Brilio.net - Skizofrenia merupakan gangguan mental yang menyebabkan para penderitanya seringkali merasakan paranoid atau berhalusinasi. Gangguan ini bisa diderita oleh orang dari berbagai usia. Sejauh ini belum ada bentuk pengobatan yang benar-benar efektif.

Dikutip dari science alert, sebuah studi dari kelompok psikiatri Medical Research Council (MRC) Pusat Ilmu Klinis di Inggris  menyebutkan, otak seorang penderita skizofrenia ataupun yang berisiko terkena skizofrenia memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi ketimbang tingkat kelainannya. Penemuan ini memberikan jalan untuk pencegahan perkembangan penyakit secara total dengan cara mempelajari sel-sel kekebalan  di otak yang bernama mikroglia.

Ada harapan sembuh bagi pengidap skizofrenia Bisa sembuh. Ada harapan baru bagi penderita skizofrenia.

Oliver Howes mengatakan bahwa skizofrenia adalah kelainan yang berpotensi merusak. Pihaknya membutuhkan metode perawatan baru untuk membantu penderita dan pastinya agar bisa mencegahnya.  

"Ini adalah studi yang menjanjikan karena memperlihatkan bahwa peradangan dapat menyebabkan skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Kita sekarang bertujuan untuk menguji apakah perawatan anti-peradangan dapat mencapai target tersebut. Hal ini bisa mengarah pada pengobatan baru atau bahkan pencegahan gangguan sama sekali," tambahnya.

Ketakutan para peneliti adalah bahwa konsekuensi aktivitas mereka justru dapat memicu perkembangan skizofrenia. Untuk menguji ide ini, mereka menggunakan Positron Emission Tomography (PET) scan untuk membandingkan tingkat aktivitas mikroglial pada partisipan yang dibagi menjadi tiga kelompok. Yaitu kelas positif skizofrenia, kelas berisiko terkena penyakit, dan kelas tidak ada gejala sama sekali.

"Studi ini menyajikan temuan lanjutan bahwa peradangan di otak bisa menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap berbagai gangguan-termasuk Alzheimer, skizofrenia, dan depresi. Dengan pengetahuan baru ini harapan akan perawatan yang mampu mengubah hidup pun hadir," kata Hugh Perry, ketua Dewan Neuroscience dan Kesehatan Mental  di MRC.