui akun X miliknya, Ika mengkritik cara Abidzar berbicara di media, menekankan bahwa aktor harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik.
Menurut Ika, ucapan Abidzar bisa berdampak buruk terhadap performa film di pasaran. Ia mengingatkan bahwa fanbase yang kuat justru bisa menjadi kunci kesuksesan film, sehingga aktor harus bisa membangun hubungan baik dengan penggemar. Komentarnya ini mendapat banyak dukungan dari warganet yang setuju dengan pendapatnya.
"Abidzar, kamu kayaknya perlu belajar PR yang baik. Omonganmu bisa bikin mati filmnya sebelum tayang. Seorang aktor yang baik bukan takut sama 'fans fanatik', tapi justru mengapresiasi karena karya itu bisa besar juga andil mereka juga," kata Ika dalam X @ikanatassa.
Recommended By Editor
- Viral dokter Ikhsan, dokter IGD sibuk banget urus pasien, mirip dokter Yang Jae Won 'The Trauma Code'
- Ternyata Front Man ‘Squid Game’ pernah pacaran dengan Song Hye-kyo, begini 9 potret lawasnya
- Netflix disebut raup keuntungan hingga Rp 16 triliun atas keberhasilan Squid Game 2, begini faktanya
- Netflix rilis poster Squid Game 3 dengan karakter Young Hee dan Chul Soo, begini makna di baliknya
- Tangan Gong Yoo kapalan di Squid Game, begini cara cepat menghilangkannya pakai 3 bahan dapur
- Squid Game 2 resmi tayang, ini 4 fakta menariknya yang nggak boleh dilewatkan
- Squid Game 2 masuk nominasi Golden Globe Awards 2025 padahal belum tayang, netizen bingung