Brilio.net - Rendang, makan khas Padang ini hampir dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia sampai masyarakat dunia. Redang merupakan masakan olahan daging dengan cita rasa pedas dengan bumbu rempah-rempah yang begitu banyak. Meski hampir semua orang menyukai rendang, tapi tidak semua orang sanggup memasak bumbu rendang yang membutuhkan waktu berjam-jam.

Kesulitan dalam pembuatan bumbu rendang inilah yang membuat Elfika terinspirasi untuk membuat usaha bumbu rendang kemasan. Ibu empat orang anak ini berpikir bahwa dengan adanya bumbu rendang kemasan, maka ibu-ibu muda tidak akan kesulitan lagi memasak rendang untuk disajikan di rumah.

Kenyataannya saat ini memang banyak terdapat bumbu-bumbu instan di pasaran. Namun, sebagian besar bumbu-bumbu tersebut masih menggunakan penyedap buatan. Elfika sendiri menyakini bahwa bumbu-bumbu penyedap buatan tersebut tentunya tidak sehat. Sebagai seorang ibu, dia juga tidak ingin anak-anaknya mengkomsumsi masakan dari bumbu penyedap yang mengandung bahan kimia.

Alhasil dari ide tersebut, terpikirlah untuk membuat bumbu rendang kemasan tanpa bahan pengawet atau penyedap kimia. Bumbu yang diberi merek "Sutan Sati" itu dibuat murni dari rempah-rempah asli. Elfika dan suaminya memang orang asli Padang, sehingga resepnya tidak diragukan lagi. "Sebenarnya penggunaan penyedap rasa yang mengandung bahan kimia bisa diminimalisasi, rempah-rempah asli itu kalau diolah dengan benar pasti akan tahan lama juga kok," ujar Elfika kepada brilio.net,Jumat (15/5).

Dengan perlengkapan dan modal seadanya Elfika memulai usaha bumbu kemasan ini pada tahun 2000. Awalnya dia mengandalkan kompor arang yang dimilikinya. Dia memasak dari pagi hingga siang hari, semuanya dikerjakannya dan terkadang dibantu suami dalam mengemas. Elfika tidak kenal menyerah, meski kadang dia sering merugi dengan bumbu rendang yang dibuatnya, namun dia tidak berfikir untuk gulung tikar.

Pemasaran produk merupakan tantangan terbesar yang dihadapinya. Orang tidak serta merta percaya bahwa bumbu kemasan yang dibuatnya enak dan murni tanpa penyedap buatan. "Mulai merintis usaha ini dari lima tahun yang lalu saya banyak belajar, mulai dari bagaimana memyakinkan pasar tentang produk ini sampai pada bagaimana desain yang sesuai buat kemasan dan pemilihan kemasan yang tepat," cerita Elfika.

Namun, hasil memang tidak pernah menghianati usaha. Setelah bertahan dalam jangka yang cukup lama, kini Sutan Sati sudah di jual di 60 swalayan di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Lombok dan berbagai daerah lainnya. Bumbu rendang ini bahkan melanglang buana ke Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, dan Singapura. "Saat ini bumbu rendang pernah dijual sampai negera tetangga hingga Belanda, waktu itu ada orang tua yang pesan untuk anaknya di sana," lanjutnya.

Bumbu kemasan Sutan Sati menyediakan berbagai jenis bumbu, mulai dari rendang, opor, tongseng, gulai dan kari. Bumbu kemasan higenis tahan hingga dua bulan dan bumbu kemasan aluminium foil tahan hingga satu tahun, sehingga dapat diekspor ke luar negeri.

Dari usaha rumahan ini, Elfika yang dulunya hanya mengontrak rumah kini telah bisa membeli rumah sendiri dan kendaraan pribadi. Dan yang tak kalah mengagumkannya, kini Elfika memiliki tujuh orang pegawai yang semuanya adalah ibu rumah tangga.