Brilio.net - Usia senja dan keterbatasan tenaga harusnya tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk tetap bekerja. Apalagi dengan cara yang mulia dan halal. Teladan itulah yang setidaknya diajarkan oleh mbah Atmo Slamet. Meski usianya tidak lagi muda dan tenaganya tidak lagi kuat, mbah Atmo tetap berusaha tidak meminta-minta dan tetap memilih berjualan demi rezeki yang halal.

Kini usia mbah Atmo sudah memasuki 90 tahun. Namun ia masih mengayuh becak tua untuk berdagangan sapu ijuk, sapu lidi, dan arang dengan berkeliling. Kulitnya kotor menghitam, bajunya lusuh penuh lipatan akibat terik matahari. Cobalah tebak berapa harga satu buah sapunya? 15 ribu? 20 ribu? 25 ribu? jawabannya bukan. Satu buah sapunya hanya mbah Atmo jual dengan harga 6 ribu rupiah saja.

Sapu-sapu itu biasanya dijajakan mbah Atmo dengan becak dari wilayah Dlingo yang berjarak 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Lihat foto unggahan Saptuari di jejaring Facebooknya, Jumat (16/10).

Saptuari mengatakan bahkan jika semua sapu itu laku, mbah Atmo hanya akan mendapatkan uang 90 ribu rupiah, dan itu baru harga jual belum dikurang modal. Ditambah lagi jika satu sapu dia mendapat untung Rp 1.000, maka mbah Atmo hanya akan mendapatkan Rp 15.000 sehari, itupun dengan catatan semua sapunya laku hari itu.

"Lihatlah sekelilingmu, ada buanyaaaak sekali mbah Atmo Slamet yang menjelma dengan banyak rupa. Datangi mereka, rendahkanlah hatimu. Lupakan soal cicilan dan harga promosi, lupakan soal layanan purnajual. Bayarlah cash! Langsung dari dompetmu," tulis Saptuari.