Brilio.net - Berawal dari rasa heran dan takjub dengan Kota Gudeg, Novia (25) melihat potensi Jogja dari hasil kerjainannya yang sangat luar biasa. Sebagai mahasiswi di kampus UGM, perempuan asli Temanggung, Jawa Tengah ini selalu meluangkan waktu untuk berjalan-jalan sekadar untuk menikmati kerajinan-kerajinan masyarakat yang sangat unik dan dibanderol dengan harga relatif murah.

"Beberapa tahun di Jogja, saya sempatkan untuk jalan-jalan ke Pasar Beringharjo, Mirota Batik, sekadar ingin melihat kerajinan masyarakat Jogja yang selalu inovatif, berkembang, nggak bikin bosen dengan bentuknya," kata Novia kepada brilio.net, Kamis (7/1).

 Bisnis modal nol rupiah, mahasiswi UGM ini untung Rp 10 juta/bulan

 Bisnis modal nol rupiah, mahasiswi UGM ini untung Rp 10 juta/bulan

 Bisnis modal nol rupiah, mahasiswi UGM ini untung Rp 10 juta/bulan

Merasa terinspirasi, awal 2014 Novia akhirnya tertarik untuk berbisnis di dunia kerajinan. Setelah melihat beberapa kerajinan dengan nilai jual yang lumayan, ia memutuskan untuk berjualan kerajinan Vynil. "Bisa dibilang saya hanya bermodal nol rupiah, dengan memanfaatkan jasa dropship dari pengepul (diawal) dan akhirnya sekarang sudah punya perajin sendiri. Pemasarannya pun saya menggunakan media sosial Instagram hingga saat ini," imbuhnya.

Bisnis yang ia tekuni diberi nama craftserbajogja, baginya nama Jogja merupakan kebanggan tersendiri. Menurutnya, Jogja itu kota budaya, kota kerajinan, Jogja selalu jadi magnet buat wisatawan datang dan mencari barang-barang unik nan cantik.

"Pendapatan stabil, rata rata Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan. Pembelinya dari seluruh Indonesia, tapi mayoritas Jabodetabek dan pernah juga dari Malaysia dan Singapura," tambahnya.

Harga yang dipatok Novia untuk setiap produknya sangat terjangkau. Berkisar Rp 50.000 hingga Rp 150.000, seperti suvenir, toples, kotak jam. Momentum lebaran juga sangat berpengaruh kepada penjualan kerajinan yang Novia geluti, menurutnya bisa terjadi kenaikan pemesanan sampai 100% untuk jenis toples.