Brilio.net - Suatu kali suasana Kota Madinah yang tenang tiba-tiba berubah drastis. Kepulan debu tebal membumbung dan sempat "memadamkan" matahari. Gumpalan debu itu terbawa oleh angin berembus ke rumah-rumah warga. Banyak yang mengira itu adalah angin ribut. Namun, usai mereda tampaklah rombongan Abdurrahman ibnu 'Auf dari Syam yang membawa dagangan dengan 700 kendaraan.

Dikutip dari buku 60 Orang Besar di Sekitar Rasulullah SAW, Rabu (8/7), istri nabi, Aisyah RA, setelah mengetahui kedatangan rombongan itu lantas teringat pada suatu hadis nabi, "Aku melihat Abdurrahman ibnu 'Auf masuk surga dengan merangkak." Beberapa sahabat nabi lantas meneruskan perkataan Aisyah ini pada Abdurrahman. Dia pun pernah mendengar hadis ini dengan redaksi yang berbeda-beda.

Maka, sebelum melepas ikatan barang dagangannya, Abdurrahman menuju rumah Aisyah. "Sungguh engkau mengingatkaku pada sebuah hadis yang tak akan pernah aku lupakan," tutur Abdurrahman pada Aisyah.

"Sudilah kiranya engkau menjadi saksi kafilah ini beserta seluruh muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya aku serahkan untuk kepentingan agama Allah," lanjut Abdurrahman ibnu 'Auf.

Dibagikanlah seluruh barang dagangan itu pada penduduk Madinah. Abdurrahman tak sudi akhiratnya dibelakangkan oleh hal dunia. Dia tak rela kekayaannya justru memperlambat masuknya dirinya ke surga.

Abdurrahman ibnu 'Auf pernah suatu kali menjual tanah dengan harga 40.000 dinar. Lantas uang sebanyak itu dibagikannya kepada orang-orang di Bani Zuhrah, para ibu-ibu, dan orang-orang miskin. Ia mewasiatkan 50.000 dinar untuk keperluan umat ketika beliau wafat, ditambah 400 dinar untuk masing-masing pejuang Badar yang masih hidup.

 

BACA JUGA:

Kisah terenyuh Sunan Giri, saat bayi dibuang ke laut oleh kakeknya

Kisah Wali Sanga, alat musik tradisional bikin orang masuk Islam

'Tapa ngeli', cara Sunan Muria menyebarkan ajaran Islam

Ternyata Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati, ini penjelasannya

Ini asal usul falsafah dahsyat Moh Lima besutan Sunan Ampel

Tokoh punakawan, peninggalan Sunan Kalijaga sewaktu berdakwah