Brilio.net - Timnas Indonesia U-22 kalah dari Malaysia pada semifinal SEA Games 2017. Kekalahan ini sangat menyesakkan mengingat sebenarnya Indonesia tampil lebih dominan dengan mampu menciptakan beberapa peluang emas.

"Saya bangga dengan pemain, mereka pantang menyerah meski sebelum pertandingan kami tidak punya keuntungan istirahat. Berbeda dengan Malaysia yang mendapatkan keuntungan satu hari," kata pelatih Luis Milla usai pertandingan.

Absennya tiga pemain yaitu Hansamu Yama Pratama, Marinus Wanewar dan Muhammad Hargianto memang cukup berpengaruh dengan kestabilan tim. Hanya saja, seiring perjalanannya kekompakan tim bisa didapat bahkan mampu merepotkan tuan rumah.

Milla menilai permainan Indonesia dengan Malaysia sama kuat. Hanya saja tim tuan rumah lebih beruntung sehingga mampu menciptakan gol pada menit 85. Indonesia dinilai juga banyak memiliki peluang yang seharusnya bisa tercipta gol. Namun, upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil. Bahkan pada detik-detik terakhir sempat terjadi pelanggaran pada Osvaldo Haay yang seharusnya berhadiah penalti untuk Indonesia.

"Peluang kita 50:50, namun Malaysia lebih beruntung karena bisa cetak gol. Kita juga punya peluang lewat Ezra maupun Febry," kata Luis Milla.

Seusai pertandingan kesedihan tampak membalut semua pemain Indonesia. Hingga kemudian beberapa pemain dan ofisial Malaysia berusaha menghibur.

Beberapa fanspage Malaysia juga banyak yang memuji performa timnas Indonesia. Salah satu status yang dibuat fanspage Axello Tact dari Malaysia viral di media sosial Facebook. Status yang berjudul “Tidak Perlu Sedih Indonesia” ini dibagikan lebih dari 2000 kali hingga Minggu (27/8) pukul 14.00 WIB.

malaysia © 2017 brilio.net


Berikut bunyi status itu:

No need to be sad Indonesia.

Anda baru bangkit daripada penggantungan hampir 2 tahun.

Anda umumkan kepulangan anda dengan membelasah kami 3-0. Ya peritnya kalah ketika itu. Kami sangat 'benci' kalah di tangan kamu.

Kalahlah 10 kali dengan 10-0 di tangan Pak Arab tetap tak sama nilainya kalah walau 1-0 di tangan Garuda.

Namun sepanjang Garuda dikurung, kami rasa sunyi. Kami merindui seteru kami yang paling perit dalam bola sepak.

2 tahun anda hilang dan cemerlang melepasi kumpulan B yang awalnya dianggap milik King Of Asean (Thailand) dan pasukan free flowing Vietnam.

Anda membuktikan yang bola sepak anda tidak tidur!

Tidak, kerana semangat kamu yang mahu membuktikan sesuatu di hadapan penyokong 'musuh' utama kamu, kamu bermain sangat baik.

'Jom kita ganyang Malaysia' kata penyokong kamu.

Di Shah Alam kamu tampil sebagai pasukan lebih baik.

Tapi malangnya, kamu enggak bisa menjaringkan gol. Tapi elo semua bikin jantung gue mau terpadam.

Selamat tinggal Garuda! Jumpa lagi di lain hari.

Malam ini el clasico ini milik kami! Menang di final sekalipun tak akan sama rasanya menang dalam perlawanan ini.

Apalah artinya bola sepak asia tenggara ini tanpa Malaysia vs Indonesia.

WE ARE RIVALS NOT ENEMIES!