Brilio.net - Trigeminal neuralgi merupakan penyakit yang menyerang wajah. Seseorang yang menderita penyakit tersebut akan merasakan sakit seperti tertusuk jarum, panas terbakar, kesetrum, tersayat-sayat dan berbagai rasa nyeri menyiksa lainnya.

Serangan nyerinya tersebut tak tertahankan hingga penderitanya kadang berteriak, berguling-guling kesakitan, menangis dan hingga berniat mengakhiri hidupnya.

Dokter spesialis bedah saraf, dr Mustaqim Prasetya, SpBS mengatakan penyakit tersebut terjadi karena saraf trigeminus tertekan atau bergesekan dengan pembuluh darah yang ada di dekatnya. Setiap kali pembuluh darah berdenyut, saraf akan tertekan dan inilah pemicu nyeri yang paling hebat.

“Gesekan atau tekanan terus menerus ini lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan lapisan myelin yang berfungsi sebagai ‘mantel’ pelindung saraf. Bila lapisan pelindung ini rusak, maka cetusan arus listrik pun bisa muncul sehingga penderita akan merasakan nyeri nyeri," tutur dokter yang akrab disapa Tyo itu.

Tyo menjelaskan ketika obat tidak membantu atau nyeri masih menetap, maka dokter akan menganjurkan langkah berikutnya untuk menyembuhkan nyeri akibat trigeminal neuralgia dengan metode PRFR atau Percutaneous Radio Frequency Rhizotomy.

PRFR atau istilah lainnya radio frekuensi ablasi dapat menjadi salah satu solusi pada nyeri wajah sebelah trigeminal neuralgia. Teknologi PRFR ini memiliki tingkat keberhasilan yang cukup baik. Dan pada kebanyakan kasus pascatindakan pasien tidak perlu minum obat penghilang nyeri saraf lagi.

"Teknologi radio frekuensi ablasi ini dapat menjadi pilihan bagi penderita nyeri wajah sebelah yang enggan atau takut melakukan tindakan bedah setelah menimbang risiko operasi," tutur Tyo.

Tindakan PRFR atau radio frekuensi ablasi ini salah satu bentuk interventional pain management (IPM) yang dilakukan dengan mengalirkan gelombang panas radio frekuensi ke cabang saraf trigeminal sesuai dengan daerah wajah yang mengalami nyeri.

Pada radio frekuensi ablasi, gelombang panas (thermal) yang dihasilkan arus listrik akan memblokir rasa nyeri agar tidak dialirkan melalui saraf ke otak sehingga penderitanya tidak lagi merasakan nyeri pada wajahnya.

"Gelombang radio frekuensi ini dihasilkan oleh alat khusus dan dihantarkan melalui jarum yang juga didesain secara khusus ke cabang saraf trigeminal yang berada pada dasar tengkorak dengan panduan alat fluoroskopi (X-Ray)," jelas Tyo.

Tyo mengatakan banyak keinggulan PRFR ini bersifat selektif sehingga dokter dapat memilih cabang saraf trigeminal yang mana yang akan ‘dimatikan’ sehingga nyeri pun hilang.

Beberapa keunggulan tersebut seperti tanpa harus melakukan bedah, risiko relatif lebih rendah, prosesnya cepat, biaya terjangkau, dan masih banyak lagi.

“Nyeri wajah sebelah trigeminal neuralgia bisa sembuh dengan PRFR. Teknologi ini dapat dilakukan pada kasus pasien yang tidak memungkinkan dilakukan operasi karena kondisinya tidak memungkinkan secara medis, pernah terapi bedah namun gagal dan pada kasus serangan nyeri akut yang hebat yang perlu penanganan segera,” pungkas Tyo.