Brilio.net - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas hingga menyebabkan komplikasi serius, menjadikannya sebagai "silent killer."
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi. Angka ini menunjukkan prevalensi hipertensi yang sangat tinggi dan semakin menjadi perhatian utama bagi kesehatan masyarakat global.
Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sekamur 34,1 persen orang dewasa di Indonesia mengalami hipertensi. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan mencerminkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran serta melakukan tindakan preventif.
Meskipun hipertensi sering kali dianggap sebagai kondisi yang hanya dipengaruhi oleh faktor genetik atau usia, gaya hidup sehari-hari juga memainkan peran penting dalam risiko mengidap hipertensi. Maka dari itu brilio.net akan mengulas kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak disadari namun dapat meningkatkan risiko hipertensi dari berbagai sumber, Senin (26/8).
5 Kebiasaan sehari-hari yang meningkatkan risiko hipertensi
Banyak dari kamu mungkin merasa bahwa gaya hidup kamu, seperti pola makan atau aktivitas fisik, tidak berhubungan langsung dengan tekanan darah. Padahal, kebiasaan yang sering diabaikan bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya risiko hipertensi, lho. Maka dari itu, kamu wajib menyimak apa saja kebiasaan sehari-hari yang bisa sebabkan hipertensi.
1. Konsumsi garam berlebihan
foto: freepik.com
Garam merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah. Ketika kita mengonsumsi garam dalam jumlah tinggi, tubuh cenderung menahan lebih banyak cairan, yang dapat menyebabkan peningkatan volume darah.
Peningkatan volume ini akan meningkatkan tekanan pada dinding arteri, yang pada akhirnya dapat mengarah pada hipertensi. Penumpukan cairan ini juga membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Hypertension yang berjudul "Dietary Salt Intake and Blood Pressure: A Meta-Analysis" oleh He, Feng J., and MacGregor, Graham A, mengungkapkan bahwa konsumsi garam yang melebihi 5 gram per hari dapat meningkatkan risiko hipertensi secara signifikan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa menurunkan asupan garam dalam diet dapat membantu mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Dengan mengurangi konsumsi garam, kita tidak hanya menjaga tekanan darah tetap normal, tetapi juga mengurangi risiko komplikasi kesehatan yang lebih serius di masa depan.
2. Pola makan tidak sehat
foto: freepik.com
Pola makan yang kaya akan lemak jenuh, gula, dan kalori berpotensi besar dalam menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama hipertensi. Konsumsi berlebihan dari makanan tinggi lemak dan gula dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh, yang tidak hanya meningkatkan berat badan tetapi juga mempengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Obesitas dapat menambah beban kerja jantung, serta merusak fungsi normal pembuluh darah, sehingga berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
Penelitian dalam Journal of the American College of Cardiology berjudul "The Effects of Dietary Fat on Blood Pressure: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials" ditulis oleh Mozaffarian, Dariush, menunjukkan bahwa diet yang tidak seimbang dapat mempengaruhi kesehatan jantung secara signifikan.
Diet yang mengandung banyak lemak jenuh dan gula dapat menyebabkan peradangan dan disfungsi pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko hipertensi. Dengan mengadopsi pola makan yang lebih sehat dan seimbang, kita dapat menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko hipertensi.
3. Kurangnya aktivitas fisik
foto: freepik.com
Aktivitas fisik yang rendah dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh dan masalah metabolisme, yang berujung pada hipertensi. Menurut British Journal of Sports Medicine yang bertajuk "Physical Activity and the Prevention of Hypertension: A Systematic Review and Meta-Analysis" oleh Cornelissen, V.A., and Smart, N.A, menyebutkan bahwa kurangnya olahraga secara teratur dapat meningkatkan risiko hipertensi karena tubuh tidak mampu mengatur tekanan darah secara efektif.
4. Stres berkepanjangan
foto: freepik.com
Stres adalah faktor psikologis yang dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian dalam Psychosomatic Medicine yang berjudul "Psychological Stress and the Risk of Hypertension: A Review" oleh Steptoe, A., and Kivimäki, M, menunjukkan bahwa stres kronis dapat mempengaruhi sistem saraf dan hormonal yang berperan dalam pengaturan tekanan darah, meningkatkan risiko hipertensi.
5. Konsumsi alkohol berlebihan
foto: freepik.com
Konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi. Alkohol dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, konsumsi alkohol yang tinggi dapat menyebabkan penambahan berat badan dan gangguan fungsi hati, yang berkontribusi pada hipertensi. Penelitian menunjukkan bahwa membatasi konsumsi alkohol atau menghindarinya sama sekali dapat membantu menjaga tekanan darah tetap normal dan mencegah hipertensi.
Recommended By Editor
- 9 Pemanis pengganti gula ini ternyata bahaya, erythritol dapat tingkatkan serangan jantung dan stroke
- Kadar trigliserida tinggi bisa sebabkan stroke, kenali penyebab, gejala dan cara mengatasinya
- Tanpa di sadari, 5 makanan ini ternyata berisiko tinggi menyebabkan stroke di usia muda
- Sering diabaikan, ternyata ini 7 kebiasaan sehari-hari yang memicu stroke di usia muda
- Kenali heat stroke kondisi yang dialami Shah Rukh Khan, lengkap dengan penyebab dan cara mengatasinya