Brilio.net - Dua mahasiswa Indonesia Adella Suwandhi (22) dari Unika Atma Jaya dan Rifki Saputra (22) dari Universitas Jember belum lama ini mencetak prestasi membanggakan di kancah internasional. Mereka meraih penghargaan Diplomacy Award Legal Committee di ajang Harvard World Model United Nation (MUN) 2023 di Paris, Perancis. 

Harvard World MUN merupakan salah satu ajang simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) paling prestisius yang diikuti lebih dari 2.000 peserta dari 110 negara setiap tahun. Ajang ini juga dikenal sebagai olimpiade terbesar kegiatan MUN serupa di level internasional. 

Selain Adella dan Rifki, tujuh anggota delegasi lainnya adalah Ahmad Yusril Yusro (Universitas Lampung), Bunga Almia Gane Sari Santina Putri (Universitas Negeri Malang), Farel Muhamad Alfarisi (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Ridha Albary (Institut Teknologi Bandung), Ryan Kam Vikri (Universitas Diponegoro), Shannice Fidelia Akwilla (Unika Atma Jaya), dan Yudika Putra Perdana Pangaribuan (Universitas Brawijaya).

Dua mahasiswa Indonesia raih penghargaan MUN 2023  © 2023 brilio.net Rifki Saputra, double delegation di legal committee dari delegasi Djarum Foundation saat berpidato mewakili pemerintah Turki (Dok. Adella Suwandhi)

Kesembilan delegasi Indonesia ini merupakan Beswan Djarum (sebutan bagi penerima Djarum Beasiswa Plus) angkatan 37. Mereka menjadi delegasi melalui proses panjang. Tidak cukup beradu ilmu dan kemampuan menyampaikan argumentasi dalam bahasa Inggris, mereka pun bersaing secara mental terkait kemampuan sosialisasi dan negosiasi dengan para delegasi asing yang mereka rasa lebih unggul.   

Nah untuk Adella dan Rifki, mereka dipasangkan sebagai double delegation untuk legal committee. Keduanya berhasil mengungguli 186 peserta dari berbagai negara, yang berkompetisi di komite sama saat mendiskusikan isu Non-Self-Governing Territories atau teritori yang tidak memiliki pemerintahan sendiri. 

“Rasanya tidak menyangka bisa mendapatkan penghargaan karena ini adalah ajang MUN internasional pertama saya. Tentunya pencapaian ini merupakan buah dari kerja keras setelah selama dua bulan, kami digembleng dengan pelatihan dan simulasi intensif. Kami jadi semakin terarah memahami berbagai isu politik, hukum dan ekonomi global, serta mampu meningkatkan soft skill berbicara di depan publik, serta membuat tulisan ilmiah untuk persiapan ke ajang ini,” ujar Adella, lulusan program studi Ilmu Komunikasi, Unika Atma Jaya Jakarta, yang sekaligus menjadi Head Delegate Djarum Foundation.

Buah pelatihan soft skill

Dalam ajang tersebut, Adella dan Rifki bertindak sebagai delegasi Pemerintah Turki dalam membahas sejauh mana negara yang berkuasa atas teritori tersebut dapat memegang kekuasaan. Sebagai delegasi negara Turki, keduanya dituntut dapat memberikan solusi atas pemaknaan ulang atau redefinition serta referendum netral, yang dapat dilaksanakan dengan pengawasan PBB dan beberapa badan di bawahnya dalam menghadapi isu tersebut. Pada kesempatan ini, teknik menulis dokumen, negosiasi, melobi, riset, dan kemampuan mengemukakan pendapat mereka pun diuji.

“Sekalipun sebelumnya sudah mengikuti beberapa simulasi sidang PBB, pencapaian ini tetap menjadi bonus yang berlipat ganda bagi saya. Selain mendapat pengalaman seumur hidup dan kesempatan untuk menjalin relasi, saya jadi tahu bahwa kemampuan mahasiswa Indonesia sebetulnya tidak kalah dengan peserta dari negara lain, khususnya di bidang riset. Para WorldMUN Chairs dari Universitas Harvard yang mengobservasi juga menilai secara positif keaktifan berjejaring, kemampuan mendengarkan dan mengakomodasi masukan dari kami,” kata Rikfi, mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember ini.

“Kegiatan MUN ini merupakan aplikasi langsung dari pelatihan soft skills yang diberikan kepada para Beswan Djarum. Sebagai bukti nyata, Adella dan Rifki merupakan Beswan Djarum yang mendapatkan penghargaan bergengsi di tingkat Harvard World MUN. Maka itu, kami mendorong Beswan Djarum untuk mengembangkan minat dan kemampuannya supaya nantinya menjadi pemimpin yang relevan dalam memberikan solusi bagi masalah sosial di lingkungannya. Harapannya, lewat keikutsertaan di program IE ini, Beswan Djarum akan memiliki wawasan yang lebih luas dalam memandang suatu masalah," ujar Abraham Delta Oktaviari, Program Manager Bakti Pendidikan Djarum Foundation kepada Brilio.net.  

Sebagai informasi, sejak 1984, Djarum Beasiswa Plus tidak hanya fokus membangun bangsa lewat pemberian dana beasiswa bagi para mahasiswa berprestasi di berbagai perguruan tinggi Indonesia, namun juga memberikan nilai tambah lewat berbagai pelatihan soft skills untuk membangun karakter, wawasan kebangsaan, dan melatih kepemimpinan. Salah satunya Beswan Djarum memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan International Exposure ini. 

Program Djarum Beasiswa Plus ditujukan bagi para mahasiswa berprestasi yang tengah menempuh semester empat. Adapun untuk tahun ajaran 2023/2024, pendaftarannya dibuka pada 20 Maret–27 Mei 2023. Persyaratan pendaftaran lebih lanjut dapat dilihat dengan mengunjungi laman djarumbeasiswaplus.org.