Brilio.net - Setidaknya, pesantren telah mengajarkan arti sebuah kemandirian bagi seorang Isbagel Sidqi (19). Cowok kelahiran Padang ini mulai menjadi santri semenjak lulus dari bangku Sekolah Dasar pada 2008. Memang keputusan tersebut bukan berasal dari dirinya, melainkan orangtuanya. Akan tetapi dia beruntung dengan pandangan tersebut. Setidaknya, tinggal di pondok pesantren membuat Sidqi  tidak manja lagi.

“Di pondok saya harus mandiri seperti mencuci dan juga menyetrika baju,” ungkap mahasiswa semester tiga ini kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Sabtu (14/11). Hal ini sangat berbeda sekali saat dia masih memakai baju merah putih. “Saya dulu makan masih disuapin,” tandasnya. Bahkan sifat gampang ngambek juga mulai hilang setelah masuk pondok pesantren.

Cowok yang belajar agama sejak SMP ini ternyata banyak mendapatkan pelajaran hidup saat di pondok. Dia mengakui kedewasaannya juga meningkat selama tinggal di asrama pondok. “Dulu saya ini sering kabur dari rumah padahal cuma gara-gara masalah sepele,” tandasnya. Dia mengaku sempat pergi dari rumah karena adiknya pernah kentut. Setelah tiga tahun, dia melanjutkan lagi di sebuah Madrasyah Aliyah di Padang.

Pesantren ubah Sidqi dari mudah ngambek jadi lebih dewasa


Dia hanya bertahan satu semester di MAN 2 Kota Padang. Setelah itu dia memilih keluar dan kembali lagi ke pondok pesantren. Pindah tempat pendidikan bukan tanpa alasan. Awalnya dia mendaftar ke sebuah pondok pesantren tersebut, karena masuk ke dalam daftar santri cadangan, dia tidak bisa langsung masuk. Sebagai pilihannya, dia belajar di MAN.

Meskipun sangat singkat, masa itu sangat berkesan bagi seorang Sidqi. Pada tahun itulah dia mengenal rasa cinta. Meskipun begitu, jadiannya tidak bisa bertahan hingga Seminggu.

Setelah satu semester ternyata Sidqi bisa mendapatkan impiannya, masuk lagi ke pesantren. Tanpa pikir panjang, dia langsung gabung dengan dunia pesantren lagi. Pelajaran yang paling berkesan tahun tersebut adalah soal attitude anak pondok. “Di sini tidak ada yang mensontek saat ujian,” tegasnya. Bahkan semangat belajarnya juga semakin meningkat.

Lulus pada tahun 2014 dengan ijazah pesantren, Sidqi akhirnya melanjutkan ke Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al-Quran Padang. Cowok yang belum genap berumur 20 tahun ini mengambil jurusan Tafsir Hadist.   

Cerita ini disampaikan oleh Sidqy melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.