Brilio.net - Aspek pertahanan Indonesia menjadi salah satu isi dari pidato kebangsaan yang disampaikan Capres Prabowo Subianto di Jakarta Convention Center, Senin (14/1) malam. Mantan Danjen Kopassus itu menyentil kekuatan militer Indonesia yang dipandang masih lemah.

"Apakah ini negara kuat? negara yang bisa langgeng? Bahkan menteri pertahanan yang sekarang mengatakan kalau Indonesia terpaksa perang hari ini, kita hanya bertahan 3 hari karena peluruh hanya 3 hari," kata Prabowo, Senin (14/1) malam.

"Bukan saya yang sampaikan itu, menteri pertahanan yang sekarang. Beliau patriot dan ingin ini diketahui rakyat," lanjut Prabowo.

Prabowo meminta Indonesia sadar persaingan antar bangsa sangat keras dan tidak tergantung kepada bangsa lain. Prabowo menghendaki agar pertahanan dibangun dengan kuat. "Jangan berharap bangsa lain baik hati sama kita, kasihan sama kita," sebutnya.

Sementara itu, jika dilihat peta kekuatan pertahanan Indonesia versi Global Fire Power (GFP), Indonesia berada di urutan ke-15 dari 136 negara. Indonesia satu tingkat di bawah Brasil dan satu tingkat lebih tinggi dari Israel.

Kemampuan pertahanan suatu negara tidak hanya diukur berdasarkan senjata yang dimilikinya. Dalam menentukan peringkat, GFP memakai banyak variabel, mulai dari aspek manusia, sumber daya alam, alat utama sistem persenjataan (alutsista), anggaran, dan lainnya.

Faktor manpower Indonesia cukup tinggi, yakni 130 juta dengan 107 juta di antaranya memiliki kesiapan untuk berpartisipasi mendukung militer jika terjadi peperangan. Sedangkan jumlah personel militernya 975.750 prajurit, 435.750 di antaranya personel aktif dan 540.000 personel cadangan.

Sedangkan dari alutsista, Indonesia memiliki 478 pesawat yang terdiri dari pesawat tempur, angkut, dan helikopter. Di aspek laut, 221 kapal berbagai jenis siap menjaga wilayah Indonesia. Adapun kekuatan alutsista darat terdiri dari 418 tank, 1.131 kendaraan tempur lapis baja, 461 artileri berbagi jenis, dan 153 roket.