Brilio.net - Hudha Abdul Rohman tidak saja pandai secara akademis. Anak penjual makanan keliling dari satu SD ke SD lain yang berhasil menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan indeks prestasi komulatif (IPK) 3,86 ini cukup memiliki bakat berkesenian. Bahkan, dari bakatnya ini dia pernah masuk 10 besar dalam ajang pemilihan Putra-Putri Solo 2012.

Hudha tertantang untuk mengikuti ajang pemilihan Putra-Putri Solo karena ingin mengoptimalkan kemampuan yang ada dalam dirinya. "Berawal dari rasa penasaran untuk mengikuti ajang tersebut dan saya ingin diajak di berbagai festival Kota Solo, kebetulan waktu itu kuliah sedang libur lama, jadi saya akhirnya mendaftarkan diri," ungkap Hudha kepada brilio.net, Selasa (17/3).

Berbagai tes pun Hudha ikuti seperti tes tertulis, wawancara bahasa Inggris, bahasa Jawa, kepribadian, organisasi, prestasi, dan pengetahuan umum. Dari hasil tersebut diambil 15 besar untuk melakukan unjuk bakat, saat itu Hudha memilih mempertunjukkan geguritan. Berkat pertunjukannya yang memukau dewan juri, anak pertama dari 4 bersaudara ini berhasil masuk 10 besar.

"Sayangnya saya tidak bisa menjadi juara karena saya kuliah di Surabaya meski KTP domisili Solo. Sedangkan tugas para juara nanti banyak yang mendadak dan harus hadir," kenang Hudha. "Walaupun hanya berhenti di TOP 10, namun saya tetap senang karena bisa tetap berpartisipasi dalam berbagai acara resmi Kota Solo."

Pria yang hobi menulis ini juga merasa sangat beruntung karena berkat ajang ini dia bisa berdialog langsung dengan Presiden RI, Jokowi, yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hudha mendapat pesan banyak dari Jokowi untuk menjadi generasi muda yang peduli dengan perkembangan pariwisata di Kota Solo dan turut serta mengembangkan kemajuan budaya di sana.

Meski tidak bisa berada lama di Solo, Hudha tetap berusaha memperkenalkan budaya Solo kepada teman-temannya kuliah di Surabaya. Salah satu caranya adalah dengan sering memakai batik di kampus. Dari situ banyak teman-teman yang tertarik membeli baju batik Solo kepadanya. "Selain itu saya juga sering menawarkan diri menjadi pemandu wisata saat teman-teman bermain ke Solo. Tak lupa kalau saya pulang kampung selalu membawakan oleh-oleh makanan khas solo seperti intip, jenang dan serabi. Dengan begitu teman-teman jadi lebih mengenal Kota Solo," pungkas Hudha.