Brilio.net - Dilahirkan dari keluarga sederhana tak ada alasan untuk membatasi mimpi. Adalah Erni Yansyah (44), sosok wanita yang sukses membangun karir dengan kerja keras. Melalui layanan story telling bebas pulsa 0-800-1-555-999, Jumat (27/11), Erni menceritakan kesuksesan yang ia rasakan sekarang ada kalanya pernah menemui jalan terjal berliku dan ujian di depan mata. Bermula pada 1993 silam, ayah Erni, Muhammadsyah, meninggal dunia saat ia masih duduk di semester pertama bangku kuliah dengan tanggungan dua adik kandungnya yang masih SMA.

Diakui Erni, sepeninggal Ayah tercinta, ia harus rela bekerja sambil kuliah untuk membayar biaya semester dan keperluan sehari-hari. Alumni Universitas Islam As Syafiiah Jatiwaringin ini bekerja sebagai pegawai perpustakaan di kampusnya. Tak hanya itu, Erni juga tekun berdagang di lingkungan kampus mulai dari kaos kaki sampai sepatu. Beruntungnya, nilai akademik Erni yang selalu memuaskan sangat mempermudah langkahnya untuk mendapatkan beasiswa. Sementara ibu Erni hanya bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari pesanan catering di kampusnya.

"Alhamdulillah, selama saya kuliah nggak bayar. Keuntungan dari hasil berdagang meski Rp 1.000 tapi berkah dan tetap saya kumpulkan. Beasiswa selain saya gunakan untuk keperluan kuliah juga untuk mencukupi kebutuhan hidup," kata Erni.

Kehilangan kembali harus Erni hadapi. Tahun 1996, tepat saat momen kelulusan kuliahnya, ibu tercinta bernama Siti Rodiah harus pergi untuk selama-lamanya. Peristiwa kematian dimaknai Erni sebatas berpindah tempat, yaitu dari kehidupan di dunia kemudian beralih ke alam kubur dan berlanjut ke alam yang lebih kekal yakni akhirat. Baginya, lewat seseorang yang meninggal dunia menjadi pembelajaran setiap langkahnya agar bisa selalu mengutamakan akhirat, bukannya dunia seperti yang orang lain lakukan pada umumnya.

Tak mau larut dalam kehilangan, Erni berusaha bangkit dan kembali meneruskan langkah hidupnya dengan bekerja di perusahaan ekspor impor. Di tempat Erni bekerja inilah, Allah mempertemukan ia dengan suaminya saat ini, Faruq (46). Tak butuh waktu lama untuk Erni menyandarkan hatinya pada Faruq. Cukup berkenalan selama sebulan, mereka mantap melangkah ke pelaminan. Meski diakui Erni, awalnya sempat ragu pada sosok Faruq yang tak dikenalnya. Apalagi mengingat asalnya dari Indonesia timur, yakni di Gorontalo.

Naik haji modal mimpi, tapi jadi kenyataan? Wanita ini merasakannya

"Saya bertanya kepada kiai di pesantren yang sudah saya anggap sebagai guru sekaligus keluarga mengenai Faruq. Beliau mengiyakan, saya juga istikharah. Bismillah langsung mantap," kenang wanita yang sempat belajar 1,5 tahun di Pondok Pesantren Al-Amien Madura selepas lulus SMA ini.

Erni juga mengungkapkan bahwa sosok Faruq tak hanya mampu membuat hati sulung dari dua bersaudara ini mantap. Tapi kebaikan hati Faruq untuk menolong adik Erni agar bisa tetap kuliah makin membuat dirinya jatuh cinta. Terbukti adik Erni paling bungsu, Erna Juniansyah, akhirnya bisa kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) berkat dukungan Faruq dan beasiswa yang ia peroleh. Berbeda dengan adik Erni yang satunya, Hermansyah, memilih untuk langsung bekerja selepas lulus SMA.

Rumah tangga Erni sendiri dibangun sederhana secara ekonomi namun kaya akan cinta. Faruq yang berprofesi sebagai karyawan administrasi perusahaan elektronik tetap mampu membuat Erni mendampingi dengan bahagia. Selepas menikah, Erni tak lagi bekerja di perusahaan ekspor impor tapi memilih untuk menjadi guru les privat mengaji agar bisa fokus mengurus keluarga.

Ketika itu, mereka tinggal di Bogor dengan rumah tipe 21 dan peralatan seadanya. Karena setiap kali Erni punya uang, ia lebih memilih ditabung untuk mimpinya pergi haji daripada untuk membeli perlengkapan rumah tangga. Selain itu memang gaji yang didapat dari tempat Faruq bekerja belum cukup.

"Dulu cuma punya kasur, lemari plastik dan alat-alat dapur. TV nggak punya, tapi kulkas punya, karena penting untuk menyimpan bahan makanan," ujar wanita yang kini tinggal di Komplek Delta Pekayon Jaya Bekasi Selatan ini.

Tak disangka, hidup Erni pun tiba-tiba berubah ketika suaminya dimutasi kerja ke Surabaya. Sejak menikah, Erni dan Faruq memang belum dikaruniai anak. Barulah di usia pernikahan 4 tahun, di Surabaya, Erni merasa kehidupannya lebih baik dan semua pintu rejeki dibukakan oleh Tuhan. Mulai dari bisa punya keturunan, harta yang berlimpah dan karir pekerjaan yang menjanjikan. Tapi semua kenikmatan dunia yang Erni rasakan tak lantas membuatnya lupa untuk mensyukuri setiap nikmat yang Tuhan berikan.

Nikmat Tuhan dalam hidup Erni terus mengalir seiring doa yang terus terlantun. Mimpinya untuk bisa pergi haji ke Tanah Suci akhirnya terjawab lewat fasilitas haji dari kantor Faruq. Padahal saat itu Erni sudah mempunyai tabungan haji sekitar Rp 30 juta, tapi hanya bisa untuk membiayai haji dirinya saja. Berkat fasilitas dari kantor tempat Faruq bekerja, keinginan Erni untuk pergi menunaikan ibadah haji dan tentunya bersama suami tercinta bisa terlaksana. Tentu surprise dari Tuhan ini membuat Erni sungguh bahagia.

Pengalaman Erni pergi haji tak hanya membuatnya makin percaya akan janji Allah yang pasti dikabulkan jika kita berdoa dan berusaha. "Meski tidak langsung dikabulkan, tapi suatu saat nanti Allah pasti akan menjawab doa kita. Buktinya semua keinginan saya dikabulkan baru di usia 44 tahun," kata dia bangga.

Naik haji modal mimpi, tapi jadi kenyataan? Wanita ini merasakannya

Kini, meski semua keinginan dan segala kesuksesan hidup telah Erni rasakan. Tak membuatnya terlena untuk tidak membantu sesama. Erni bersama Faruq sekarang sudah mampu mendirikan perusahaan penyelenggara Umroh dan Haji Plus yang terletak di Bekasi, bernama Syakira Tour. Serta pondok pesantren yatim piatu dan dhuafa, Faidhul Quran di Bogor.

"Untuk tabungan di akhirat. Hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat, bukan di dunia. Karena dibanding akhirat, nikmat dunia yang saya rasakan saat ini hanyalah satu tetes air yang menetes dari jari yang dicelupkan di laut dan diangkat." imbuhnya.

Cerita ini disampaikan oleh Erni melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!