Brilio.net - Laga final Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki yang mempertemukan Prancis kontra Kroasia diusik penyusup lapangan. Tepatnya di menit ke-52 ada beberapa orang berhasil menyusup masuk lapangan mengganggu para pemain.

Pertandingan pun terpaksa berhenti beberapa saat sebelum akhirnya si penyusup berhasil ditangkap oleh petugas keamanan stadion.

penyusup final © 2018 brilio.net

foto: express.co.uk

Tak berselang lama setelah momen mengejutkan itu, band punk asal Rusia, Pussy Riot mengklaim sebagai otak dari aksi penyusupan tersebut. Melalui akun Facebooknya, band punk rock feminis Rusia yang berbasis di Moskow itu menyatakan jika ada empat anggotanya yang sedang ada di lokasi.

penyusup final © 2018 brilio.net

foto: express.co.uk

"Zip closure! Right now, there are four members of the band in the World Cup final: "Millicioner comes into play" on the World Championship field!" tulisnya seperti dikutip brilio.net dari akun facebook, PussyRiot.

penyusup final © 2018 brilio.net

foto: express.co.uk

Lebih lanjut Pussy Riot juga mengajukan tuntutannya kepada pihak keamanan Rusia. Diantaranya adalah untuk membebaskan semua tahanan politik, serta menghentikan adanya penangkapan ilegal atas aksi unjuk rasa.

penyusup final © 2018 brilio.net

"The FIFA World Cup has reminded us of the possibilities of the heavenly policeman in the Great Russia of the future, but the earthly policeman, entering the ruleless game breaks our world apart.

When the earthly policeman enters the game, we demand to:

1. Let all political prisoners free.
2. Not imprison for "likes".
3. Stop Illegal arrests on rallies.
4. Allow political competition in the country.
5. Not fabricate criminal accusations and not keep people in jails for no reason.
6. Turn the earthly policeman into the heavenly policeman."

Namun, hinga pertandingan berakhir yang dimenangkan oleh Prancis 4-2 atas Kroasia belum diketahui pasti bagaiman nasib para anggota Pussy Riot tersebut.