Brilio.net - Resleting yang sehari-hari kamu jumpai di pakaianmu pada awalnya bukanlah diperuntukkan kepada berbagai barang seperti sekarang ini. Dikutip dari berbagai sumber, Rabu (5/8), resleting atau nama aslinya zipper ini diperuntukkan pada sepatu pada masa lampau. Ini dikarenakan dulu sepatu menggunakan banyak kancing sehingga membutuhkan waktu relatif lama untuk memasang maupun melepasnya.

Resleting diawali oleh temuan Elias Howe bernama An Automatic, Continuous Clothing Closure pada 1851 yang memiliki prinsip kerja menyamai releting. Namun alat ini tidak terpasarkan dengan baik sebab sang penemu lebih dengan dengan temuan lainnya yaitu mesin jahit.

Resleting dulunya bukan untuk pakaian, tapi untuk mengancing sepatu

Beberapa puluh tahun kemudian, 29 Agustus 1893, Whitcomb L Judson mematenkan temuannya Clasp Locker model penjepit gesper untuk menggantikan kancing yang banyak pada sepatu. Bersama seorang pebisnis Colonel Lewis Walker, Whitcomb membangun Universal Fastener Company untuk produksi masal produknya. Produk Judson ini kemudian diperbarui dengan bahan kumparan logam pendek, kemudian dikenal dengan nama C-curity Fastener.

Ilmuwan Swedia Otto Fredrik Gideon Sundback kemudian mengembangkan produk Judson ini pada 1914 dan menamainya Hookless Fastener ketika dipatenkan. Pada 1917 Sundback memperbaruinya dan kembali mematenkan dengan nama Separable Fastener. Kala itu pemakaiannya terkhusus untuk sepatu dan tempat tembakau.

Sepatu dengan resleting dipopulerkan oleh B F Goodrich Company. Kata zipper sendiri berawal dari Zip 'er up. Kini YKK Group merupakan perusahaan pemproduksi resleting paling dominan. Sejak beroperasi tahun 1934 reseleting digunakan dengan fungsi yang lebih luas, termasuk untuk jaket dan jeans.