Brilio.net - Aktris Nana Mirdad tengah jadi sorotan usai membagikan pengalaman tidak menyenangkan saat menggunakan fitur paylater. Dia mengaku diteror debt collector meskipun keterlambatan bayar hanya terjadi beberapa jam.
Cerita ini bermula saat Nana memesan makanan dengan tagihan sekitar Rp800 ribu. Karena saldo belum terisi, pembayaran jadi tertunda, dan sejak pagi hari di tanggal jatuh tempo, teror dari penagih utang langsung berdatangan.
Meski dia sudah melunasi semua tagihan plus denda keterlambatan, pesan WhatsApp dari debt collector tetap mengganggunya. Kejadian ini membuatnya berpikir ulang soal penggunaan paylater, apalagi ternyata sistemnya nyaris serupa dengan pinjaman online alias pinjol.
Berikut brilio.net himpun fakta Nana Mirdad diteror debt collector gegara pakai paylater dari Instagram @nanamirdad_ pada Senin (5/5).
1. Telat bayar beberapa jam, tapi diteror seharian.
fakta nana mirdad diteror debt collector
Instagram/@nanamirdad_
Nana Mirdad awalnya hanya mengalami keterlambatan beberapa jam karena lupa mengisi saldo untuk membayar tagihan paylater. Dia sama sekali tidak menduga bahwa keterlambatan sesingkat itu bisa berujung pada teror yang begitu intens. Sejak pagi hari, dia mulai dihubungi terus-menerus oleh pihak penagih utang yang dinilainya terlalu agresif.
Padahal dia sudah membayar tagihan plus dendanya sebesar Rp50 ribu. Namun yang membuatnya terkejut, teror tak berhenti meski semua kewajiban sudah dia tunaikan. Hal ini membuat Nana mempertanyakan prosedur penagihan yang dilakukan oleh pihak aplikasi.
Nana merasa seharusnya ada sistem yang lebih manusiawi untuk menghadapi keterlambatan kecil seperti itu. Dia menyayangkan cara penagihan yang menurutnya "kaya preman" dan tidak profesional. Bahkan, dia mengaku sempat terpikir untuk menghapus fitur paylater dari aplikasi.
"Non aktifin demi apapun fiturnya daripada hidup kalian diteror. Ini sistemnya kaya preman 😥 Orang2nya yang menagih tidak kompeten tapi punya kuasa bikin credit record kita jelek," ungkap Nana dalam Instagram Story-nya, Senin (5/5).
2. Pakai paylater buat hal darurat, malah jadi repot.
fakta nana mirdad diteror debt collector
Instagram/@nanamirdad_
Awalnya, Nana menggunakan paylater bukan untuk tujuan konsumtif, melainkan sekadar kepraktisan saat situasi darurat. Dia mengira fitur tersebut merupakan bentuk kemudahan dari aplikasi yang dia percaya. Tapi seiring waktu, dia merasa cara penagihannya justru menambah beban psikologis.
Nana menyadari bahwa fitur itu ternyata masuk dalam kategori pinjaman legal yang punya konsekuensi serius. Nana pun merasa kecolongan karena selama ini menganggap fitur tersebut berbeda dengan pinjol. Kejadian ini membuatnya refleksi diri dan menyadari bahwa kemudahan yang ditawarkan tidak sebanding dengan resiko yang harus dia tanggung.
Di tengah kesibukannya, dia memang beberapa kali terpaksa menggunakan fitur paylater karena belum sempat top up saldo. Namun lama-kelamaan dia merasa sistemnya makin tidak nyaman dan merugikan secara emosional. Dia pun mengaku jera dan tidak ingin mengulang pengalaman yang sama.
"Sempet bilang sama diri sendiri gak mau pake lagi karena kok ga nyaman banget... tapi namanya manusia kadang gak sempet top up dan akhirnya kepake juga. Kadang 800rb, kadang 1 jutaan. Bukan milyaran bukan," katanya.
3. Debt collector tetap ganggu meski sudah lunas.
fakta nana mirdad diteror debt collector
Instagram/@nanamirdad_
Setelah membayar, seharusnya urusan selesai. Tapi tidak bagi Nana, yang justru tetap diganggu melalui WhatsApp bahkan setelah tagihan dilunasi. Hal ini membuatnya semakin resah karena merasa tidak ada kepastian atau kontrol terhadap para penagih.
Nana kaget ketika tahu bahwa sistem paylater ini bisa membuat debt collector punya akses ke data keuangan seseorang. Dia khawatir bila cara penagihan yang asal-asalan ini justru berdampak pada catatan kredit miliknya di Bank Indonesia. Padahal selama ini, skor kreditnya di kartu kredit selalu bagus.
Nana menganggap situasi ini tidak adil karena hanya karena keterlambatan kecil, nama baik finansialnya bisa tercoreng. Yang lebih bikin cemas, pihak penagih ini seakan punya kuasa penuh meski tindakan mereka tidak profesional. Dia pun merasa sistemnya perlu diperbaiki dan SDM-nya perlu ditingkatkan.
"Ehhh kali ini sampe di WA ganggu banget... Akhirnya baru tau dari kalian kalo ini memang adalah bentuk pinjol legal dan bahayanya mereka legal jadi betul2 punya link untuk bikin data kita jelek di BI. Omg. Bayangin ngga kalo yang nagih modelannya begini, pasti pelaporannya ke BI juga berantakan, seenaknya, sesuka hatinya," imbuhnya lebih lanjut.
4. Banjir dukungan dari netizen yang alami hal serupa.
fakta nana mirdad diteror debt collector
Instagram/@nanamirdad_
Setelah membagikan pengalamannya, Nana justru menerima banyak DM dari netizen yang juga pernah berada di posisi serupa. Mereka pun mengeluhkan tindakan agresif dari pihak debt collector. Situasi ini membuka mata banyak orang bahwa fitur paylater bisa membawa resiko besar kalau tidak diawasi dengan baik.
Nana merasa tak sendiri setelah tahu banyak yang juga merasakan hal sama. Namun di sisi lain, dia menyayangkan karena sistem yang semestinya memudahkan justru menambah tekanan psikologis bagi pengguna. Dia pun berharap ada evaluasi dari pihak penyedia layanan terkait etika penagihan.
Nana menegaskan bahwa selama ini catatan kreditnya sangat baik, terutama dalam penggunaan kartu kredit. Tapi insiden ini bisa jadi titik balik baginya untuk lebih berhati-hati. Dia juga mengingatkan agar publik tidak terlena dengan kemudahan yang ditawarkan fitur-fitur keuangan digital.
"Banyak banget yg DM aku soalnya diperlakukan sama. Selama ini credit record aku bagus di CC ga ada masalah.. Jangan sampe karena obeng kolektor alias debt collector yang ngga profesional jadi merusak semuanya," jelasnya.
5. Minta sistem diperbarui dan kolektor ditraining.
fakta nana mirdad diteror debt collector
Instagram/@nanamirdad_
Menutup ceritanya, Nana menyindir keras sistem penagihan yang dia alami. Dia bahkan mempertanyakan apakah penagihan yang dilakukan merupakan tanggung jawab atau hanya "dendam pribadi". Pernyataan itu menggambarkan betapa buruknya pengalaman yang dialaminya.
Nana merasa sistem perlu diperbarui agar tidak menyulitkan pengguna hanya karena telat beberapa jam. Dia juga menekankan pentingnya pelatihan untuk para penagih agar mereka tidak semena-mena dalam bertindak. Pelatihan tersebut dianggap penting agar prosedur penagihan bisa lebih manusiawi dan terkontrol.
Baginya, pengalaman ini cukup membuat trauma dan enggan lagi menggunakan fitur serupa. Dia lebih memilih metode pembayaran yang jelas, aman, dan tidak membawa tekanan mental. Apalagi jika sistem penagihan tidak transparan dan menyulitkan banyak orang.
Recommended By Editor
- Tiba-tiba dijemput pakai helikopter sama Andrew White, begini 9 momen kejutan ultah Nana Mirdad ke-40
- Istri Andrew White hobi masak punya kompor bak resto mewah, 9 potret dapur Nana Mirdad usai dimakeover
- Disayang bak anak sendiri, ini 9 momen Nana Mirdad momong bayi yang dulu dibuang orang tuanya
- Nana Mirdad kesal rumahnya jadi kotor akibat ulah ART, sampai temukan barang tak terduga
- Hunian mewah bak villa, ini 10 potret kamar di rumah Jamal Mirdad, area balkonnya view langsung hutan
- Kompornya mewah serasa jadi chef restoran bintang 5, ini 9 potret dapur Nana Mirdad usai direnovasi





































