Brilio.net - Warga Jakarta harus waspada, kualitas udara pada September ini sangat parah menurut indikator AirVisual. Tercatat pada Senin (9/9) kualitas udara di Jakarta mencapai nilai 135 AQI US pada sore hari. Pekerja kantoran saat jam pulang bakal menjadi yang paling rentan terpapar polusi udara. Asap knalpot, debu pembangunan, dan kemacetan yang bertubi-tubi juga bakal memperparah polusi udara di Ibukota Indonesia.

Dilansir Brilio.net dari Airvisual, Senin (9/9), Jakarta menempati peringkat ketiga terburuk dari seluruh kota di dunia dengan polusi udara terparah. Di deretan peringkat ini, kota Beijing jadi yang pertama dengan nilai 163 AQI US. Realita ini berbeda sekali dengan Sydney. Kota metropolitan di Australia tersebut mempunyai nilai sangat rendah yakni 20 AQI US.

Gejala awal terpapar polusi udara parah akan terasa seperti masuk angin. Sayangnya, seringkali warga Jakarta mengabaikannya. Jika dibiarkan, berbagai penyakit jangka panjang menghantui hari demi hari. Kesehatan akan terancam ketika hidup di wilayah dengan polusi udara yang parah.

Agar terhindar dari berbagai macam penyakit mematikan akibat paparan polusi udara parah, yuk kenali gejala awal atau dampak jangka pendek dari polusi udara. Dirangkum Brilio.net dari berbagai sumber, yuk kita simak ulasan berikut ini.

1. Tenggorokan kering dan gatal.

Sepele mirip masuk angin, ini 5 gejala sakit akibat polusi udara parah berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Asap tak hanya mengiritasi mata tapi juga bisa membuat tenggorokan kering dan gatal. Partikel berbahaya seperti Ozone (O3) menjadi penyebab sakit tenggorokan. Hati-hati, batuk dan bersin bisa jadi gejala awal dari tenggorokan kering dan gatal. Usahakan jangan beraktivitas di luar ruangan ketika polusi udara sedang parah.

2. Iritasi mata.

Sepele mirip masuk angin, ini 5 gejala sakit akibat polusi udara parah berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Partikel kecil di asap dan debu gampang sekali masuk ke mata. Akhirnya, mata jadi iritasi dan merah. Jangan dikucek, cukup beri obat tetes mata dan berkedip hingga debu ikut terbawa air mata. Iritasi mata jadi dampak paling umum ketika terkena paparan polusi udara parah.

3. Sakit kepala.

Sepele mirip masuk angin, ini 5 gejala sakit akibat polusi udara parah berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Asap kendaraan bermotor jadi faktor utama sakit kepala. Sering dialami pekerja kantoran, sakit kepala ini tak bisa dianggap remeh. Waktu kritis seperti saat berangkat dan pulang kerja membuat pekerja terpapar asap knalpot. Sebagai perlindungan, kamu bisa menggunakan masker saat bepergian.

4. Susah bernapas.

Sepele mirip masuk angin, ini 5 gejala sakit akibat polusi udara parah berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Asap dan debu bisa dengan mudah masuk ke sistem pernapasan. Tubuh sebenarnya memiliki sistem pertahanan tersendiri yang bisa menangkalnya. Tapi sebagai akibatnya, kamu akan susah bernapas dan gampang kecapekan.

Hati-hati, partikel-partikel kecil seperti asap dan debu bisa membuat penderita asma kambuh. Masker menjadi benda yang wajib kamu pakai ke mana-mana.

5. Alergi hingga flu.

Sepele mirip masuk angin, ini 5 gejala sakit akibat polusi udara parah berbagai sumber

foto: shutterstock.com

Polutan yang ada di udara bisa membuat alergi semakin parah. Hal ini terlihat dari semakin parahnya gejala asma saat terpapar polusi udara. Hindari daerah-daerah dengan polusi udara terparah seperti kemacetan dan area pembangunan. Jika dibiarkan, tubuh akan menggigil seperti saat sedang flu dan alergi.

Dari hari ke hari, polusi Jakarta diprediksi akan semakin buruk. Jangan putus harapan, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk melindungi diri dari polusi udara. Kamu bisa memulainya dengan memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan. Jangan lupa juga menjaga kualitas udara di dalam rumah atau kantor.

Memakai masker saja ternyata tidak cukup. Kamu butuh persiapan lagi agar tubuh fit dan nggak gampang sakit. Salah satu persiapannya adalah sedia Bear Brand agar badan terjaga kesehatannya dan #BisaBanget menghadapi polusi udara dan cuaca yang semakin buruk. Jangan sampai produktivitas turun karena tubuh lemah setelah terpapar polusi udara Jakarta.