Brilio.net - Di tengah maraknya platform media siar video internasional yang terus bermunculan, produsen media siar Indonesia ternyata masih punya celah besar untuk berkembang pesat. Konten lokal berbahasa Indonesia rupanya masih memegang kendali kuat dan sangat diminati penonton.
Fakta menarik ini menjadi sorotan utama saat CEO Vidio, Sutanto Hartono, memberikan kuliah umum bagi mahasiswa semester pertama Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
Diungkap Brilio.net dari Liputan6, Senin (1/12) Lewat materi bertajuk 'Winning the Digital Leadership: Vidio's Local Formula to Compete with Global Giants', terungkap bahwa saluran televisi di Indonesia masih ditonton lebih dari 62 persen dari total 280 juta penduduk.
Angka audiens yang masif ini bertahan karena televisi mampu menjangkau hingga 17 ribu pulau, sebuah pencapaian yang berbeda jauh dengan jangkauan data internet yang belum merata dan harganya pun masih tergolong mahal.
Rahasia Dominasi Tayangan Negeri Sendiri
foto: Liputan6.com
Ada strategi khusus yang harus dijalankan untuk bisa menjangkau audiens lebih luas lagi. Mulai dari terus memperkuat isi siaran televisi, berkreasi dengan acara yang punya rating tinggi, menyajikan berbagai peristiwa olahraga langsung, hingga menghadirkan keberagaman konten-konten lokal serta mengikuti perkembangan teknologi. Bukti paling jelas bahwa konten lokal masih menjadi primadona bisa dilihat dari laris manisnya film Indonesia di bioskop.
"Sebagai data kenapa konten lokal masih diminati. Sepanjang 2025 ini, tiket untuk film Indonesia telah menembus 80 juta lembar yang terjual. Angka ini sebesar 60 persen dari total tiket terjual. Ini bukti film nasional masih sangat dinanti," paparnya.
Managing Director Emtek ini juga memberikan pandangan soal persiapan menghadapi dunia kerja. Mahasiswa didorong untuk memperkuat kemampuan hard skill dan soft skill dengan cara mengikuti magang di berbagai perusahaan.
Langkah ini dianggap modal berharga karena individu bisa mencicipi rasanya dunia kerja selagi masih berkuliah. Kemampuan unggul memang harus diasah, namun yang terpenting saat ini dunia kerja sangat membutuhkan orang-orang dengan kemampuan story telling yang baik. Pesan yang disampaikan harus mampu menggambarkan bagaimana logika dijalankan.
Kehadiran praktisi media senior di kampus ini, menurut Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UAJY, Mario Antonius Birowo, bertujuan untuk mendekatkan apa yang dipelajari di kampus dengan realita yang dikerjakan di dunia nyata. Hal ini agar mahasiswa semakin siap saat nantinya keluar dari kampus dan masuk ke dunia kerja.
Peluang kolaborasi antara UAJY dengan Emtek Grup pun tidak ditutup, salah satunya lewat program magang berdampak. Nantinya selama satu semester mahasiswa akan magang dan hasil laporannya akan dikonversikan menjadi minimal 20 SKS. Magang kemudian menjadi jembatan penting antara kehidupan kampus dengan kehidupan industri pekerjaan.
Recommended By Editor
- Jadi penutup era, Founder5 berikan satu performa terakhir yang tak akan terulang lagi
- Begini jadinya saat Fedi Nuril duduk di 'kursi panas' diroasting Pandji, Abdur Arsyad, sampai Saykoji
- Tak hanya nonton teater, FMI 2025 beri pengalaman imersif dengan lighting modern & aransemen orkestra
- Kisah tak terlupakan di konser Blackpink 'Deadline Tour' Jakarta 2025, terbayar lunas
- Rayakan HUT ke-12, RS EMC Sentul resmikan gedung baru dan deretan inovasi terbaru

































