Brilio.net - Jika Prancis punya event balap sepeda fenomenal, Tour de France (TdF), kita juga nggak kalah lho. Indonesia punya Tour de Flores (TdF) yang kini juga jadi perhatian dunia.

Buktinya, event yang digulirkan sejak 19 Mei lalu ini jadi pembicaraan di dunia maya. Sekitar 131 juta netizen di jagad maya memperbincangkan alam Larantuka, Maumere, Ende, Danau Kelimutu yang punya tiga warna, Ruteng, dan Labuan Bajo yang berpanorama eksotis sebagai jalur TDF.

 “Amazing views of Flores #TdFlores @tourdeflores,” tulis akun @ProCyclingStats. “Great coastal road in the first kilometers of stage 3,” sahut akun @mick1_hayden.

“Perfect Kelimitu. What a brilliant day,” timpal pemilik akun @KRDcycling. “Beautiful Indonesia,” tulis akun @xiaomeii.

“Lombanya sudah terorganisasi apik. Jalan yang dilalui sudah mulus tanpa kerikil. Tim-tim Asia bisa dengan aman mengayuh sepedanya dengan iringan mobil pengawal dan tim pendamping. Kawalan tim medis dengan mobil ambulans juga tak pernah henti mengiringi lomba balap sepeda yang berakhir di Labuan Bajo tersebut,” ujar Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari.

Sementara Faustinus Wundu, Managing TdF mengungkapkan, ajang balap sepeda ini berdampak luar biasa dalam melecut pengembangan pariwisata sebagai lokomotif utama pembangunan daerah sekitar.

“Tour de Flores menjadi event milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang didukung penuh Pemerintah Pusat di bawah koordinasi Menko Maritim dan Sumber Daya. Efeknya sangat luar biasa. Lihat saja boomingnya di jagad maya. Twitter, Facebook, YouTube, Instagram, semua ramai,” ujar Faustinus, beberapa waktu lalu.

Meski persiapannya mepet dan baru dilaksanakan pada akhir 2015, para peserta asing tetap antusias mengikuti ajang balap sepeda dengan grade 2.2 itu. Hanya akomodasi saja yang masih menjadi pekerjaan rumah pihak penyelenggara.

“Banyak peserta lomba yang tidak mendapatkan hotel untuk menginap. Mereka terpaksa beristirahat di rumah-rumah khalwat yang dikelola para biarawati,” papar Wundu.

Sementara itu, Didin Junaidi, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, ikut angkat suara. Ramainya perbincangan di dunia maya, menurutnya, merupakan cerminan keberhasilan gelaran suatu event.  Ini merupakan sarana penting untuk mempromosikan wisata di suatu kawasan. Ajang seperti itu, diyakini punya potensi menarik wisatawan, baik dari para peserta, maupun wisatawan lain.

“Ada kemungkinan mereka-mereka yang mengikuti lomba akan datang secara individual. Peluang ini yang harus ditangkap pemerintah daerah serta sektor swasta di sana,” ujarnya.

Yupiter Marenos Lada, praktisi pariwsiata NTT mengamini apa yang dikatakan Didin. Menurutnya, agar provinsi itu bisa merebut perhatian wisatawan lokal, domestik dan mancanegara, maka salah satu langkah yang harus dilakukan adalah menyiapkan destinasi yang terkonsep dan terintegrasi seperti TDF dan Visit Komodo.

“Agar destinasi tersebut bisa diakses para wisatawan, Pemda mau tidak mau harus menyiapkan akses dan fasilitas transportasi menuju ke daerah tujuan wisata,” katanya.

Tuh keren kan. Yang jelas, potensi dan kapasitas masyarakat lokal harus diberdayakan di samping membangun based community tourism agar masyarakat siap menjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan.

Rute Tour de Flores :
Etape I : Larantuka—Maumere.
Etape II : Maumere—Ende.
Etape III : Ende—Bajawa.
Etape IV : Bajawa—Ruteng.
Etape V : Ruteng—Labuan Bajo.