Brilio.net - Penampilannya sederhana, tak ada kesan mewah maupun berilmu ala dosen universitas. Tapi siapa sangka, ia adalah guru dari para doktor dan profesor berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Hal yang mengejutkan, ia malah menjauhkan lima anaknya dari pendidikan formal. Tak ada anak-anaknya yang mengenyam pendidikan perguruan tinggi.

Djaka Sasmita adalah anak keempat dari Djogo Pertiwi (alm), seorang juru kunci makam raja-raja Mataram Imogiri Bantul Yogyakarta. Djaka muda yang lahir tahun 1954 itu menempuh pendidikan S-1 di Ilmu Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Bukannya belajar seperti mahasiswa pada umumnya, ia malah sering diminta mengajari para dosen karena pengetahuannya terlampau tinggi sehingga belum dijangkau para dosen.

Saat menempuh pendidikan S-3 di Utrech University Belanda, hal yang sama juga terjadi. Ia lebih sering diminta untuk mengisi seminar bagi para doktor dan profesor daripada kuliah. Salah satu penemuannya adalah Siklus K yang berpatokan pada Alquran Surat Al-Baqarah ayat 28. Dari siklus tersebut, ia kemudian menciptakan Biochip yang mempunyai fungsi di berbagai bidang, termasuk kedokteran.

Kembali ke Indonesia, ia menjadi pengajar di UGM. Tapi pada 1996, ia memutuskan untuk berhenti. Bukan pensiun, tapi keluar dari UGM. "Saat itu tanda-tanda krisis moneter sudah muncul, saya tak mau menjadi beban negara," katanya kepada brilio.net, Senin (28/9).

Djaka Sasmita, bergelar doktor tapi anaknya tak lulus SMA, kenapa?

Djaka Sasmita dengan alat temuannya.


Selain itu, sistem pemerintahan yang tak baik sehingga bisa menimbulkan korupsi juga membuat dirinya lebih memilih keputusan itu.

Yang menarik, meskipun ia menempuh pendidikan hingga S-3 di Belanda, ternyata ia malah tak menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang formal setinggi-tingginya.

Lima anaknya, Ida Saraswati, Dika Sistrandari, Sikla Estriningsih, Agus Siklawida, dan Ifa Siklawati tak ada yang lulus SMA. Semuanya dicabut dari pendidikan formal dan dididiknya berbagai bidang ilmu dengan metodenya sendiri. Djaka yang telah berpengalaman dalam dunia pendidikan merasa jika sistem pendidikan yang ada tak efektif dan hanya membuang-buang waktu.

 

Artikel Djaka Sasmita lainnya:

Berkat biochip Djaka Sasmita mendapat julukan Ibnu Sina dari Bantul

Pesantren ini syaratkan santrinya telah bergelar doktor atau profesor