Brilio.net - Penyesalan memang selalu datang terlambat. Itu yang dirasakan Euis (19), seorang pramuniaga asal Cirebon, Jawa Barat yang merantau ke Ibukota Jakarta. Sesal itu begitu membekas karena Ia menolak permintaan ibunya yang minta dikirimi uang untuk buka usaha di kampung. Dia beralasan uang yang dia punya akan dipakai membeli Handphone (Hp) baru.

Pengalaman tak mengenakkan itu hanya dibagikannya dengan brilio.net melalui layanan Story Telling bebas pulsa di nomor 0800-1-555-999, Jumat (1/1) karena Ia merasa percuma bercerita dengan teman-temannya.

"Saya kena tipu 400 ribu rupiah, padahal uang itu juga ada yang saya pinjam dari teman saya. Nggak enak hati mau ngomong ke teman saya kalau saya kena tipu penjual Hp itu," buka Euis membuka obrolan.

Uang sebesar 400 ribu itu menurut Euis diminta oleh si penipu sebagai Dana Perdana alias DP untuk membeli ponsel android merk Samsung yang sudah lama ia idam-idamkan. Lho, gimana bisa?

"Awalnya saya heran tiba-tiba saya punya pin Blackberry Messanger (Bbm) penjual Hp online. Saya lihat harga hp yang saya pengin kok harganya lebih murah dipasaran masih 1,9 juta rupiah, di penjual itu cima 1,25 juta rupiah. Lalu saya iseng chat dia. Responnya bagus, cepet dan ramah juga. Saya tanya caranya order katanya transfer dulu nanti barangnya dikirim dari Kupang, Nusa Tenggara Timur," terangnya

Setelah nego panjang, akhirnya Euis yang belum punya cukup uang untuk membeli secara kontan disarankan untuk menghubungi seorang pria yang katanya adalah bos dari penjual HP online tersebut. Namun, setelah dihubungi, pria itu malah berlaku kasar denga sedikit memaksa untuk transfer uang.

"Iya katanya boleh DP dulu 400 ribu rupiah, katanya sisanya nanti setelah barang sampai ke Euis, tapi nadanya kasar sambil memaksa gitu," lanjutnya

Euis pun luluh dan mentrasfer uang yang diminta si penipu. Namun setelah seminggu ditunggu, barang yang dibelinya tidak sampai-sampai. Ia pun menanyakannya kepada penjual online tersebut. Bukan mendapat jawaban yang memuaskan, Euis justru mendapat keterangan yang mengejutkan.

"Katanya saya harus melunasi dulu baru dikirim. Kemarin padahal katanya DP dulu nggak masalah. Saya jengkel kemudian saya minta dibatalkan saja, tapi dia bilang kalau mau membatalkan ordernya harus datang langsung ke kantor di Kupang. Mana jauh dan saya nggak punya uang untuk ke sana," kata Euis dengan suara pelan.

Kini ia sudah mengikhlaskan uang itu. Ia sadar mungkin itulah karma yang diterimanya karena menolak permintaan ibunya yang ingin buka usaha di kampung."Saya menyesal tidak menuruti permintaan ibu saya. Ibu sepertinya juga agak marah dengan saya. Semua ada hikmahnya dan saya juga masih punya nurani untuk tak melaporkan kasus ini," tutupnya

Cerita ini disampaikan oleh Euis melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!