Brilio.net - Limbah karet yang biasa dia jumpai di daerah asalnya, Palembang, membuat mahasiswa ini berfikir bagaimana agar limbah itu bisa memberi manfaat. Maka, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bernama Ibu Nugroho itu kemudian "iseng" mencampurkan limbah karet ke dalam adonan semen.

Ide ini kemudian diajukan ke dosen sebagai tugas akhir. Bahkan, juga lolos saat diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Di tangan mahasiswa UII Jogja, limbah karet disulap jadi penguat beton

Di tangan mahasiswa UII Jogja, limbah karet disulap jadi penguat beton

Untuk membuat adonannya, dilakukan perhitungan terlebih dahulu sesuai SNI agar diperoleh komposisi tetap masing-masing komponen. Dari perhitungannya diperoleh komposisi semen 20,507 kg; air 11,279 kg; agregat halus 43,953 kg; dan agregat kasar 71,428 kg. Agregat halus merupakan bahan dengan ukuran di bawah 4 mm (misalnya pasir) sedangkan agregat kasar yang berukuran di 4 mm (misalnya kerikil).

Kemudian dibuat sampel adonan semen yang dicampurkan limbah karet dengan komposisi masing-masing 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Tidak lupa juga ia buat sampel yang tanpa campuran limbah karet (0% limbah karet). Prosentase limbah karet merupakan prosentase dari total masa keseluruhan bahan yang telah dicampur.

Di tangan mahasiswa UII Jogja, limbah karet disulap jadi penguat beton

Di tangan mahasiswa UII Jogja, limbah karet disulap jadi penguat beton

Di tangan mahasiswa UII Jogja, limbah karet disulap jadi penguat beton

Setelah semen kering, dilakukan pengujian laboratorium untuk tiga hal, yaitu kuat desak/tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastis. Yang terlihat peningkatannya setelah ditambahkan limbah karet pada campuran semen ini adalah modulus elastisitasnya.

"Kuat desak merupakan beban yang diberikan per luasan bidang. Kalau kuat tarik belah masih berupa pendekatan aja karna sulit kalau mau diuji tarik beneran, jadi (kuat tarik belah) itu beban per luasan permukaan sisi selimut beton," ungkap mahasiswa 22 tahun ini.

Kuat desak dan kuat tarik belah memang mengalami penurunan seiring pertambahan limbah karet. Namun modulus elastisitasnya meningkat, paling optimal adalah pada kondisi sekitar 2%. Rumus di atas berlaku kelipatan untuk membuat adonan semen dalam jumlah besar. "Kalau betonnya elastis jadi nggak mudah retak. Atau bisa dikatakan meminimalisasi retakan-retakan kecil pada awal titik runtuh beton," jelas Ibnu.