Brilio.net - Pendidikan merupakan hal yang penting bagi individu. Tujuan adanya pendidikan adalah membentuk setiap individu agar bermanfaat bagi sesama. Minimal dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan tidak merugikan dirinya, dengan adanya pendidikan diharapkan setiap individu berkembang menjadi generasi yang cerdas dan mampu bersaing di era globalisasi ini.

Namun terkadang, dalam dunia pendidikan tidak bisa dihindarkan dari masalah-masalah sosial di sekolah. Masalah sosial di sekolah merupakan persoalan yang selalu ada dimana para siswa berperilaku atau bertindak tidak sesuai dengan norma yang diatur.

Lantas apa saja yang menjadi masalah sosial di sekolah? Sebenarnya terdapat banyak hal yang dapat dikategorikan sebagai masalah sosial di sekolah yang berkaitan dengan perilaku siswa. Berikut contoh masalah sosial di sekolah yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (26/5).

Pengertian masalah sosial di sekolah.

Contoh masalah sosial di sekolah © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

Masalah sosial di sekolah adalah kondisi yang mengganggu keseimbangan dan kenyamanan lingkungan belajar di sekolah akibat interaksi sosial antara siswa, guru, dan staf pendidikan. Masalah sosial di sekolah dapat berupa perilaku yang tidak pantas seperti bullying, diskriminasi, kekerasan, narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya. Masalah sosial di sekolah dapat mempengaruhi kesejahteraan mental, emosional, dan fisik siswa, serta dapat mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah.

Adapun beberapa bentuk masalah sosial di sekolah seperti terjadinya kekerasan. Kekerasan adalah masalah sosial lainnya yang dapat terjadi di sekolah. Kekerasan dapat berupa kekerasan fisik atau kekerasan verbal. Kekerasan dapat menyebabkan cedera fisik atau emosional pada korban, serta dapat mempengaruhi kinerja akademik mereka.

Untuk mengatasi masalah sosial di sekolah, diperlukan upaya dari semua pihak, baik dari siswa, guru, staf pendidikan, maupun orang tua siswa. Sekolah dapat mengadakan program anti-bullying, pelatihan pengendalian diri dan manajemen emosi, serta mengadakan kegiatan sosial yang dapat mempererat hubungan antar siswa.

Selain itu, sekolah juga dapat mengadakan program pencegahan narkoba dan kampanye anti-diskriminasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang masalah sosial yang ada di sekolah. Dengan upaya yang tepat dan konsisten, masalah sosial di sekolah dapat diminimalkan dan lingkungan belajar yang aman dan nyaman dapat tercipta.

 

Ciri-ciri masalah sosial di sekolah

Contoh masalah sosial di sekolah © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

1. Adanya perilaku menyimpang.

Contoh perilaku menyimpang di sekolah adalah bullying, tawuran antar pelajar, atau penggunaan narkoba.

2. Meningkatnya absensi dan keputusan putus sekolah.

Siswa yang sering absensi atau putus sekolah bisa dipandang sebagai masalah sosial di lingkungan sekolah.

3. Perilaku agresif.

Perilaku agresif dapat muncul dari pelajar atau oknum tenaga pendidik. Sikap agresif ini sering dilakukan pada seseorang yang lemah, terutama dari segi fisik.

4. Kesulitan dalam belajar.

Siswa yang kesulitan dalam belajar, bisa jadi memiliki masalah sosial. Hal ini dapat diakibatkan oleh faktor personal atau faktor lingkungan, seperti kurangnya dukungan dari orang tua atau teman.

5. Terjadinya pelanggaran tata tertib sekolah dan norma-norma terus berulang.

Pelanggaran bisa terjadi terhadap tata tertib sekolah atau norma-norma hukum yang mengikat di lingkungan sekolah.

6. Gangguan emosional.

Siswa yang mengalami gangguan emosional seperti depresi, stres, atau cemas kemungkinan membutuhkan dukungan dan perhatian dari guru dan tenaga kesehatan di sekolah. Gangguan emosional ini dapat membuat siswa berperilaku agresif yang berdampak pada kerugian dirinya dan lingkungan sekitar.

Contoh masalah sosial di sekolah.

Contoh masalah sosial di sekolah © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

1. Masalah pelecehan atau bullying.

Bullying merupakan tindakan merendahkan atau menghina yang dilakukan secara fisik, verbal atau psikologis terhadap seorang atau beberapa siswa. Hal ini dapat mengganggu psikologi siswa dan mencegah siswa untuk berkonsentrasi pada belajar. Bentuk-bentuk pelecehan seperti ini bisa membuat siswa merasa tidak nyaman, takut, dan merasa terisolasi.

2. Perilaku buruk dan tidak disiplin.

Siswa yang menyebabkan gangguan di kelas, seperti terlambat, membawa barang-barang terlarang, atau mengganggu kelas, dapat merusak disiplin kelas secara keseluruhan. Ini bisa membuat siswa lain susah untuk fokus dan merusak kondusifitas belajar. Masalah sosial seperti ini kerap muncul di lingkungan sekolah yang berdampak pada lingkungan sekitar.

3. Kenakalan remaja dan bolos sekolah.

Siswa punya kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja seperti bolos sekolah, mabuk-mabukan, atau merokok di dalam lingkungan sekolah yang bisa mengganggu konsentrasi siswa untuk belajar. Kenakalan remaja ini kerap terjadi pada siapa saja, apabila tidak ditangani maka dapat mengganggu proses tumbuh kembang siswa.

4. Diskriminasi dan rasisme.

Diskriminasi adalah masalah sosial lainnya yang dapat terjadi di sekolah. Diskriminasi terjadi ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil atau tidak setara karena faktor tertentu seperti ras, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual. Diskriminasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan, rasa tidak aman, dan ketidakpercayaan pada diri sendiri pada korban.

5. Keterlambatan atau absensi siswa yang berlebihan yang dapat mengganggu kelancaran pembelajaran.

Keterlambatan atau absensi yang berulang dapat memberikan dampak yang negatif pada proses belajar mengajar di kelas , karena dapat mengacaukan waktu pembelajaran dan mengganggu konsentrasi siswa dan guru.

Selain itu, terlalu sering terlambat atau tidak hadir juga dapat mempengaruhi nilai akademis siswa, karena siswa melewatkan pelajaran dan tugas-tugas penting yang mungkin diberikan saat absen. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya siswa dan orang tua/sang pendamping harus memahami pentingnya ketepatan waktu dan kehadiran yang konsisten dalam proses pembelajaran.

6. Pelanggaran tata tertib sekolah dan norma-norma yang berlaku.

Sekolah memiliki tata tertib dan norma-norma yang ditetapkan sebagai panduan bagi para siswa maupun staf pendidik untuk berperilaku di lingkungan sekolah. Pelanggaran tata tertib dan norma-norma yang telah ditetapkan dapat menimbulkan masalah sosial di sekolah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Contoh pelanggaran tata tertib dan norma-norma yang sering terjadi di sekolah antara lain melanggar jam pelajaran, membuang sampah sembarangan, merokok di lingkungan sekolah, mencontek saat ulangan, serta melakukan perundungan atau bullying. Pelanggaran-pelanggaran tersebut jika tidak ditindaklanjuti dengan tegas oleh pihak sekolah dapat berdampak negatif pada lingkungan sekolah serta membahayakan bagi kesejahteraan siswa dan staf pendidik.

Untuk mengatasi masalah pelanggaran tata tertib dan norma-norma yang berlaku di sekolah, lembaga pendidikan dapat menerapkan sistem pengawasan dan sanksi yang efektif, serta melakukan pendekatan dengan cara memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai pentingnya tata tertib dan norma-norma yang ada di sekolah. Selain itu, para siswa dan staf pendidik juga perlu diberikan ruang partisipasi dalam memberikan masukan dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.