Brilio.net - Sejak beberapa hari lalu, foto tiga kakak adik yang diduga diterlantarkan orangtuanya viral di media sosial. Anak-anak malang tersebut ditemukan terkunci di dalam sebuah kamar sewa di Larkin Perdana, Johor Baru, Malaysia.

Menurut informasi yang dikutip brilio.net dari worldofbuzz, Kamis (10/8), anak-anak yang berusia dua sampai enam tahun tersebut dilaporkan hanya diberi makan nasi kecap dan belum mandi beberapa hari. Laporan menyebutkan bahwa sang ayah seharusnya merawat mereka karena ibunya sedang bekerja.

kakak beradik terlantar © 2017 worldofbuzz.com

Untungnya, nasib malang ketiga anak itu segera diketahui oleh tetangga sebelah yang mendengar suaranya. Departemen Kesejahteraan Johor dan petugas kepolisian kemudian tiba di tempat kejadian. Departemen Kesejahteraan bertindak berdasarkan Undang Undang Anak karena mereka dibiarkan tanpa pengawasan orang dewasa.

"Anak-anak dibiarkan dengan sedikit makanan dan sedikit pakaian," kata petugas kesejahteraan Normawarni Mahat, menambahkan jika orangtua sudah memberikan pernyataan ke departemen tersebut pada Minggu (6/8).

Menurut New Straits Times, orangtua anak tersebut menyatakan telah menitipkan buah hatinya kepada tetangganya. Jadi seharusnya anak-anak tersebut tidak terlantar.

Sementara sang ayah, Amran (33) mengatakan bahwa pada hari kejadian, dia harus menghadiri kursus dua hari di sebuah pabrik di Gelang Patah bersama istrinya dan telah meninggalkan tiga dari empat anaknya dengan tetangga.

"Ketika kami kembali jam 8 malam (3 Agustus), saya menemukan ketiga anak hilang dan diberitahu oleh tetangga bahwa mereka bersama (departemen)," kata ayah anak-anak tersebut.

kakak beradik terlantar © 2017 worldofbuzz.com

"Anak bungsu saya, yang berusia 8 bulan, ditinggalkan dengan pengasuh bayi di Kampung Melayu Majidee. Kami meninggalkan tiga anak (lebih tua), berusia antara 2 dan 6, karena tetangga, yang kami anggap sebagai 'saudara perempuan', secara sukarela merawat mereka," tambah sang ayah.

Amran juga mengklaim bahwa tetangga mereka tahu bahwa dia dan istrinya sedang mengikuti kursus sebelum memulai pekerjaannya sebagai operator pabrik.

"Sebelum berangkat jam 7 pagi, istri saya menyiapkan makanan untuk anak-anak, tapi tidak memandikannya karena masih terlalu dini dan mereka masih tidur saat itu," ungkap sang ayah.

"Kami tidak mengabaikan anak-anak, tapi meninggalkan mereka dengan tetangga karena dia ingin merawat mereka. Selanjutnya, putri sulung kami, yang berusia 6 tahun, mampu menjaga dirinya sendiri dan juga merawat adik-adiknya, seperti saat harus pergi ke toilet," tambahnya.

Sementara itu, istri Amran yang diketahui bernama Siti (21) mengatakan merasa kecewa dengan perbuatan tidak bertanggungjawab tetangganya yang telah memfitnah keluarganya. Ia berharap tetangga yang telah dianggap sebagai saudara itu menerima hukuman setimpal dan anaknya bisa dikembalikan secepat mungkin.

Saat ini, anak-anak tersebut masih bersama dengan Departemen Kesejahteraan sambil menunggu proses penyelidikan. Kepala Polisi Johor Comm Datuk Seri Ahmad Najmuddin menilai kasus itu bisa dijerat berdasarkan Bagian 3 Undang Undang Anak tahun 2016.

"Semalam saya diperbolehkan bertemu dengan anak-anak namun tidak diizinkan untuk membawa pulang karena masih ditangani pihak berwenang. Biar susah macam mana sekalipun, kami tidak sanggup berpisah dengan darah daging kami. Kami makan pun tidak enak, suami pula tidak mampu tidur nyentak ingat anak," ujar Siti.