Brilio.net - Setiap hari kita melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil dengan uang: minum kopi di luar, langganan aplikasi tanpa digunakan, belanja impulsif saat diskon, dan sebagainya. Mungkin kelihatannya sepele, “Ah cuma sedikit” atau “Nanti juga saya ganti”, tapi kebiasaan-kebiasaan itu, bila dilakukan terus-menerus, bisa jadi beban besar bagi keuangan masa depan. Sebaliknya, kebiasaan finansial kecil yang positif pun jika dijaga konsistensinya, bisa berdampak jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan.

Kenapa kebiasaan kecil itu penting? Karena kekayaan bukan semata soal berapa banyak yang kamu dapat, tapi juga seberapa baik kamu mengelola apa yang sudah kamu punya. Literasi keuangan membuktikan bahwa orang yang sadar kecil-kecil dalam pengeluaran dan menyisihkan sedikit demi sedikit memiliki kemungkinan jauh lebih besar untuk mencapai stabilitas dan kebebasan finansial. Sementara psikologi keuangan mengatakan bahwa perilaku konsisten jauh lebih memengaruhi kekayaan ketimbang pendapatan besar sekali sesekali.

Dari sisi waktu, efek “kompaun” atau penggandaan waktu bekerja di sini. Sama seperti bunga yang bertambah kalau uang kita ditabung atau diinvestasikan; dengan disiplin atas kebiasaan kecil, dalam waktu beberapa tahun, manfaatnya bisa sangat signifikan. Ini bukan hanya teori, berbagai penelitian dan pengalaman para “financial coach” menunjukan bahwa perubahan kecil di awal bisa mempercepat perjalanan menuju kebebasan finansial.

Berikut ulasan lengkap mengenai kebiasaan finansial kecil yang diam-diam bikin kamu cepat kaya, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (20/9).

5 Kebiasaan finansial kecil yang bisa mempercepat kebebasan finansial

Kebiasaan finansial kecil yang diam-diam bikin kamu cepat kaya © 2025 brilio.net

Kebiasaan finansial kecil yang diam-diam bikin kamu cepat kaya
© 2025 brilio.net/Reve/AI

Berikut lima kebiasaan sederhana yang bisa kamu mulai sekarang, ditambah penjelasan kenapa mereka efektif dan bagaimana cara menerapkannya.

1. Bayar diri sendiri terlebih dahulu (Pay Yourself First)

Begitu kamu menerima gaji atau pendapatan bulanan, alokasikan dulu sebagian ke tabungan/investasi sebelum membayar kebutuhan lain. Misalnya 10-20% pendapatan langsung kamu sisihkan ke rekening khusus.

Mengapa efektif:

Ini membantu menghindari godaan menghabiskan semuanya dulu, lalu menabung sisanya (yang sering ternyata tidak ada).

Penelitian tentang precautionary savings dan perilaku menabung dalam jangka hidup menunjukkan bahwa orang yang konsisten menyisihkan uang akan punya cadangan untuk menghadapi risiko/runtuhnya pendapatan.

Psikologi perilaku menyebut bahwa kalau kamu menjadikan menabung sebagai “tagihan pertama” maka kamu akan lebih memprioritaskannya seperti kewajiban lain. Kebiasaan ini membentuk disiplin dan mindset bahwa menabung itu bagian dari hidup.

Cara menerapkannya:

- Tentukan persentase realistis dari pendapatan (misalnya 10-15%) sebagai target awal.

- Gunakan transfer otomatis (autopilot) ke rekening tabungan atau investasi tiap kali gaji masuk.

- Jika bisa, anggap dana ini sebagai “tidak boleh disentuh” kecuali dalam keadaan darurat.

2. Melacak pengeluaran harian secara rutin

Mencatat setiap pengeluaran, dari yang besar sampai kecil: kopi, pulsa, transportasi, langganan, dan sebagainya, dan memeriksa rekapan mingguan atau bulanan.

Mengapa efektif:

Banyak orang tidak sadar bahwa pengeluaran kecil tiap hari (kopi, camilan, snack, ongkir, diskon-diskon online) menumpuk jadi uang yang tidak sedikit. Tanpa pelacakan, sulit melihat “tembok bocor” ke mana uang mengalir.

Studi menunjukkan bahwa pelacakan pengeluaran membantu orang lebih sadar dan lebih bertahan terhadap godaan pengeluaran impulsif atau konsumsi berlebihan.

Dengan mengetahui pola pengeluaran, kamu bisa menyesuaikan anggaran, memotong pengeluaran tidak perlu, dan mengalihkan ke tabungan atau investasi.

Cara menerapkannya:

- Gunakan aplikasi keuangan, spreadsheet, atau catatan sederhana.

- Atur satu waktu dalam minggu (misalnya akhir pekan) untuk memeriksa semua pengeluaran.

- Buat kategori (misalnya kebutuhan, hiburan, diskresioner) agar mudah melihat area mana yang bisa dipangkas.

3. Mengurangi pengeluaran kecil yang tidak perlu

Identifikasi “kebocoran” kecil: langganan aplikasi yang jarang digunakan, kopi harian di luar, belanja impulsif saat diskon, makan di luar terus-menerus, dan lainnya.

Mengapa efektif:

Banyak artikel keuangan menyebut bahwa pengurangan satu item kecil saja bisa menghasilkan penghematan ribuan dollars atau rupiah per tahun. Contoh: “kurangi satu kopi setiap hari” atau “bawa bekal” memiliki potensi tabungan signifikan jika dijaga lama.

Ini juga berkaitan dengan psikologi “present bias”, kita cenderung fokus kepuasan langsung (ngopi di luar sekarang) dan mengabaikan konsekuensi jangka panjang. Mengurangi godaan kecil bisa membantu memperkuat kontrol diri.

Cara menerapkannya:

- Buat daftar langganan & pengeluaran bulanan yang bisa di-review (apakah benar-benar digunakan).

- Gunakan teknik “cooling off period”, tunggu 24 jam sebelum membeli barang yang bukan kebutuhan.

- Gantilah kebiasaan kecil dengan alternatif lebih murah atau gratis (misalnya membuat kopi sendiri, berjalan atau naik transportasi umum jika memungkinkan, vs naik kendaraan pribadi).

4. Menabung dan berinvestasi secara otomatis

Mengatur sistem agar sebagian pendapatan langsung dikirim ke rekening tabungan atau investasi, tanpa perlu kamu aktif mengingatnya setiap bulan.

Mengapa efektif:

Otomasi mengurangi kebutuhan pada keinginan instan dan kekhawatiran lupa atau tergoda memakai uang tabungan untuk hal lain.

Studi di literatur keuangan (misalnya “Savings goals and wealth allocation …” di Journal of Banking & Finance) menemukan bahwa individu dengan tujuan tabungan yang jelas lebih cenderung menyusun alokasi portofolio yang optimal dan membuat investasi yang lebih seimbang.

Tabungan dan investasi yang dikompound (bunga atau kenaikan nilai) akan tumbuh lebih cepat dari sekadar menabung di bawah kasur. Waktu adalah teman di sini.

Cara menerapkannya:

- Pilih produk tabungan/investasi yang sesuai dengan profil risiko kamu.

- Set up transfer otomatis dari rekening gaji ke akun investasi/tabungan setiap kali gaji masuk.

- Bisa mulai kecil dulu, lalu secara bertahap besarkan jumlahnya seiring meningkatnya pendapatan.

5. Membentuk kebiasaan anggaran dan evaluasi keuangan bulanan

Membuat anggaran (budget) setiap bulan, termasuk target tabungan/investasi, pengeluaran rutin, pengeluaran tidak rutin, serta melakukan evaluasi pada akhir bulan: apa yang berhasil, apa yang perlu diperbaiki.

Mengapa efektif:

Anggaran membuat kamu memiliki peta ke mana uang akan dialirkan, sehingga mengurangi kemungkinan “uang hilang” karena kebiasaan boros tidak disadari.

Evaluasi membantu kamu belajar dari kesalahan: jika satu kategori pengeluaran over budget, bisa dicek penyebabnya; jika ada pos yang bisa dikurangi, maka bisa disesuaikan bulan berikutnya.

Literatur keuangan dan ekonomi rumah tangga menunjukkan bahwa keluarga dengan literasi keuangan yang baik dan anggaran rutin cenderung memiliki aset lebih besar/lebih stabil secara finansial. Studi “Wealth Accumulation: Influence of Financial Literacy …” dari Indonesia misalnya menemukan bahwa kemampuan literasi keuangan dalam deposit, risiko, dan utang sangat mempengaruhi akumulasi kekayaan rumah tangga.

Cara menerapkannya:

- Mulai buat anggaran sederhana: daftar pendapatan vs pengeluaran tetap vs pengeluaran variabel vs target tabungan/investasi.

- Gunakan aplikasi atau catatan agar lebih mudah, bisa on paper atau digital.

- Di akhir bulan, lihat selisih: mana yang kurang, mana yang lebih, dan rencanakan perbaikan bulan depan.

Literasi dan psikologi keuangan

Literasi keuangan terbukti punya korelasi positif dengan akumulasi kekayaan. Misalnya studi di Magelang (Khilmatun Nafisah & Ananda Setiawan) menunjukkan bahwa literasi tentang deposit, risiko, dan utang sangat mempengaruhi akumulasi kekayaan.

Psikologi keuangan mengajarkan bahwa perilaku dan mindset kadang lebih penting daripada pendapatan besar. Misalnya kemampuan mengendalikan impuls, memahami “present bias”, memahami nilai dari pengorbanan kecil sekarang untuk manfaat besar nanti, dan membuat kebiasaan keuangan yang mendukung tujuan jangka panjang. Buku-populer seperti The Psychology of Money karya Morgan Housel menggarisbawahi bahwa “bagaimana kamu bersikap terhadap uang” seringkali lebih penting daripada “berapa banyak kamu punya”.

Kebiasaan finansial kecil mungkin terlihat remeh, tapi bila dilakukan terus-menerus dan konsisten, efeknya bisa besar. Dengan menerapkan:

- Bayar diri sendiri dahulu

- Melacak pengeluaran harian

- Memotong pengeluaran kecil yang tidak perlu

- Menabung dan investasi otomatis, serta

- membuat anggaran plus evaluasi rutin

kamu bisa mempercepat perjalanan menuju kebebasan finansial. Perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang terus diulang.

Mari mulai sekarang, pilih satu kebiasaan dari lima di atas, praktekkan konsisten selama beberapa bulan, lalu lihat bagaimana lama-kelamaan memberikan dampak nyata di saldo tabungan/investasi kamu. Kebebasan finansial bukan mimpi jauh jika kebiasaanmu sudah mendukungnya.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

1. Buat apa repot-repot mencatat pengeluaran kecil, itu nggak begitu pengaruh?

Ya, pengaruhnya bisa sangat besar. Pengeluaran kecil jika sering dan tanpa disadari bisa menambah beban besar dalam jangka waktu panjang. Dengan mencatat, kamu jadi tahu pola pengeluaranmu, bisa menemukan “tembok bocor” sehingga bisa dialihkan ke tabungan atau investasi.

2. Berapa persen dari pendapatan yang idealnya ditabung / diinvestasikan tiap bulan?

Tidak ada angka absolut yang cocok untuk semua orang, karena tergantung pendapatan, beban hidup, tanggungan, dan tujuan finansial. Namun banyak ahli menyarankan mulai dari 10-20 % jika memungkinkan. Bila pendapatan masih kecil atau banyak kewajiban, bisa mulai lebih kecil, yang penting konsistensi.

3. Apakah investasi “duluan” lebih penting daripada melunasi utang?

Itu tergantung jenis utang dan tingkat bunga utangnya. Utang dengan bunga tinggi (contoh: kartu kredit, pinjaman tanpa jaminan) biasanya lebih prioritas dilunasi dulu, karena bunga yang terus bertambah bisa menggerogoti kekayaan. Tapi bagi utang dengan bunga rendah, bisa sambil investasi, terutama jika investasi kamu punya potensi imbal hasil melebihi biaya utang. Kuncinya adalah membuat strategi yang terukur dan seimbang.