Brilio.net - Enam tahun sepi. Tidak ada lagu baru. Tidak ada panggung. Tapi bukan berarti selesai. Bukan berarti bubar. Justru diam itu menyimpan sesuatu. Dan benar saja, Juni 2025 jadi titik balik. Batiga kembali muncul, membawakan single terbaru bertajuk Narasi Sunyi.

Grup sweet pop asal Yogyakarta ini memutuskan untuk memecah hening, bukan dengan teriakan, tapi lewat lagu yang halus namun mengendap. Tanggal 9 Juni 2025, Narasi Sunyi resmi dirilis di berbagai platform digital. Audio visualnya berupa video lirik juga bisa ditonton langsung di YouTube BatigaOfficial.

Dalam rilis yang diterima brilio.net, Senin (9/6) lagu ini ditulis oleh Yunan Patrajuangga dan Faber Hutabarat. Temanya? Tentang legawa. Tentang merelakan orang yang mungkin tak bisa lagi bersama, entah karena waktu, keadaan, atau takdir. Dan siapa “orang itu” pun bebas dimaknai: bisa pasangan, sahabat, bahkan orang tua.

istimewa istimewa

foto: Istimewa

Mungkin bukan hanya lagu yang “sunyi”. Proses kreatifnya juga serba senyap—dikerjakan dari jauh, masing-masing di kotanya. Pandemi bikin para personel terpencar: ada yang di Jakarta, Bekasi, Medan, Jogja. Studio rekaman? Lupakan dulu. Semua dikerjakan dari rumah dengan peralatan seadanya. Sederhana, tapi niatnya penuh.

Konsep awal Narasi Sunyi dimulai dari voice note sederhana berisi chorus yang dikirim Yunan ke Andreas DC. Chorus itu kemudian dikembangkan ke format digital. Andreas juga tidak sendirian; Ayla Adjie, teman satu kos, ikut menyumbang sentuhan perkusi. Dari sana, draft awal dikirim ke Riosa untuk direkam vokalnya, lalu berlanjut ke anggota lain untuk dibedah, dibentuk, dan dipoles.

Prosesnya berlapis dan menyebar. Talcha merekam drum di Yogyakarta, dibantu Cornelius Christyan. Luke memainkan gitar dari Medan dan mengajak adiknya, Aza Ardito, untuk menambah lapisan filler dan synth. Akhirnya semua materi dikumpulkan dan diracik oleh Sasi Kirono di Satrio Piningit Studio.

Tak cuma audio, visualnya pun digarap serius. Artwork ditangani Arga Radikun, sedangkan video lirik dipercayakan ke Wedhar PJ. Narasi Sunyi hadir bukan sekadar lagu, tapi sebagai kolaborasi panjang lintas kota, waktu, dan rasa.

Yang bikin tambah hangat, ini bukan cuma tentang rilis lagu. Tahun 2024 lalu, Batiga genap berusia 13 tahun. Lima orang, masih formasi yang sama sejak 2011: Riosa, Yunan, Talcha, Luke, dan Andreas. Sebuah showcase kecil sempat digelar di Jogja. 14 lagu dimainkan. 12 di antaranya baru.

Mereka bilang rindu. Rindu bikin lagu bareng. Rindu manggung. Dan akhirnya rindu itu diterjemahkan jadi karya. Narasi Sunyi jadi penanda bahwa Batiga belum selesai.

Rencana ke depan? Nggak muluk-muluk. Mereka cuma ingin tetap berkarya. Beberapa lagu baru sedang disiapkan. Bahkan lagu-lagu lama yang belum sempat dirilis digital pun akan segera menyusul. Semangatnya sederhana, seperti dulu saat Batiga baru lahir di 2011: bikin lagu karena suka. Karena ingin. Karena perlu.

Nama Batiga sendiri singkatan dari balada hati galau. Dulunya sering tampil di pensi dan panggung lokal, sampai akhirnya menang Levi’s Band Hunt 2017. Bahkan sempat dikontrak Universal Music Indonesia, lengkap dengan coaching dari Ilman dan Lale Maliq & D’Essentials. Cinta Bertuan, single mereka di 2018, jadi titik naik yang memperkenalkan Batiga ke kancah musik nasional.