Brilio.net - Permasalahan menyangkut uang bisa menjadi sesuatu yang sangat sensitif dan menimbulkan perselisihan. Maka dari itu setiap perusahaan pasti mempunyai divisi khusus bernama finance agar tidak mengganggu divisi yang lain dalam perhitungan uang.

Begitu juga dengan komunikasi antar rekan dan kerabat dalam meminjamkan uang, seharusnya uang dapat menjadi sebagai materi pembantu kerabat yang kesulitan. Dan biasanya dalam peminjaman juga ada kesepakatan bagaimana uang tersebut harus dikembalikan dengan waktu yang sudah ditentukan.

Untuk itu si peminjam harus menepati waktu dalam mengembalikan uang yang dipinjam. Dengan cara dicicil atau juga mengembalikan secara penuh nominal uang tersebut, agar tidak terjadi miskomunikasi atau malah terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan bahkan mengancam nyawa.

Sama halnya dengan kasus yang terjadi di Lahad Datu, Sabah, Malaysia baru-baru ini. Dikutip brilio.net dari China Press, Kamis (26/4), seorang pria bernama Fazrin Ibrahim (30) menjadi korban pembunuhan gara-gara uang Rp 1 juta yang ia pinjam melalui seseorang bernama Kajan. Saat kejadian, Ibrahim tidak sendiri, ia bersama adiknya yang berusia 11 tahun bernama Hardisyam Saparuddin yang ia jemput saat pulang sekolah.

high heels serangan  © 2018 brilio.net

high heels serangan  © 2018 brilio.net

Mereka berdua diserang oleh Kajan saat berada di dalam mobil yang mereka tumpangi. Kajan yang memberhentikan mobil di tengah jalan ini tidak dicurigai oleh kedua korban bahwa ia akan melakukan tindakan kriminal. Sesaat mobil berjalan, Kajan menyabet sebuah high heels hingga mengenai leher Saparuddin dan Ibrahim. Saparuddin yang tengah tidur kemudian kaget dan terbangun, sementara Ibrahim kabur keluar mobil dalam serangan tersebut.

high heels serangan  © 2018 brilio.net

Melihat adiknya yang sudah terkapar, Ibrahim kembali ke mobil untuk menyelamatkan tetapi terlambat. Ia juga mendapat serangan dengan sepatu high heels di bagian lehernya hingga mengeluarkan banyak darah.

high heels serangan  © 2018 brilio.net

Nahas, nyawa Ibrahim tak dapat diselamatkan dan Saparuddin masih tertolong dengan kondisi yang cukup kritis. Kedua korban ditinggalkan di sebuah jalan sementara tersangka kabur.

Menurut penyelidikan polisi, korban bernama Ibrahim ini memang mempunyai utang dan berniat akan membayar, tetapi tak disangka ia akan diserang oleh Kajan hingga nyawanya melayang. Kini Kajan masih menjadi buronan polisi setempat.