Brilio.net - Salah satu cara menjaga kebersihan tangan adalah mencucinya rutin setelah menyentuh benda kotor dan sehabis dari kamar mandi. Biasanya setelah itu kamu mengeringkannya supaya nyaman dan menghindari hal yang nggak diinginkan, semisal terkena sengatan listrik tanpa sengaja. Tapi ternyata cara mengeringkan tangan sehabis mencucinya juga wajib kamu perhatikan, lho. Mulai sekarang kamu patut berpikir kembali untuk menggunakan mesin atau perangkat pengering tangan! Pasalnya mesin pengering tangan justru banyak kumannya ketimbang tisu, lho. Kok, bisa?

Sebagaimana dilansir brilio.net dari Medical Daily, Minggu (31/7), tim peneliti dari University of Westminister, London, Inggris menguji layak mana mengeringkan tangan sehabis mencuci menggunakan mesin pengering atau tisu. Para partisipan penelitian diminta mencelupkan tangan ke dalam larutan yang mengandung virus tak berbahaya bernama MS2. Setelah itu mereka diminta untuk mengeringkan tangan baik dengan mesin pengering tangan maupun tisu. Setelah itu mereka diminta menyentuh permukaan cawan petri untuk melihat kuman yang tertinggal setelah pengeringan.

Para peneliti menemukan tingkat yang berbeda secara signifikan dalam penyebaran kuman pada tiga perangkat pengering tangan. Partisipan yang menggunakan mesin pengering jet airblade merek Dyson menyebarkan kuman 60 kali lebih banyak ketimbang mesin pengering udara standar, dan 1.300 kali lebih banyak kumannya ketimbang menggunakan tisu. Dalam penelitian yang sudah diterbitkan dalam Journal of Applied Microbiology tersebut, kuman tersebar hampir 10 kaki (sekitar tiga meter) jauhnya dari mesin pengering itu sendiri, membuat siapa saja yang mengelilingi mesin pengering berisiko terkena kuman.

Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian tim lain dari University of Leeds, Leeds, West Yorkshire, Inggris. Peneliti menemukan bahwa kuman udara di sekeliling mesin pengering justru hampir 27 kali lipat lebih banyak ketimbang kuman di tisu dispenser. Fakta lebih buruk lagi adalah sebanyak 48% bakteri di area mesin pengering tangan partisipan masih bertahan selama 15 menit setelah penggunaan! Hal ini membuat Mark Wilcox, penulis utama studi tahun 2014 ini menyatakan bahwa nggak menutup kemungkinan saat kamu menggunakan mesin pengering bergantian, kamu malah terkena kuman dari orang lain.

Dua temuan peneliti di atas sempat dibantah oleh produsen mesin pengering tangan Dyson, produsen yang menjadi sorotan dalam kajian tersebut. Pihak Dyson mengklaim para ilmuwan memanipulasi studi sehingga menimbulkan keresahan konsumen.

Sampai akhirnya dilakukan lagi penelitian pada tahun 2014 oleh Kimberly-Clark, industri pengering udara yang bekerja sama dengan European Tissue Symposium (asosiasi perdagangan tisu), untuk melakukan penelitian guna membuktikan bahwa mesin pengering jet 'berisiko signifikan terhadap kesehatan'. Lagi-lagi, hasil penelitian berpihak kepada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tisu dapat mengurangi bakteri hingga 77% saat digunakan mengeringkan tangan selepas dicuci. Sedangkan perangkat pengering tangan jet justru meningkatkan bakteri di tangan sebesar 42%. Tak pelak hasil ini ditimpali oleh pihak Dyson.

"Metodologi peneliti bias dan menyesatkan.... Pengering tangan Dyson Airblade menggunakan HEPA (high efficiency particulate air) yang menyaring sampai 99,9% bakteri yang ada di udara," tegas perwakilan Dyson.

Nah, dari hasil penelitian di atas dan sanggahan dari pihak produsen mesin pengering tangan, setidaknya kamu tahu bahwa ada dua sisi pendapat dan fakta. Sampai sejauh ini, belum ada kejelasan apakah hasil penelitian tersebut juga berlaku terhadap merek mesin pengering tangan lainnya, termasuk yang masuk ke Indonesia dan kerap kamu gunakan. Sekarang kembali ke kamu, guys, tetap pakai mesin pengering tangan atau tisu aja. Pilih mana hayo?