Brilio.net - Di antara sekian tanggal yang ada pada kalender, tanggal 29 Februari adalah yang paling langka. Kamu baru bisa melihat tanggal itu nongol di kalender setiap 4 tahun sekali. Nah, ternyata ada tanggal langka lainnya selain tanggal 29 Februari lho.

Di Swiss, tahun 1712 pernah ada tanggal 30 Februari dalam sejarah mereka. Hah, kok bisa ya? Simak penjelasannya berikut ini, seperti dilansir brilio.net dari historychannel.com dan realclearscience.com, Rabu (6/5).

Gini, dulu sebelum termutakhirnya Kalender Gregorian seperti sekarang, banyak negara dan kerajaan yang memakai kalender Julian, termasuk kerajaan Swedia. Pada kalender Julian, tahun kabisat selalu ada 4 tahun sekali tanpa kecuali. Sedangkan pada kalender Gregorian, tahun kabisat terjadi 4 tahun sekali, dengan pengecualian untuk abad baru, tahun tersebut harus habis dibagi 400.

Karena sistem pada kalender Julian tersebut memiliki banyak kekurangan, Kaisar Swedia memutuskan untuk mengubah haluan sistem penanggalan ke Gregorian. Selama masa peralihan, tahun 1700 sampai 1740, Kaisar memerintahkan untuk meniadakan tahun kabisat. Tujuannya supaya saat kerajaan Swedia sudah mempergunakan kalender Gregorian, tak ada lagi kesalahan perhitungan jumlah tanggal.

Di tahun 1700-1721, kerajaan Swedia disibukkan dengan Perang Utara Besar. Saking sibuknya, mereka lupa dengan ketetapan yang dibuat untuk meniadakan tahun kabisat. Rakyat Swedia secara besar-besaran melakukan pesta syukur memperingati tanggal 29 Februari pada tahun 1704 dan 1708.

Kaisar Swedia tidak bisa menghentikan pesta yang sudah terlanjur terjadi itu. Sebagai konsekuensinya, dia mengubah haluan lagi sistem pertanggalan kerajaan untuk kembali ke Julian. Supaya tak terjadi kesalahan ganda, Kaisar menebus peniadaan tanggal 29 Februari 1700 di tahun 1712.

Jadi deh, di bulan Februari 1712 akhirnya memiliki 2 tambahan tanggal, 29 Februari yang menunjukkan tahun 1712 adalah kabisat dan 30 Februari sebagai penebusan kesalahan di tahun 1700.