Brilio.net - Sujimin (46) mengaku telah lama memiliki kegelisahan terhadap kondisi pertanian dalam negeri. Euforia masyarakat terhadap tanaman anturium sekitar tahun 2007 semakin memuncakkan kekesalannya.

Bapak enam anak ini mengaku tak habis pikir, di kala banyaknya warga miskin tak mampu membeli beras mengapa juga banyak orang yang tanpa beban mengeluarkan uang puluhan juta rupiah untuk membeli tanaman hias yang bukanlah kebutuhan primer.

Jimmy Hantu, beri pelatihan gratis bertani, dari makan, semua gratis! Model pertanian yang dikembangkan Jimmy Hantu

Pria asal Sragen, Jawa Tengah, ini menyesalkan praktik kinerja pemerintah di masa lalu dalam urusan pertanian yang mana memberi bantuan secara cuma-cuma tanpa adanya sisipan pendidikan sama sekali. Pola pikir yang menyukai impor dan bantuan itulah yang ingin dia benahi.

Pria yang lebih dikenal dengan Jimmy Hantu ini membayangkan serta mengharapkan Indonesia menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi. Daripada memberikan cuma-cuma, dia mempertanyakan mengapa pemerintah tidak memberikan keterampilan tertentu pada masyarakat.

Kritik terhadap pemerintah yang lain juga disampaikannya. Selain tak mendorong masyarakatnya maju, malah pemerintah terkesan menghambat kemajuan dengan berbagai aturan/birokrasi yang ada."Orang baru merangkak saja sudah tidak dikasih jalan. Kira-kira gimana ke depannya," tutur Jimmy sembari memberi analogi kepada brilio.net, Rabu (12/8).

Jimmy Hantu, beri pelatihan gratis bertani, dari makan, semua gratis! Peserta diajak melakukan praktik langsung.

Berangkat dari situ, pria lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo, Salatiga, ini meluapkan segala bentuk kegeramannya dalam bentuk memberikan pelatihan pertanian gratis bagi masyarakat. Pelatihan yang diberikannya meliputi seluruh tahapan, yang jika banyak orang yang menguasai maka amat dimungkinkan akan terjadi swasembada pangan seperti yang Jimmy cita-citakan.

Swasembada itu meliputi enam hal, yaitu swasembada bibit, swasembada pupuk, swasembada tanam, swasembada rawat, swasembada panen, dan swasembada olahan.

"Kalau punya bibit tapi nggak ada pupuk gimana? Kalau bibit ada pupuk ada tapi nggak bisa menanam nggak bisa merawat gimana? Sampai panen pun kita ajarkan, bahkan kita mempersiapkan orang sampai bisa memasarkan hasil panenannya sendiri," terang Jimmy dengan gayanya yang suka menyelipkan pertanyaan-pertanyaan retoris.

Jimmy Hantu, beri pelatihan gratis bertani, dari makan, semua gratis! Konsep pertanian Jimmy Hantu diminati berbagai pihak.

Pelatihan untuk kategori pertanian, Jimmy menargetkan sekitar 1-1,5 bulan. Sedangkan kategori palawija butuh lebih lama yaitu sekitar 4 bulan. Model belajarnya adalah kombinasi teori dan praktik. Malam hari peserta diberikan teori, esok harinya langsung diajak praktik.

"Mas Jimmy memberikan pelatihan secara gratis, dari asrama, makannya juga, serta materi semuanya gratis. Dia juga tidak menerima sepeser pun bantuan dari siapa-siapa," tutur salah seorang anak didiknya, Lalan Jaelani yang sudah amat akrab dengannya.

Jimmy Hantu, beri pelatihan gratis bertani, dari makan, semua gratis! Suasana pelatihan pertanian.